02

998 65 0
                                    

Kini mobil yang di tumpangi oleh pria dewasa tadi sudah sampai di sebuah mansion lalu tak lama keluar lah seorang pria itu dengan menarik kopernya memasuki mansion dan sambut langsung oleh beberapa maid yang melihat kedatangannya.

"Apa mereka semua ada di rumah?" tanya pria itu kepada maid yang mengambil alih barang bawaannya.

"Mereka semua sedang berkumpul di ruang keluarga tuan."

Saat memasuki ruang keluarga ia melihat semua saudaranya sedang berkumpul di ruang keluarga, tapi ia sama sekali tidak melihat keberadaan adik kesayangannya itu, sampai sebuah suara mengalihkan perhatiannya.

"Bintang... Kapan sampainya?" tanya seorang pria dewasa lainnya yang terlihat lebih tua darinya.

"Baru aja kak, dimana ayah dan adek?" tanyanya.

"Jangan tanyakan anak itu lagi, dia sudah bukan bagian dari keluarga ini lagi, ayah sudah mengusirnya dari sini." jawab seorang pria dewasa yang tak lain adalah ayahnya yang sedang menurunin anak tangga.

"Ayah... Maksud ayah apa?, dimana adek yah?"

"Jangan bahas anak itu, dia sudah tidak ada di rumah ini lagi!" jawabnya membuat bintang tak percaya bahwa ayahnya telah mengusir sang adik.

Sebelum bintang buka suara lagi ia sudah di perlihatkan sebuah video yang menampilkan adiknya, Ia hanya terdiam tak percaya bahwa adiknya melakukan hal itu.

Tapi di saat dia melihat adanya sebuah kejangalan dalam video tersebut ia langsung berlalu dari sana menuju ke dalam kamarnya guna menghubungi seseorang untuk menyelidiki kebenaran dari video yang dilihatnya juga mencari keberadaan sang adik saat ini yang telah di usir oleh ayahnya.

Hujan yang deras dan angin yang berhembus membuat hawa disekitar semakin dingin sehingga membuat lingga merapatkan jaket yang dikenakan nya.

"Hei, di luar hujan deras masuklah kedalam, udara di luar sangat dingin nanti kamu bisa kedinginan." ucap seorang pria yang mengalihkan perhatian lingga yang sendari tadi menggosok kedua tangannya mencari kehangatan.

Awalnya ia tidak berniat untuk masuk karna awalnya ia hanya menumpang saja untuk berteduh hingga hujannya berhenti.

Tapi pria itu memaksanya untuk tetap masuk kedalam, ia yang merasa tak enak pun akhirnya memutuskan untuk masuk kedalam.

"Ini minumlah agar lebih hangat." ucap pria itu sembari menaruh gelas yang berisi cokelat hangat itu dihadapan nya.

"Maaf tapi saya hanya menumpang sebentar saja sampai hujannya sedikit redah."

"Tak apa, minumlah selagi masih hangat."

Lingga hanya tersenyum kecil sambil berpikir setelah ini ia harus kemana karna ia harus segera mencari sebuah pekerjaan dan juga tempat tinggal.

"Maaf sebelumnya kita belum berkenalan, kenalin nama saya nathanael." ucapnya sembari mengulurkan tangannya kehadapan lingga.

"Saya kalingga, salam kenal juga, terimakasih untuk minumnya serta sudah mengizinkan saya untuk berterduh disini." balasnya sembari menyambut uluran tangan pria itu.

"Sama-sama, kalau boleh tau lingga dari mana, mau kemana?" tanya nata

Karna nata memiliki tingkat kepekaan yang sangat tinggi sehingga ia mengetahui seseorang itu dalam keadaan baik atau kurang baik makanya ketika pertama kali melihat kalingga ia sudah menebaknya terlebih dahulu sebelum nata mencoba memancing lingga untuk bercerita agar setidaknya sedikit mengurangi beban di pikirannya.

"Saya..."

"Maaf sebelumnya apa di sini ada lowongan kerja?, sebenarnya saat ini saya sedang membutuhkan sebuah perkerjaan dan juga...tempat untuk tinggal." lirihnya pelan sembari menundukkan kepalanya.

"Kebetulan saat ini saya sedang membutuhkan tambahan pegawai, mulai besok pagi kamu sudah mulai bisa berkerja disini jika kamu bersedia dan juga untuk tempat tinggal kamu bisa tinggal di atas untuk sementara, masih ada kamar kosong di atas." ucap nata.

"Benarkah?, abang serius terima saya untuk berkerja disini?" tanya lingga yang masih tak percaya jika pria itu dengan mudah menerima dirinya.

"Abang serius, besok kamu sudah bisa mulai berkerja di sini."

"Terimakasih, sudah mau menerima saya di sini."

Sərˈvīv (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang