ADELIO [TAHAP REVISI]

DEVIL?

-KHAIZURAN-

.

.

.

A

D

E

L

I

O

____________

''Bukan bego, gue cuma mau main main sama orang yang udah ngusik gue dengan rencana receh ''

_Adelio Artha Pradipta_

''keluar juga lo'' gumam Adelio di sertai kekehan ringan di balik helm Full face nya ''Bego kok dipelihara'' lanjutnya.

Dengan debu yang sedikit memburamkan mata, cowok berkaos hitam beserta jaket berlambang naga di dadanya itu membuka perlahan helm full face yang ia pakai beriringan dengan tawa lepas nya.

Namun hal itu sama sekali tak membuat seorang Adelio terkejut, dia nampak tenang sambil bersedekap dada tanpa berniat membuka helm nya. Tapi berhubung Adelio Adalah orang yang sangat menghargai orang lain, ia pun ikut membuka helm agar kepala keduanya sama sama tersengat langsung dengan cahaya matahari yang cukup terik.

Cowok dengan wajah datar tak berekspresi itu menyisir rambutnya yang menutupi dahi menggunakan tangan kanan nya. setelah nya ia meludah hingga mengenai motor milik cowok yang ada di hadapan nya saat ini.

''cih, rencana lo terlalu receh buat main main sama gue'' ucap Adelio yang membuat cowok itu mengepalkan kedua tangan nya menahan amarah.

''DEVAN ZIBRANO VILDRAYEN'' Lanjut Adelio menyebutkan nama lengkap cowok tersebut tentu saja membuat sang empu nama tersontak kaget, pasalnya ia tak pernah memberi tau nama lengkapnya kepada Adelio.

Ya, dia adalah Devan Zibrano Vildrayen, salah satu diantara lima mahasiswa yang baru datang ke fakultas unggul jakarta barat melalui pertukaran mahasiswa antar kota. Dia juga pemimpin dari geng motor baru yang beberapa bulan ini tak henti henti nya mencari masalah dengan Blues Eagle siapa lagi kalau bukan RED DEVIL GANG.

Lalu mengapa Adelio terlihat biasa saja ketika cowok itu menampakkan wajahnya? itu karena Adelio sudah mengetahui semua nya.

Tak berselang lama dari arah yang sama ratusan motor sport merah semakin mendekat dan berhenti tepat di hadapan Adelio. semua nya membuka helm dengan serentak namun itu tak merubah raut wajah seorang Adelio-tetap datar dan santai.