14.(18+)

20.3K 493 14
                                    

Bocil tolong banget skip ya.

___

Cakra terus menatap Rinjani. Tatapannya kini terlihat santai, tapi entah mengapa Rinjani merasa itu yang terburuk.

Cakra bangkit, kakinya perlahan membawanya mendekati Rinjani.

Dada Rinjani berdegup kencang, seiring dengan Cakra yang makin mendekatinya.

Tiba-tiba saja Cakra sudah berada di depannya, Rinjani mendongak, menatap Cakra yang menjulang di depannya. Tubuhnya tegap, bahunya lebar, aroma mint segar dari mulut Cakra lansung tercium begitu Cakra menundukkan kepalanya dan mensejajarkan wajahnya dengan wajah Rinjani.

Kedua lengannya mengukung Rinjani di kedua sisi.
Rinjani berusaha menelan ludahnya. Otaknya tiba-tiba mengulang kejadian tadi, saat tangannya memegang kejantanan Cakra. Sial, bahkan benda itu masih terasa di tangannya.

Rinjani merasa jari-jari Cakra berada disekitar tubuhnya, menjelajah bagian tubuh Rinjani.

Cakra tersenyum kecil, lebih tepatnya menyeringai kecil, sebelum menjauhkan tangannya dan memperlihatkan benda apa yang ada di tangannya saat ini.
Ponsel Rinjani, yang ia curi dari kantung seragam Rinjani.

Rinjani melebarkan matanya. "Jangan diambil kak, gue cuma punya satu."

Cakra terlihat tak peduli. Ia menunduk. terlihat tengah mengutak-atik ponsel Rinjani. Namun Rinjani bisa melihat ekspresi Cakra berubah setelah pria itu menekan salah satu aplikasi. Alisnya terangkat sebelah, bibirnya berkedut.

Apa yang cakra lihat? Kenapa ekspresinya seperti itu?

"Kenapa kak?" Tanya Rinjani.

Cakra, didepan sana, jarinya meluncur diponsel Rinjani dengan santai. Seolah-olah itu adalah ponsel miliknya.

Kenapa teman saya sering kali mencium bibir saya?

Apakah mencium bibir artinya suka?

Apa artinya mencium bibir teman?

Makna mencium leher.

Tradisi mencium bibir seseorang saat berjumpa.

Cakra melihat itu semua di riwayat pencarian browser Rinjani.

Ia menolehkan kepalanya kesamping, lalu mendengus geli. Rinjani pasti terlalu sopan untuk bertanya langsung kepadanya.

Pandangannya lalu kembali jatuh ke arah Rinjani. Cewek itu terlihat penasaran dengan apa yang Cakra lihat diponsenya. Tangannya tertaut, raut wajahnya cemas.

"Kenapa?" Tanya Rinjani lagi, gusar. Kakinya menjinjit, Kepalanya condong ke ponselnya, sebelum Cakra menoyor kepala itu.

Kenapa Cakra tertawa?

Ada apa diponselnya?

Rinjani jadi mengingat-ngingat hal apa yang Rinjani lakukan di ponsenya.

Apakah itu foto?
Atau pesan?
Atau apa?

Rinjani jadi cemas sendiri.

Cakra akhirnya memberikan ponsel itu pada Rinjani setelah puas melihat isi dalam ponsel itu. Ekspresi geli masih terpampang diwajahnya.

"Gue udah kirim videonya."
Ucap Cakra, menatap Rinjani dengan senyum tipisnya.

"Kalo lo masih ada rasa kasihan sama dia, gue bakal puterin video itu 24jam nonstop."
Perlahan raut wajah Cakra kembali berubah menjadi datar. Ekspresinya terlihat benar-benar serius. Dan Rinjani berani bertaruh jika dia,benar. benar. serius.

Stolen Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang