11

380 27 1
                                    

"Kak, lingga gimana keadaannya?." sesampainya di rumah sakit narend melihat bintang berada di depan ruang ugd.

"Belum tau rend dokternya belum keluar dari tadi."

"Semoga tidak terjadi sesuatu dengan lingga dan juga janinnya ."

"Kakak sudah menyuruh orang untuk menyelidiki kejadian hari ini dan beruntung juga karna kakak diam-diam menempatkan beberapa orang untuk menjaga lingga."

Tak lama seorang dokter keluar dan memberi tahu keadaan lingga saat ini yang masih belum sadarkan diri.

Kini bintang masih menunggu lingga yang masi menutup kedua matanya, sedangkan narend sedang pergi ke toko tempat lingga berkerja untuk meminta izin.

"Eugh... Dimana ini?."

"Adek akhirnya sadar juga, kamu di rumah sakit dek, maafin kakak telat nolongin kamu dek." ucap bintang yang langsung menghampiri lingga ketika melihat sang adik yang telah sadar.

"Argh... Pergi... Pergi... Tolong lepasin... Tolong... Hiks... Hiks..." rancau lingga yang masih trauma akibat kejadian yang telah dialaminya.

"Hei adek lihat sini, ini kak bintang adek yang tenang ya sekarang adek sudah aman, maafin kakak ya dek karna datang terlambat." melihat sang adik yang berteriak histeris, bintang pun segera memeluknya mencoba untuk menenangkannya.

"Hiks...Hiks...Kak binbin?, ini beneran kakak? Hiks...Adek takut kak, mereka... mereka...nyentuh adek..."

"Sstt... Udah tenang ya ada kak bintang disini, mereka gak akan bisa macam-macam lagi sama kamu."

Bintang terus memeluk lingga sembari memberi ketenangan padanya, hingga bintang merasa tidak ada pergerakan dari lingga, ia pun melepaskan pelukannya dan ternyata lingga telah tertidur.

Tak lama kemudian narend yang sudah kembali, bintang segera menitipkan lingga padanya karna masih ada yang harus ia urus. Saat di perjalanan pulang, bintang mengeratkan tangan nya pada stir mobil saat ia mendapatkan beberapa bukti mengenai adik nya dan juga dalang dari kejadian tadi siang.

"GALAXY... KELUAR KAMU... GALA!!" sesampainya di mansion bintang langsung berteriak mencari galaxy yang ternyata ialah dalang dari semuanya.

"Ada apa bintang kenapa berteriak." tanya sang ayah yang tak sengaja mendengar teriakan bintang.

Bintang langsung memukuli galaxy tanpa ampun ketika ia melihat galaxy yang baru saja turun dari lantai atas.

"Plak... Apa apaan kamu bintang tiba tiba mukulin adik kamu kaya begitu!."

"Ayah tanya sendiri sama anak itu apa yang sudah dia lakukan pada kalingga."

Setelah puas melampiaskan amarahnya, bintang segera berlalu dari sana menuju kamarnya untuk mengambil koper.serta memasukan semua pakaiannya kedalam koper.

"Bintang apa yang kamu lakukan, kamu mau kemana bintang? masalah ini bisa kita bicarakan baik-baik kan, jangan pergi." ujar sang ayah ketika melihat bintang yang menurunin tangga dengan membawa sebuah koper.

"Gak ada yang harus di bicarain lagi, mulai saat ini bintang keluar dari sini, ayah bisa tanyakan sendiri kepada semua anak ayah apa yang sudah mereka lakukan."

"Kamu gak boleh pergi bintang jelasin dulu sama ayah."

Bintang yang sudah tak tahan lagi akhirnya memberitahukan semuanya kepada sang ayah dengan beberapa bukti yang sudah ia kumpulkan, sedangkan semua saudaranya hanya menunduk dalam diam.

"Bintang kecewa sama kalian semua, kalian udah buat lingga gak punya masa depan karna perbuatan kalian. Bintang pergi dari sini, ayah jaga diri baik - baik."

"Tunggu bintang dimana lingga sekarang, biarkan abang bertemu dengannya, abang ingin meminta maaf padanya, waktu itu abang tidak sadar tolong biarin abang bertemu dengan nya." sesal angkasa karna ia tak menyadari telah terpengaruh akibat dari minuman yang tanpa sadar telah di beri obat.

Saat ini angkasa berhasil diam-diam mengikuti bintang walau tadi bintang melarang nya untuk tidak menemui lingga.

Ia terus mengikuti bintang hingga sampai pada sebuah rumah sakit dan melihatnya masuk ke salah satu ruangan.

Angkasa menunggu sampai bintang meninggalkan ruang itu lalu ia pun memasuki ruang itu dan mendapati keberadaan kalingga di dalam sana.

Sərˈvīv (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang