21. maaf

1.7K 52 4
                                    

Sejak 5 hari setelah Jonathan marah hingga saat ini, Chloe sama sekali belum bertemu dengan Jonathan. Sebenarnya Chloe sangat ingin meminta maaf kepada Jonathan, namun ego-nya terlalu besar.

Kemarin Yolanda menemui Chloe ke apartemen-nya, dan Yolanda mengatakan kalau memang ini adalah kesalahan Chloe. Chloe hanya memikirkan bagaimana dia meminta maaf jika dia saja masih takut dan enggan untuk menemui Jonathan.

Seperti malam ini, dia hanya berdiam diri di sofa apartemen-nya sambil mengamati ponselnya berharap Jonathan menghubunginya. Namun keinginannya itu tidak segera terjadi.

Terdengar suara ketukan pintu dari luar unit apartemen-nya. Dengan malas-malasan dia membuka pintu itu, sebenarnya dia sudah yakin bahwa itu bukanlah Jonathan. Karena mengingat lagi, Jonathan masih belum juga menghubunginya.

Chloe membuka pintu unit apartemen-nya tanpa melihat terlebih dahulu pada kaca kecil di pintu unit tersebut, dan betapa kagetnya dia ketika yang muncul adalah Jonathan dengan pakaian santainya.

Jonathan masuk kedalam unit apartemen milik Chloe dengan senyuman kecilnya yang ditujukan kepada Chloe. Jujur saja Chloe ingin menangis. Chloe menutup pintu unitnya kemudian menghadap Jonathan yang masih berdiri tegap di belakangnya.

Tanpa ada rasa malu Chloe langsung memeluk Jonathan dengan erat. Dan ya, dia tidak bisa menahan air matanya lagi, dia menangis di dalam pelukan Jonathan. Tidak hanya diam, Jonathan juga membalas pelukan istri cantiknya itu.

"Jo, i miss you. Sorry." ucapnya sesenggukan. Terasa elusan dikepalanya. Jonathan tetap diam.

"Gue bingung, kata Alex d-di dep-" ucapannya terhenti karena perkataan yang di ucapkan Jonathan.

"Cry until you're satisfied. Later, when you're satisfied, then explain" kata Jonathan sedikit melonggarkan pelukannya.

"G-gue mau pelu-k lo dulu." ucap Chloe.

"Iya, di sofa." Jonathan sedikit berjalan seperti kepiting.

"Nggak mau, nanti lo tinggalin gue." Chloe masih menenggelamkan wajahnya di dada Jonathan.

"Enggak." jawabnya Singkat.

Chloe menggelengkan kepalanya, dia tidak mau lepas dari Jonathan. Akhirnya, Jonathan tetap berjalan menuju sofa dengan Chloe yang masih memeluknya erat.

"Kalo gini, gimana duduknya? Lepas dulu Chloe, aku nggak akan tinggalin kamu. Pegang nih tangan aku." Jonathan melepaskan pelukan Chloe darinya dan menyodorkan tangannya untuk diberikan kepada Chloe.

Chloe mengikuti arahan Jonathan untuk memeluk tangannya. 5 menit dia menangis sampai akhirnya dia kembali berbicara sambil tetap sedikit sesenggukan "Alex bilang tiga hari kemaren di depan gedung agensi banyak wartawan yang nungguin gue. Lima hari ini gue izin buat nggak ke agensi dulu. Karena gue bingung mau jelasin ke wartawan gimana." Chloe berkata sambil menatap lekat mata Jonathan.

"Kenapa harus bingung?" Jonathan menghadap ke arah Chloe sepenuhnya.

"Wartawan pasti pingin gue klarifikasi Jo. Sedangkan kita lima hari kemarin lagi nggak baik. Gue bingung. Sorry ya Jo." sambil menggenggam tangan Jonathan, Chloe menjelaskan.

"Then?." tanya Jonathan singkat.

"Gue mau konfirmasi ke media. Lo ada waktu kosong nggak deket-deket ini?" tanya Chloe kapada Jonathan.

"Ada, besok aku kosong dari jam sepuluh pagi. Kalo mau, besok aku samper kamu ke agensi" jawab Jonathan.

"Okay, kalo gitu gue kabarin Alex dulu aja." ucap Chloe.

"Jo, sorry ya. Lo belum jawab gue dari tadi, gue bingung. Gue sesalah itu ya Jo?" kata Chloe lagi. Dia bingung dengan sikap Jonathan. Jika biasanya Jonathan akan mengelus rambutnya atau tangannya dan tidak jarang juga menciumnya, berbeda dengan sekarang. Jonathan hanya mendengarkan ucapannya dan meresponnya dengan jawaban yang singkat.

"You should know that" jawab Jonathan.

"Iya, gue tau. Sorry ya"  Chloe menundukkan kepalanya.

