Seketika masuk, Jennie menemukan ranjang rawat Jisoo yang kosong. Baru mau melakukan gerakan lebih, Jennie melihat Jisoo keluar dari kamar mandi. Jisoo sudah mengganti pakaian rumah sakitnya. Jennie juga tidak lagi menemukan selang infus di punggung tangan Jisoo.
Jennie mendekati Jisoo untuk jawaban. Jisoo tersenyum melihat kebingungan yang terpampang di wajah Jennie.
"Aku mau keluar sebentar."
Jennie menyipitkan mata curiga. Terakhir kali Jisoo bilang keluar sebentar dia berakhir dua minggu tidur di rumah sakit.
"Eomma tidak akan mengizinkan."
"Aku bersama Suho. Kalau kau mau ikut tidak apa-apa asal tahan jadi obat nyamuk."
Jennie melipat tangan di depan dada. "Aku tidak bisa ditipu dua kali. Lehermu saja masih ditambal. Tidak mungkin kekasihmu mengajak jalan-jalan. Asal Unnie tau, Suho oppa saja pergi bersama Appa dan Eomma. Aku akan ikut. Kuajak Rosé kalau perlu."
"Oke. Di depan masih ada orang?"
Jennie berbangga diri. Tebakannya pasti benar. Jisoo lagi-lagi berbohong. Kalau hanya ingin kencan, tidak mungkin bertanya di luar masih ada ayah dan ibu mereka atau tidak.
"Appa dan Eomma sedang belanja lalu akan berkemas karena kita akan pulang besok."
"Bagus. Kita pergi bertiga. Kau suka jalan-jalan random tanpa tujuan?" Jisoo hanya sedang berusaha, agar Jennie tidak ikut tanpa curiga Jisoo kembali berkilah lidah.
"Suka tidak suka aku akan tetap ikut."
"Kupikir Rosé juga sibuk di sini."
"Tidak. Rosé memang sedang ada urusan di Praha, tapi sudah selesai. Aku yang mengajaknya bertemu di apartemen kita dua minggu lalu."
"Dia masih di sini?"
"Unnie tidak ingin aku dan Rosé ikut."
"Oke, ayo pergi."
Mereka menuju pintu keluar rumah sakit. Dalam perjalanan itu, Jennie menatap Jisoo dari samping. Jisoo yang dulu hanya ingin menjadi pelukis, kini berubah selalu menghadapi kematian setiap hari.
Kau tidak mempertimbangkan kemungkinan lainnya, Jisoo? Lisa memang adikmu, tapi Lee Soohyuk menganggapmu sebagai penghalang.
"Sebagai seorang kakak aku harus mengambil kembali adikku. Sebagai tentara, aku harus menghentikan Lee Soohyuk."
"Unnie tidak ingin melukis lagi?"
Jisoo menautkan lengan mereka, sembari berjalan dengan sedikit bersandar pada Jennie.
"Apa itu masih cocok untukku?"
"Lalu, Bagaimana sekarang? Apa Unnie sudah merasa lebih baik?"
"Aku merasa sangat baik, hanya sedang sedikit khawatir."
Jisoo sedikit cemberut ketika Jennie mencium terlalu dalam pipinya, sampai terasa sedikit sakit. Itu juga membuat hati Jisoo sedikit tercerahkan.
"Aku semakin sayang setiap kali Unnie jujur padaku tentang perasaan Unnie. Tetaplah begitu." Jennie mengakhiri dengan kalimat peringatan bernada tegas.
"Kalau begitu, jangan ikut, ya. Aku berjanji kali ini tidak akan terluka. Aku tidak akan bisa memaafkan diriku kalau kau sampai ikut terseret karena aku. Sudah seharusnya keluarga tidak terlibat dalam hal ini."
"Kalimatmu semakin membuatku khawatir. Aku tidak akan dekat-dekat nanti. Izinkan aku ikut, ya. Kalau tidak pun, aku akan membuntutimu. Aku akan mengajak Appa, Eomma, Suho oppa, Rosé--"
YOU ARE READING
Incomplete: Part 3. J-key and Lilac
FanfictionPertemuan kami bukan puncaknya, perpisahan di antara kamilah akhirnya. Tekad Jisoo untuk menemukan adiknya yang berponi tidak sia-sia. Tidak pernah sekali pun terbayangkan dalam daya perkiraan Jisoo, dia akan menghadapi Lisa yang telah berseberangan...