Lingga menyamankan posisi duduk nya sembari menunggu sang abang nya kembali, sesekali ia mengelus lembut perut nya untuk sedikit mengurangi rasa sakit yang sedang dirasakan.
Samudra yang baru saja kembali dengan membawa sebuah kursi roda langsung di tinggalkan begitu saja di lorong rumah sakit ketika dari kejauhan ia melihat terjadi sesuatu dengan sang adik.
Dengan panik samudra berlari menghampiri adiknya yang saat ini sedang menahan rasa sakit yang tak kunjung hilang, melihat sang adik kesakitan samudra segera membawa nya dengan menggendong nya, lalu ia langsung berlari serta berteriak meminta pertolongan.
Begitu juga dengan langit dan jenggala yang saat ini sedang bersembunyi pun terkejut ketika mendengar suara abangnya yang berteriak, mereka semakin terkejut ketika melihat abangnya yang berlari terburu-buru bersama dengan lingga yang di gendong nya.
Karna tak mau kehilangan jejak langit dan jenggala segera keluar dari persembunyiannya lalu mengikuti mereka yang sudah menjauh dari sana.
Setelah lingga di bawa masuk ke dalam UGD, ia segera menghubungi angkasa untuk memberinya kabar tentang sang adik.
Hingga selang tak berapa lama seorang dokter keluar dari dalam sana. "Keluarga pasien?."
"Saya abangnya dok, bagaimana dengan keadaan adik saya?."
"Adik anda sudah kami tangani dan tidak terjadi hal yang serius dengan nya, hanya saja adik anda kekurangan cairan karna kelelahan serta sedikit stress, untuk saat ini adik anda sedang di infus dan segera di pindahkan ke ruang rawat."
"Kalau begitu kapan adik saya sudah bisa pulang dok?."
"Hari ini juga sudah boleh pulang, tapi tunggu sampai cairan infus nya habis dulu."
"Baik dok, terima kasih."
Angkasa baru saja tiba di rumah sakit ketika lingga sudah di pindahkan ke ruang rawat, ia segera menghubungi samudra untuk mengetahui dimana letak kamar sang adik.
"Samu, bagaimana keadaan adek, apa yang terjadi dengannya?." angkasa langsung menanyakan kondisi sang adek begitu ia melihat samudra yang duduk di depan ruang rawat.
"Abang..., maafin samu lalai menjaga adek, seharusnya samu peka kalau adek sedang kesakitan dan gak seharusnya samu ninggalin adek buat ngambil kursi roda untuk adek." melihat abang tertuanya sudah tiba ia langsung meminta maaf karna telah lalai menjaga sang adik.
"Udah gak apa-apa, terus adek sekarang gimana keadaannya?."
"Adek di dalam bang lagi istirahat, dokter bilang adek hanya kelelahan dan juga sedikit stress terus adek juga sedang di infus, hari ini adek juga sudah bisa pulang tapi nunggu cairan infus nya habis dulu."
Melihat sang adik sedang tertidur dengan langkah pelan angkasa menghampirinya lalu mendudukkan dirinya di kursi yang berada dekat dengan bed pasien dimana sang adik berada diatasnya.
Sedangkan samudra memilih duduk di sofa yang tersedia didalam ruangan dan membiarkan abangnya duduk di sana.
Waktu terus berjalan tanpa sadar kini hari sudah menjelang siang, sepulang dari sekolah narend segera menuju rumah sakit setelah ia mendapatkan kabar jika lingga masuk rumah sakit.
"Siapa kalian, apa yang kalian lakukan di situ, sepertinya kalian sangat mencurigakan?." ucap narend begitu melihat dua orang asing yang berada di depan ruang rawat lingga.
Sementara itu dari dalam angksa dan samudra yang mendengar sedikit keributan di luar pun mereka segera keluar untuk melihat apa yang terjadi di luar ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sərˈvīv (End)
FanfictionKarna perbuatan orang terdekatnya ia harus menanggung beban dalam hidupnya bahkan ia sampai terusir dari rumahnya akibat dari perbuatan orang terdekatnya. ⚠ Warning!!! Ini adalah karya pertama saya dalam genre BxB, jadi jangan salah masuk lapak karn...