26. Kilas Balik

8K 329 149
                                    

"Fuck!"

"Sial."

Cakra tersentak, rahangnya mengeras, urat-urat di lehernya terlihat. Seseorang menabraknya, dan sesuatu terasa mengalir mengenai badannya.

Sial! benar-benar sial. Makanan itu tumpah mengenai pakainnya.

Dan sekarang pakaiannya kotor! Ulah perempuan di depannya ini!

Cakra dengan cepat menatap tajam ke arah pelaku yang menabrak dirinya. Terlihat siswi itu tengah menatap lantai dibawahnya seperti seoramg idiot, dan nampaknya cewek itu memang idiot. Berlarian di koridor tanpa melihat kanan kiri.

Rinjani, pandangannya otomatis terpaku ke lantai, ke arah kotak makan miliknya yang kini terjatuh dengan isi yang telah berhamburan di atas tanah.

Matanya terpaku dengan mulut menganga menatap makanan malang itu. Ia ingin memungutnya, namun sepertinya sudah terlalu kotor.
Belum sempat Rinjani mendongak melihat siapa yang menabraknya, nafasnya langsung tercekat saat seseorang tiba-tiba saja mencekik lehernya.

Orang itu juga langsung menghimpit tubuh Rinjani ke arah dinding. Membuat badan kecil Rinjani, tenggelam didalam tubuh cowok itu.

Rinjani— jelas kaget luar biasa.

Seseorang mencekiknya. Di pelataran sekolah.

Apakah ia akan mati disini?

Rinjani yang masih belum memahami situasi saat ini dan apa yang cowok di depannya ini lakukan kepadanya, hanya bisa menatap orang itu dengan napas terengah.

Dia menatap Rinjani tajam, kemarahan terlihat jelas di wajahnya.

"Lo buta? Jalan pakai mata tolol."
Tatapan mata yang tajam serta tekanan pada lehernya, membuat Rinjani makin kesulitan bernafas.

Sepertinya—

Sepertinya sebentar lagi asmanya akan kambuh.

Rinjani yang kesulitan berbicara, hanya dapat menatap wajah laki-laki di depannya ini.
Wajahnya memerah, ekspresinya terlihat takut luar biasa.

"Lo bisu juga ternyata?"
Rahang cowok itu terlihat mengeras menatap Rinjani yang hanya diam saja.

"M-maaf."
Dengan susah payah, Rinjani mengeluarkan suaranya yang tersendat akibat asmanya, juga karena lehernya yang masih di cengkram oleh laki-laki didepannya ini.

"Baju gue kotor."
Laki-laki itu mendesis, matanya menatap Rinjani tajam. Ekspresinya telihat bertambah menakutkan setelah mendengar Rinjani mengucapkan kata maaf. 

Pandangan Rinjani otomatis turun kebawah, memeriksa baju pria di hadapannya ini.

Noda kotor yang seharusnya Rinjani perhatikan, malah tak ia indahkan lantaran fokusnya saat ini berada pada name tag yang berada pada baju laki-laki itu.

Rinjani kaget. Jantungnya hampir copot melihat nama itu bertengger di seragam pria ini.

Cakra Perdana.

Murid kelas dua belas, nakal, suka berkelahi, pemarah, pernah masuk penjara.

Sepertinya segala desas-desus buruk semuanya menempel pada cowok itu.

Rinjani tak tahu mana yang lebih gila, rumor bahwa cowok di depannya ini adalah pengoleksi segala hal-hal yang berbau keburukan, atau pihak sekolah yang terkesan diam saja dengan semua tingkah buruk cowok ini, membiarkan murid yang lebih mirip dengan preman ini berkeliaran di sekolahan.

Bahkan ada beberapa orang yang mengatakan cowok ini penjual narkoba!

Tangan Rinjani bergetar di bawah tubuhnya.

Stolen Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang