03

886 54 0
                                    

Kini nata mengumpulkan seluruh pegawainya untuk memperkenalkan kalingga, setelah itu ia membawanya ke lantai atas lalu menunjukkan kamar untuknya tinggal sementara waktu.

Lingga pun mulai membersihkan kamarnya setelah nata menunjukkan letak di mana kamar untuknya tinggal sementara serta beristirahat karna hari pun sudah mulai menjelang malam.

Menjelang pagi lingga yang sudah terbangun sejak subuh tadi langsung lalu turun kebawah untuk membersih kan toko dan menata meja serta kursi yang ada di sana, setelah selesai ia melirik jam yang terpasang di dinding sudah menunjukkan pukul 05.30, ia pun segera mandi dan bersiap untuk berangkat sekolah.

Karna tau kalingga masih seorang pelajar, atasannya itu membiarkan nya untuk bersekolah terlebih dahulu lalu berkerja setelah pulang dari sekolah.

"Pagi kak evan, toko udah lingga bersihkan, lingga berangkat sekolah dulu." ucapnya ketika melihat evan yang sedang menuruni anak tangga.

Di sini lingga memang tidak tinggal sendiri, melainkan tinggal berdua dengan evan yang merupakan tangan kanan pemilik toko itu.

"Pagi amat, gak sarapan dulu kamu?, hati-hati di jalan ya."

"Entar aja kak pas disekolah, lingga berangkat dulu ya takut kesiangan."

Kini lingga sudah tiba di sekolahnya, saat memasuki jam istirahat ia memilih untuk tetap di kelas karena merasa kurang enak badan ia mencoba untuk memejamkan matanya sebentar.

Namun rasa mual itu tiba-tiba ia rasakan, ia pun langsung berlari menuju toilet sembari menutup mulutnya dengan satu tangan nya.

"Brak!!..."

"Maaf... maaf... saya sedang terburu-buru." ucapnya yang tak sengaja menabrak seseorang saat ia berlari.

"Hei gak punya mata lu ya?, lihat seragam gua jadi kotor!."

"Maaf kak saya sedang terburu-buru." ucap lingga yang masih menutup mulut nya menahan rasa mual.

Lingga terkejut saat tau jika orang yang  di tabraknya ternyata adalah kakaknya sendiri yang sedang berada di koridor sekolah bersama dengan kedua temannya.

"Heh...mau lari kemana lu, lu harus tanggung jawab udah bikin seragam gua sampai kotor gini!" ucap kakaknya sembari menarik tangannya.

Kini lingga di tarik hingga belakang sekolah, lalu membalasnya dengan menyiramkan air kotor yang di lihat oleh kakaknya sewaktu menariknya ke halaman belakang sekolah.

Setelah puas membalasnya, mereka langsung meninggalkan kalingga begitu saja. Kalingga hanya bisa pasrah dengan perbuatan kakaknya.

Ia yang kini sudah tak tahan dengan rasa mualnya sedari tadi berakhir dengan memuntah kan seluruh isi perut nya walau hanya air saja yang sedari dia muntahkan.

Tak lama kemudian kegelapan pun menghampirinya hingga tanpa sadar ia berakhir pingsan. Namun sebelum luruh ketanah ada seseorang yang menangkapnya lalu menggendong ke uks.

"Dia tidak apa-apa hanya kelelahan aja, tapi nanti setelah dia sadar, minta dia ke rumah sakit untuk cek lebih lanjut, karna saat saya memeriksanya tadi ada sedikit kejanggalan, cobalah di bawa ke rumah sakit untuk hasil lebih jelasnya." ucap seorang dokter yang kebetulan sedang piket di uks sekolah.

"Terimakasih dok." ucap orang itu yang langsung pergi keluar dan tak lama ia kembali lagi dengan membawa sebotol air serta sebungkus roti.

Melihat lingga yang masih memejamkan matanya itu terus menunggunya.

"Ugh... Ini dimana?" tanya lingga sembari menekan kepala nya yang masih berasa pusing.

"Kamu ada di uks sekolah, tadi kamu sempet pingsan." ucap orang itu

"Nih minum dulu airnya terus di makan rotinya, kamu belum makan kan?"

"Makasih kak." ucap lingga yang tiba-tiba menutup mulut menahan agar tidak muntah.

Narendra yang paham langsung memberikan plastik bekas belanjaan tadi ke lingga. Karna tak tahan lagi-lagi lingga memuntahkan kembali isi perut nya.

"Entar balik sekolah ikut kakak ke rumah sakit ya, sekarang kamu istirahat dulu di sini sampe bel pulang sekolah." tegas Narend yang melihat keadaan lingga sangat pucat.

Sərˈvīv (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang