06

579 31 0
                                    

Bintang berpamitan dengan narend setelah ia melihat keadaan adiknya, tak lupa juga ia menitipkan sang adik kepada narend dan juga memberikan nomor ponselnya agar sewaktu-waktu bisa dihubungi jika terjadi sesuatu dengan adiknya.

Sehabis menjenguk kalingga, bintang langsung kembali pulang karena ia masih harus mencari bukti-bukti mengenai video yang di lihatnya.

Kini lingga terbangun karna ia merasa kan kehadiran orang yang sangat di rindukannya, namun itu semua tidaklah nyata karna saat ini orang itu sedang mengejar impiannya di negeri orang.

"Aku sangat merindukanmu kak, tapi apakah kakak mau menerima adek dengan keaadan adek yang seperti ini?." batin lingga dalam hatinya sembari memandang langit dari jendela ruang rawatnya tanpa di sadari air matanya telah mengalir perlahan.

Ketika masuk ke dalam, narend mendapati kalingga yang kini sedang memandangi jendela di ruang rawatnya, kehadiran narend pun sama sekali tidak mengalihkan pandangan lingga dari jendela.

"Gimana masih mual atau pusing?." tanya narend dengan sekantong plastik yang di bawanya.

"Udah mendingan kak." jawab nya yang seketika tersadar dari lamunannya.

"Maaf ya kakak kelamaan keluarnya, soal tadi kakak sempet ketemu orang dulu."

"Gak apa kak, lingga yang seharusnya minta maaf karna ngerepotin kakak."

"Kamu belom makan kan, kebetulan kakak bawain bubur tadi ada yang jual bubur dekat daerah sini." ucap narend

"Terimakasih kak." Lingga yang memang sudah kelaparan langsung memakan buburnya dengan perlahan namun baru beberapa suap rasa mual itu datang kembali.

Narend yang melihat lingga akan muntah langsung mengambil kan plastik khusus yang sebelumnya sudah di sediakan dan lingga pun akhirnya memuntahkan semua makanan yang baru saja mengisi perutnya.

"Udah?, apa masih mual?." tanya narend sembari menyerahkan sebotol air minum

"Udah kak." jawab lingga sembari meminum air yang telah di berikan oleh narend

"Bubur nya masih mau?." tanya narend yang melihat buburnya hanya berkurang sedikit.

"Simpan aja buat entar lagi kak." ucap lingga.

Kini beralih ke kediamannya bintang terlihat tujuh orang sedang menikmati makan sore dengan dihiasi candaan dan tawa tanpa memikirkan keaadan lingga yang terusir dari sana.

"Bintang sudah selesai, duluan ya." ucap bintang yang sudah akan berlalu meninggalkan mereka semua yang masih berada di ruang makan.

Semenjak bintang mengetahui adiknya terusir dari rumah ia lebih banyak berdiam diri di dalam kamarnya sembari sibuk mencari bukti kejanggalan dari video yang dilihatnya serta mengobrol dengan mereka hanya sekedarnya aja.

Siang nanti kalingga sudah diperbolehkan pulang setelah beberapa hari bermalam dirumah sakit, narend yang mendapat kabar dari rumah sakit jika kalingga sudah di perbolehkan pulang pun langsung melesat ke rumah sakit setelah bubar sekolah dan tak lupa memberi kabar ke bintang.

Sesampainya di rumah sakit narend pergi menemui dokter yang menangani kalingga terlebih dahulu untuk menanyakan kondisi terbaru kalingga saat ini.

"Sorry lama tadi kakak bertemu dengan dokternya dulu." ucap narend sembari mendorong sebuah kursi roda.

"Gak apa kak, kakak ngapain bawa kursi roda?."

"Buat antar kamu ke lobby soal jaraknya agak jauh dan juga dokter bilang kalau kamu tidak boleh sampai kecapaian."

Sebelum meninggalkan ruang rawat, narend memeriksa kembali barang bawaan yang akan di bawa pulang.

Kalingga sempat kesal dengan narend yang membawanya menemui dokter kandungan terlebih dahulu tanpa sepengetahuan lingga.

Namun saat pemeriksaan USG lingga melihat adanya dua janin di dalam tubuhnya membuat lingga melupakan rasa kesalnya itu.

Setelah pemeriksaan selesai, sang dokter menuliskan beberapa resep obat beserta vitamin untuk memperkuat janinnya.

Dan dokter juga menyarankan lingga untuk tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat dulu dan harus lebih banyak beristirahat karna kehamilan pada pria lebih rentan dibandingkan kehamilan pada wanita pada umum nya.

Sərˈvīv (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang