14. RUMAH SAKIT DAN CERITANYA.

896 59 7
                                    

-KHAIZURAN-

.

.

.

A

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A

D

E

L

I

O

_______________

"Makasih, karena udah bertahan."

-BLUES EAGLE-

14. RUMAH SAKIT DAN CERITANYA.

Adelio mencari tempat sepi yang bisa ia gunakan untuk berbicara melalui telepon dengan seseorang.

''Halo,''

''Waálaikumsalam," koreksi seseorang dari seberang sana.

''Assalamualaikum." Adelio mengulangi ucapannya. Ia lupa kalau seseorang yang ia telpon adalah orang yang sudah taubat dan lebih paham akan agama.

''Waálaikumsalam,''

''Ainaya-'' ucapan Adelio langsung di potong oleh Alzam. Ya, Adelio saat ini sedang menelpon Alzam. Setelah mendengar cerita Reyhan tadi, entah kenapa rasa cemas pada Ainaya langsung menghantui diri nya.

''Naya baik baik aja,'' sela Alzam.

''Syukurlah, Gue kira...,'' Adelio tidak ingin melanjutkan kalimat nya. Ia segera menepis hal buruk yang sempat terlintas di benaknya.

''Bilang sama temen lo, terima kasih. Kalau allah gak gerakin dia untuk nolongin Naya, Gue gak tau apa yang bakal ENDROS GENG lakuin ke Naya. Mereka pasti udah tau kalau Naya adik gue. Jadi gue minta tolong juga sama lo, sesekali pantau Naya walaupun dari jauh,'' Pinta Alzam.

''Teman gue masih berjuang disana, Zam,'' ungkap Adelio dengan suara sedikit bergetar, dadanya terasa sesak mengatakan itu. Galang yang biasa nya tertawa dan bertingkah ke kanak kanakan di depannya, kini pria itu terbaring lemas berjuang untuk hidupnya.

''Gue tau, ba'da isya gue langsung kesana,'' balas Alzam sebelum memutuskan sambungan telpon dengan Adelio.

(Ba'da isya: sesudah isya)

ADELIO [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang