1.

28K 756 87
                                    

Dari sudut rak minimarket tempatnya berdiri, Cakra sedari tadi melihat dengan jelas, seorang perempuan tengah mengambil beberapa makanan ringan yang berada di rak depan cewek itu.

Perempuan itu terlihat celingukan kekanan dan kekiri sambil mencoba mengatur ekspresinya agar terlihat biasa saja.

Kepala Cakra lalu perlahan terdongak ke atas untuk melihat sebuah benda yang berada di atas sudut dinding minimarket. CCTV.

Dirinya menarik salah satu sudut bibirnya saat mengetahui jika perempuan itu sedikit lebih pintar dengan memanfaatkan titik buta dari kamera CCTV itu.

Cakra juga melihat ekspresi wajah dari perempuan itu, terlihat seperti perempuan tersebut tidak hanya pernah sekali atau dua kali melakukan hal itu. Namun sudah beberapa kali.

Dengusan perlahan keluar dari bibirnya melihat betapa banyaknya makanan yang perempuan itu ambil.

Ada beberapa yang dimasukkan kedalam kantung, ada juga yang di selipkan ke dalam bajunya. Cakra sedari tadi mengamati dengan santai, bahkan saat perempuan itu membuka sedikit bajunya dan terlihat kulit putih mulus cewek itu, Cakra menatap perut mulus itu dengan seringai dan alis yang terangkat sebelah.

Setelah menyembunyikan semua apa yang ia ambil, terlihat perempuan itu mengakhiri kegiatannya dengan mengambil salah satu permen disana yang terlihat paling murah untuk dibawanya ke konter kasir.

Pupil mata Cakra masih terus mengamati perempuan itu sampai ia sudah berada di depan kasir.

Seringainya bertambah lebar saat melihat begitu mudahnya perempuan itu lolos tanpa dicurigai sedikit pun.

Bahkan Cakra yang berada di sinipun dapat melihat sedikit gelembung yang tercetak dari dalam baju yang cewek itu pakai. Bagaimana bisa seseorang mempekerjakan kasir yang begitu bodoh seperti itu.

Pandangan Cakra pun terputus dari cewek itu saat tubuh nya sudah hilang dari pandangan Cakra.

Menundukkan kepala, terlihat cowok itu terdiam sebentar.

Tangannya lalu mengambil sebuah pulpen dari dalam sakunya.

Digenggamnya pulpen itu erat-erat sambil jempolnya bergerak untuk menekan-nekan tombol atas pulpen itu berkali-kali. Beberapa orang bahkan menoleh ke arah Cakra karena berisiknya suara yang di hasilkan dari pulpen itu.

Dirinya lalu menahan nafasnya sendiri selama beberapa detik.
Mencoba untuk membuat tubuhnya merasa tak nyaman dan mengurungkan niat yang sempat terbesit di dalam otaknya tadi.

Karena saat melihat apa yang dilakukan oleh perempuan tadi, dirinya menjadi tak tahan untuk ikut melakukan hal sama yang dilakukan perempuan tadi.

Cakra benar-benar tak tahan untuk ikut mencuri sesuatu juga. Seperti yang perempuan tadi lakukan.

___

Dengan terburu-buru, Rinjani membuka beberapa snack dan sebungkus mie instan yang dirinya ambil dari sebuah minimarket tadi.

Pertama, diremukannya mie instan itu, lalu ditaburinya bumbu di dalam sana. Dengan gesit tangannya menggengam ujung plastik yang terbuka lalu mulai mengaduk-aduk isi didalam sana.

Sambil terus mengaduk-aduk mie itu, tangan kanan Rinjani dengan lahap mulai menyuapkan roti bungkus yang telah ia buka kemasannya tadi ke dalam mulutnya.

Dikunyahnya roti itu perlahan sambil matanya melamun menatap ke arah depan.

Dalam lamunannya, tiba-tiba saja, ucapan papa nya tadi siang kembali terngiang di telinga Rinjani.

Sebenarnya, dua hari yang lalu, papa Rinjani mendadak menyuruh Rinjani untuk mengunjungi rumah mama nya yang berada diluar kota.

Papa dan mama nya telah bercerai.

