16

309 13 0
                                    

Perlahan lingga mulai membiasakan dirinya dengan keberadaan samudra di sekitar nya semenjak pertemuan tak terduga mereka di apartemen beberapa hari lalu.

Semenjak saat itu lingga mulai mencoba untuk berdamai dengan luka di masa lalunya karna ia tau tak akan menutup kemungkinan jika suatu hari nanti saudaranya yang lain juga pasti akan menemukannya. Dan untuk trauma nya pun lingga sendiri juga masih harus rutin melakukan terapi ke psikiater yang menangani nya.

Seperti hari ini lingga yang ada jadwal rutin untuk kunjungan ke psikiater nya, pagi ini ia sudah terlihat rapih dengan pakaiannya yang sedikit kebesaran untuk menyamankan dan menyamarkan perutnya yang sudah terlihat membesar.

"Adek hari ini kunjungannya di temenin sama abang samu dulu ya, soal hari ini abang ada pekerjaan yang gak bisa di tinggal, lagi pula kak narend juga hari ini ada ujian kelulusan, jadi gak ada yang nemenin adek, gak apa kan kalau adek kali ini di temenin sama abang samu?." tanya angkasa yang sebenarnya ingin sekali menemaninya tapi ia harus mengalah karna ada perkerjaan yang memang tidak bisa ia tinggalkan apa lagi harus di oper ke orang lain.

"Adek gak apa bang, tapi apa bang samu mau nemenin adek?, kalau gak adek pergi sendiri aja gak apa kok lagian rumah sakitnya gak begitu jauh, nanti adek bisa pesan taksi atau naik angkutan umum."

"Sebelumnya abang juga udah kasih tau bang samu kalau hari ini kamu ada jadwal rutin ke rumah sakit dan sekarang bang samu lagi di perjalanan menuju ke sini jadi adek tunggu sampai bang samu datang ya."

"Adek gak boleh pergi sendiri karna kak bintang udah peringatin abang, nanti yang ada kak bintang bisa marah kalau sampe tau adek pergi sendirian karna gak ada yang nemenin."

"Udah, adek tungguin bang samu aja ya, kemungkinan sebentar lagi bang samu sampai, abang siap-siap dulu ya, nanti kita berangkat bareng."

Di lain tempat samudra yang masih tidur pun kini terbangun karna ponselnya yang terus menerus bergetar, ia yang merasa terganggu pun terbangun dari tidurnya lalu segera memeriksa ponselnya.

Tadinya ia akan memarahi orang yang menganggu waktu liburannya, tapi begitu melihat beberapa miscall dan pesan dari abang tertuanya ia pun langsung bangun dan segera mandi lalu bersiap untuk berangkat.

"Tumben bang pagi gini udah rapi, mau kemana bang?." tanya langit yang kebetulan berpapasan di lantai atas saat samudra akan turun kebawah.

"Nanyanya nanti aja ya langit, abang lagi buru-buru nih, abang pergi dulu ya." ucap samudra yang langsung berlari kecil menuruni anak tangga.

Melihat abang keduanya yang sedang terburu-buru pun juga mengundang pertanyaan dari jenggala yang sedang berada di ruang keluarga "Bukannya bang samu hari ini libur ya? tumben bener udah rapih, emang mau kemana pagi-pagi begini bang?."

"Iya abang lagi ada urusan, nanti aja nanyanya, abang lagi buru-buru soal udah di tungguin adek, abang jalan dulu ya." Saut samudra yang sembari membalas pesan masuk di ponselnya yang tanpa sadar ia memberitahukan kemana ia akan pergi.

Tak lama kepergian samudra, jenggala pun juga langsung pergi mengikuti kemana abang keduanya itu pergi karna ia merasa curiga dengan abangnya itu apalagi saat tadi abangnya tanpa sadar menyebut kata adek yang membuat ia semakin merasa jika abangnya itu merahasiakan sesuatu.

Selamat sore...

Ada yang nungguin Sərˈvīv up???

Makasih buat kalian yang masih nungguin cerita ini

Maaf jika Sərˈvīv kedepannya akan lama up nya karna bab kemarin itu bab terakhir dari draft yang aku punya dan sekarang sedang dalam proses penulisan Jadi harap bersabar ya karna aku juga sibuk berkerja jadi maaf jika kelamaan up nya

Selamat membaca semoga bab ini mengobati rasa kangen kalian dengan kalingga dan yang lain nya.

Sərˈvīv (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang