Chapter 18 - Airport
──────── ☾ ────────
Tubuh yang lebih besar terbangun, dalam kegelapan jam digital bersinar menunjukkan pukul tujuh pagi. Bibirnya melengkung ke atas saat matanya menatap wajah gadis yang dicintainya tertidur lelap dalam pelukannya.
Sebelah tangan Reiga menyingkirkan satu-persatu anak rambut yang menghalangi wajah Ravenna, "cantik." gumannya.
Reiga menarik Ravenna, mendekap tubuh Ravenna lebih dalam ke pelukannya hingga punggung Ravenna sudah menempel di dada bidang nya, tangannya melingkari pinggang Ravenna yang ramping, mendekatkan wajahnya ke lekukan leher gadisnya dengan hidung yang mencium rakus aroma manis dari tubuh Ravenna.
"Em, Rei" karena apa yang Reiga lakukan, Ravenna merasa terusik dan membuka matanya.
"Maaf, lo jadi kebangun."
"Jam berapa sekarang?" tanya Ravenna dengan suara seraknya.
"Tidur lagi, ini baru jam tujuh"
Ravenna menggelengkan kepalanya, “kita harus bersiap-siap ke bandara jemput Papa pagi ini.”
Kemarin sepulang sekolah, Reiga memberitahunya bahwa sekitar jam sebelas pagi papa Reiga akan pulang hari ini setelah melakukan perjalanan bisnis yang panjang.
Ravenna melepaskan pelukan Reiga, duduk menyandarkan tubuhnya ke kepala tempat tidur untuk mengumpulkan nyawanya yang sepenuhnya belum terkumpul, diikuti Reiga yang juga duduk di samping Ravenna. Reiga merapikan surai Ravenna yang berantakan.
"Gue mau pulang dulu buat siap-siap."
"Nggak usah pulang, buat baju nanti biar Rey yang beli, gue mandi dulu di kamar sebelah, lo bersih-bersih disini aja nanti Rey yang antar bajunya." kata Reiga.
Reiga bangkit dari tempat tidurnya untuk pergi ke kamar yang ada di sebelah kamar yang dia tempati saat ini. Ravenna tetap pada posisinya selama kurang lebih 5 menit lalu dia berdiri menuju kamar mandi.
Ravenna keluar dari kamar mandi dengan jubah mandi berwarna putih yang lembut setelah menghabiskan sekitar 30 menit membersihkan dirinya. Kamar tidurnya sudah terlihat rapi, mungkin beberapa maid membersihkan kamar saat Ravenna sedang mandi dan juga ada dua paperbag dari brand ternama di atas tempat tidur.
Mendekati ranjang, tangannya mengambil dan membuka paperbag yang ternyata berisi pakaian yang akan digunakannya pagi ini, isi pakaiannya sangat lengkap. Ravenna menuju ke kamar mandi dengan tangan yang membawa kedua paperbag tadi untuk berganti pakaian disana.
Saat dia keluar dari kamar mandi dengan handuk kecil yang bertengger di kepalanya, ternyata Reiga sudah ada di kamar dengan tubuh yang membelakangi dirinya.
"Reiga." panggil Ravenna.
Reiga berbalik dengan senyuman di bibirnya, dia mendekati Ravenna dan menarik tangannya dengan lembut ke arah kursi sofa yang ada di sudut kamar dekat jendela.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVENNA GALATEA
RomanceSebuah trauma memaksa Ravenna untuk meninggalkan segalanya, termasuk cinta masa kecilnya, Reiga. Namun, tiga tahun berlalu, dan takdir mempertemukan mereka kembali. Momen-momen indah terbangun kembali. Di kota Jakarta yang gemerlap, di antara korid...