Papa Rinjani sampai sekarang masih sendiri, sedangkan mama nya sudah memiliki keluarga baru dan anak dari suami barunya.

Setelah perceraian kedua orang tuanya, awalnya Rinjani bergantian tinggal dirumah mama dan papanya. Namun semenjak mama nya menikah lagi, Rinjani memilih untuk menetap bersama papanya saja, karena dirinya tak ingin berada di tempat asing bersama dengan keluarga baru mama nya.

Waktu berjalan, dan empat tahun drinya hanya tinggal berdua bersama papa nya. Tak pernah sekalipun Rinjani mengunjungi mama nya.

Entah ada angin apa, tiba-tiba saja papa nya menyuruh Rinjani untuk mengunjungi rumah mama nya dan keluarga barunya yang berada di luar kota.

Rinjani menolak, tentu saja.

Dirinya dan mama nya sudah menjadi orang asing sekarang, tiba-tiba saja papa nya menyuruh mereka untuk kembali bertemu.

Berhari-hari papanya mendesak Rinjani untuk segera menemui mamanya, bahkan papanya yang terkenal lembut, tiba-tiba membentak Rinjani karena itu.

Akhirnya, dengan setengah hati, Rinjani menuruti permintaan papanya. Jadilah ia pergi ke kota mamanya menggunakan pesawat yang sudah di pesan kan oleh mamanya.

Namun saat dirinya sampai dirumah mamanya. Bukannya melepas rindu, pertemuan pertama Rinjani dan mamanya setelah 5 tahun malah berakhir buruk.

Rinjani akhirnya kabur dari rumah mama nya dan memutuskan untuk tinggal di penginapan murah sampai papanya kembali menjemput Rinjani di kota ini.

Satu hari, dua hari, tiga hari menunggu. Dirinya tak kunjung mendapat kabar dari papanya. Bahkan Rinjani sudah berkali-kali menelepon ke ponsel papa nya, namun tak kunjung diangkat.

Uangnya sudah habis dan ia lapar. Sudah dari kemarin Rinjani tak makan karena uang terakhirnya ia habiskan untuk membayar penginapan. Alhasil mau tak mau dirinya mencuri makanan di sebuah minimarket.

Jika papa nya juga tak kunjung menjemputnya sampai besok. Rinjaani tak tau lagi bagaimana dirinya akan bisa hidup di sini.

Jika harus jujur, Rinjani sebenarnya sudah beberapa kali mencuri seperti tadi. Makanan, pakaian dan kebutuhan lain. Rinjani kadang tak tega untuk meminta uang kepada papanya. Maka dari itu dirinya mencuri.

Kehidupan dirinya dan papanya sebenarnya sangat jauh dari kata berkecukupan, bahkan untuk makan mereka kadang sehari hanya makan dua kali.
Itupun dengan porsi terbatas karena harus di bagi dua.

Seingat Rinjani, karena alasan ekonomi itulah sebenarnya mamanya menceraikan papanya.

Namun, meskipun kehidupan mereka jauh dari iata berkecukupan. Papa nya selalu merawat dan menjaga Rinjani dengan baik. Tak pernah sekali pun papa nya marah kepada Rinjani, pria paruh baya itu sangat menyayangi Rinjani.

Namun satu pesan dari papa nya siang tadi, membuat Rinjani tiba-tiba mempertanyakan apa yang salah dari dirinya. Kenapa seperti semua orang tak menginginkan dirinya?

Apa karena Rinjani nakal dan suka mencuri?

Mendadak, suara meong-an kucing, membuat Rinjani menghentikan lamunannya.

Dilihatnya di bawah kaki, terdapat seekor anak kucing yang tengah mondar-mandir di atas sepatu Rinjani.

Dilihat dari kurusnya perut sang kucing, sepertinya kucing ini belum makan.

Rinjani celingak-celinguk ke sekitar, melihat dimanakah indukan kucing ini berada.

Namun saat tak menemukan apa-apa, Rinjani kemudian menatap kucing itu dalam diam seraya membuka suaranya.

"aku juga terlantar sama sepertimu"

___

Omg new story babe.
Balik dari hiatus, kaku banget jari mau nulis.

30 Oktober 2023

Stolen Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang