Kayanya untuk cerita ini jangan ditungguin deh (kalo masih ada yang nungguin)😭
soalnya aku update suka-suka😭🙏🏻
__Setelah beberapa hari lalu Rinjani hanya berdiam diri dirumah mamanya, proses pemindahan sekolahnya akhirnya selesai satu minggu yang lalu, mamanya menyuruh Rinjani untuk segera mengikuti kegiatan belajar karena Rinjani saat ini sudah masuk semester dua.
Rinjani menatap tulisan di atas gerbang sekolah barunya.
Sudah satu minggu Rinjani bersekolah disini.
Meskipun dirinya masih belum bisa terlalu akrab dengan murid-murid di kelasnya, namun sejauh ini teman-teman barunya baik kepada dirinya.Langkah kakinya perlahan memasuki gerbang sekolah.
Dilihatnya sekitar masih belum banyak murid yang datang, sepertinya Rinjani datang terlalu pagi hari ini.
Rinjani yang tiba-tiba mendengar suara notif tanda pesan masuk dari ponselnya, merogoh ponsel itu dari saku rok seragamnya.
Belum juga ponsel itu berada di tangannya, tiba-tiba—
"Fuck!"
"Sial."
Rinjani terpaku. Pandangannya langsung tertuju ke lantai, ke arah kotak makan miliknya yang kini terjatuh dengan isi yang telah berhamburan di atas tanah.
Kepalanya ingin mendongak, menatap pelaku yang menabrak dirinya.
Namun nafasnya langsung tercekat saat seseorang itu tiba-tiba saja mencekik lehernya. dan menghimpit tubuhnya ke arah dinding.
Dirinya— jelas kaget luar biasa.
Rinjani yang masih belum memahami situasi saat ini dan apa yang cowok di depannya ini lakukan kepadanya, hanya bisa menatap mata cowok dihadapannya ini dengan napas terengah.
Dia menatap Rinjani tajam, kemarahan terlihat jelas di wajahnya. Namun seketika ekpresi itu berubah menjadi keterkejutan saat matanya menatap wajah Rinjani. Laki-laki itu terdiam sebentar. Ekspresinya seperti baru saja melihat hantu. Dan hantunya adalah Rinjani.
Suara batuk, tiba-tiba keluar dari mulut Rinjani, ia tak tahan. Pria didepannya ini tengah mencekiknya.
Dan pria itu seperti tiba-tiba tersadar saat mendengar suara batuk Rinjani tadi. Kemarahn kembali menguasainya.
"Lo buta? Jalan pakai mata sialan."
Tatapan mata yang tajam serta tekanan pada lehernya, membuat Rinjani makin kesulitan bernafas.Sepertinya—
Sepertinya sebentar lagi asmanya akan kambuh.
Rinjani yang kesulitan berbicara, hanya dapat menatap wajah laki-laki di depannya ini.
Wajahnya memerah, ekspresinya takut."Lo bisu juga ternyata?"
Rahang cowok itu terlihat mengeras menatap Rinjani yang hanya diam saja."M-maaf."
Dengan susah payah, Rinjani mengeluarkan suaranya yang tersendat akibat asmanya, juga karena lehernya yang masih di cengkram oleh laki-laki didepannya ini."Baju gue kotor."
Laki-laki itu mendesis, matanya menatap Rinjani tajam. Ekspresinya bertambah menakutkan saat Rinjani mengucapkan kata maaf.Pandangan Rinjani otomatis turun kebawah, memeriksa baju pria di hadapannya ini.
Noda kotor yang seharusnya Rinjani perhatikan, malah tak ia indahkan lantaran fokusnya saat ini berada pada name tag yang berada pada baju laki-laki itu.
Rinjani kaget. Jantungnya hampir copot melihat nama itu bertengger di seragam pria ini.
Cakra Perdana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stolen Your Heart
Romance"I think I like you. Lets date." Ucap Cakra, santai. Tangannya yang berada di dagu Rinjani menggerakkan wajah Rinjani ke kanan dan ke kiri dengan pelan. Lagi-lagi meneliti fitur wajah Rinjani. "Tapi kak, kita saudara- tiri." Ucap Rinjani. Suaranya t...