"Iya"

"Gue harus apa supaya lo nggak kaku lagi sama gue?"

"Apanya?"

"Lo belum maafin gue Jo. Gue tau itu."

"Apanya sih?" tanya Jonathan ketus.

"Kan. Maafin gue Jo, beneran deh gue nggak ada apa-apa sama Damian." ucap Chloe sambil menggenggam kedua tangan Jonathan.

"Kamu bilang gitu, tapi kemarin aku lihat Damian ke unit kamu." ya, kemarin Jonathan berniat mengunjungi Chloe, namun dia urungkan karena dia melihat Damian yang berjalan di lorong unit Chloe. Namun tidak jelas, Damian masuk ke unit Chloe atau tidak.

"Enggak Jo. Lo salah liat. Tanya aja ke Yola, kemarin Yola kesini, gue di omelin habis-habisan sama dia. Dia bilang gue salah, dia bilang gue labil dan nggak bisa jaga perasaan. Gue cerita ke Yola, tentang masalah kita."

"Kenapa lo bilang gitu, itu nggak bener. Gue sakit dengernya, gue tau gue salah, tapi jangan ngomong yang nggak bener tentang gue." sebisa mungkin Chloe menahan untuk tidak menangis.

"Gue uda sayang sama lo, Jo. Gue chat lo kaya gitu, lo nggak jawab. Lima hari gue nungguin jawaban lo, gue nangis ke Yola, gue nangis ke Alex. Dan semua bilang gue yang salah, gue harus apa. Gue nggak bilang ke Acha, karena kalo gue bilang ke dia Jelas dia akan marahin lo. Acha itu orang yang nggak mau gue diomelin sama siapapun dan jelas dia akan bela gue meskipun gue salah. Gue nggak mau dia marahin lo, karena disini gue yang salah."

"Dan malah sekarang lo bilang Damian ke unit gue, jelas-jelas itu sama sekali nggak bener." dia sama sekali tidak bertemu dengan Damian selama di apartemennya 5 hari ini.

"Iya-iya, sorry. Uda jangan di terusin." ucap Jonathan sambil mengelus punggung tangan Chloe yang sedari tadi menggenggam tangannya.

"Malah sorry. Uda deh, lo minta apa sekarang?" tanya Chloe mendongak menatap Jonathan yang terlihat sedang menahan amarah.

"Enggak, uda, stop." Jonatham membawa Chloe kedalam pelukannya.

"Jawab, lo min-" ucapannya terpotong karena kalimat yang di ucapkan oleh Jonathan.

"Stop, Chloe." Jonathan sudah mulai menenangkan Chloe dengan mengelus punggungnya dengan sabar dan tidak jarang mencium puncak kepalanya juga.

"Gue capek" terdengar suara helaan nafas dari Chloe. Chloe tidak menangis.

"Iya, makannya stop." Jonathan masih belum berhenti menenangkan Chloe.

"Kerjaan gue nggak ada yang beres. Gue kepikiran lo kemaren. Gue tunda 3 jadwal gue, Alex marah sama gue, dia bilang gue nggak professional, gue nggak konsisten sama jadwal. Terus-" Chloe berusaha melepaskan pelukan Jonathan, namun tidak bisa.

"Aku bilang stop, Chloe." Jonathan semakin mengeratkan pelukannya.

"Lo balik aja deh Jo. Gue mau istirahat. Buat besok, gue nggak jadi ketemu media. Lo aja yang atur jadwal, yang penting jangan besok, lo hubungi Alex aja." dengan kuat dia melepaskan pelukan Jonathan. Meskipun dengan paksaan, dia bisa lepas dari pelukan Jonathan.

Chloe berdiri dan berjalan menuju kamarnya. Namun baru saja melangkahkan kaki, Jonathan menahan pergerakannya dengan memegang erat pergelangan tangan Chloe.

"Nggak. Ayo pulang bareng" Jonathan juga berdiri.

"Enggak. Kita masih nggak baik." jawab Chloe berusaha melepaskan genggaman tangan Jonathan.

"Dirumah ada mama" jawab Jonathan. Finish, Chloe shock dengan jawaban singkat yang dilontarkan suaminya itu.

"Astaga." dia memijat pelipis kepalanya yang terasa pusing. Apa lagi ini?

"Ayo" ajak Jonathan.

"Bentar gue ganti baju dulu." Chloe berjalan memasuki kamarnya untuk berganti pakaian.

Sembari menunggu Chloe, Jonathan memasuki area dapur untuk minum. Tidak sengaja dia menemukan obat, dia yakin itu adalah obat Chloe.


☄️
☄️
☄️
☄️
☄️


SEGITU DULU YA, LANJUT KAMIS DEPAN. JANGAN BOSEN DULU YA. MAAF KALO ADA TYPO. HOPE U LIKE IT BECCIZ🤍🤍🤍

CEO AND THAT MODELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang