10.

8.9K 448 10
                                    

Apa yang Rinjani pikirkan.

Rinjani ingat. Saat di sekolah dasar, para guru selalu memberitahu para muridnya untuk selalu berbuat baik kepada manusia, hewan, dan tumbuhan.

Harus berbakti kepada orang tua, tak boleh menyakiti orang lain, tak boleh mencontek, tak boleh mencuri, tak boleh memukul teman.

Rinjani ingat dan Rinjani tanamkan itu dalam benaknya.

Namun seiring waktu dan bertambah usia, dia melihat teman-temannya berbuat buruk, dia juga melihat banyak sekali orang-orang dewasa yang berbuat kejahatan.

Rinjani jadi mulai berpikir, mungkinkah setelah dewasa kau akan melupakan semua itu? Melupakan semua pelajaran sekolah dasar dan hidup sesuai kemauan sendiri?

Rinjani juga mencuri.
Dia juga melupakan itu dan berbuat buruk.

Mengapa?

Mengapa manusia seolah menjadi jahat setelah tumbuh dewasa?

Rinjani menatap datar coretan-coretan penuh hinaan yang ditulis oleh seseorang untuknya di atas mejanya.
Semalam, setelah Rinjani kembali dari rumah Cakra, ponselnya tiba-tiba saja penuh dengan notifikasi pesan whatsapp. Sebuah pesan dari berita lama yang dikirimkan oleh seseorang ke grup whatsapp sekolah nya itu, menggemparkan semua murid yang ada disana.

Rinjani membaca pesan itu.

Rinjani tau hal ini akan terjadi cepat atau lambat, dan dugaan nya benar.

Percobaan pembunuhan murid SMP berinisial J oleh pelaku berinisial R, tak diproses pidana karena pelaku berusia di bawah 12 tahun.

Pelaku inisial R membantah semua tuduhan atas kematian korban J.

Polisi menyatakan, tak ada unsur kesengajaan dari kasus pembunuhan ini.

Tangannya kembali menutup berita itu, ia menurunkan ponselnya sendiri. Banyak yang men-tag dirinya di grup wa itu. Tiba-tiba semua orang tau jika 'R' yang disebutkan disana adalah Rinjani.

Dengan wajah tanpa ekspresi, Rinjani menatap satu persatu murid kelasnya, yang sedari tadi mencuri pandang ke arah dirinya.

Mereka semua menatap Rinjani dengan tatapan menghakimi, merendahkan, dan menyalahkan. Namun seketika pandangan itu berubah saat Rinjani balas menatap mereka.

Mereka membuang tatapannya. Mungkin enggan untuk bertatapan dengan pembunuh.

Rinjani tidak membunuh, tak pernah juga menyakiti makhluk hidup lain. Satu-satunya hal buruk yang dia lakukan adalah mencuri.

Tapi orang-orang selalu menanggilnya pembunuh, orang-orang selalu menuduhnya untuk sesuatu yang tidak ia lakukan, orang-orang selalu berbuat jahat kepadanya.

Dan sampai saat ini, dirinya masih tetap tak mengerti mengapa manusia menjadi jahat setelah tumbuh dewasa.

Rinjani mendongakkan kepalanya, ditatapnya langit-lagit kelas dalam diam, lalu menghembuskan nafasnya panjang. Bayangan masa lalu seseorang tiba-tiba terlintas dikepalanya.

Diusapnya matanya dengan cepat, sebelum mata itu sempat meneteskan buliran air.

Rinjani lalu bangkit dari kursinya. Mengabaikan orang-orang yang menatapnya dengan tatapan penuh dengan keingintahuan.

Tujuannya adalah ke tempat sepi. Ia ingin menyendiri dulu. Ia ingin keluar dari tempat menyesakkan ini. Ia ingin bebas— walaupun hanya sebentar— dari makhluk yang benama manusia.

Ditatapnya seluruh penjuru sekolah dari tempatnya berdiri sekarang. Di ujung rooftop.

Kakinya bergerak dengan ragu, sesuatu dikepalanya terus saja memeriaki Rinjani untuk segera melewati besi pembatas dan lompat dari atas sini.

Stolen Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang