Jaehyun mengejar timing. Kehadiran para pembajak itu menarik banyak polisi. Dan kepergian mereka yang tiba-tiba hanya akan membawa kerugian bagi Jaehyun dan timnya.
Para polisi yang dari awal mengawal Soohyuk akan bisa kembali bergerak bebas. Kemudian yang di luar akan segera masuk tanpa halangan. Mereka akan menganggap Léviosa sebagai dalang pembajakan rumah sakit itu.
Jaehyun dan 20 orang anggotanya bisa saja menang jika bisa dengan tepat waktu menggunakan trik yang sama. Melanjutkan penyanderaan semua orang di sana.
Mempererat cengkraman pada lengan Rosé, langkah Jaehyun berbelok masuk ke ruang UGD. Menemukan setengah dari anggotanya memenuhi ruangan menodongkan ancaman melalui senjata mereka.
Namun, lebih banyak suara langkah terdengar di luar ruangan itu.
"Tempat ini sudah dikepung! Menyerahlah!
_____________________
Dalam kesadaran sangat minim, Jisoo menyadari posisinya kini. Merasakan tangannya menggantung, bahkan setengah tubuhnya, mungkin di pundak Lisa.
Dalam kesadaran yang masih hilang timbul, Jisoo mencoba mengangkat wajah. Pandangannya yang dikelilingi keburaman menemukan ibu dan adiknya ikut menaiki tangga. Wajah mereka memancarkan kesedihan senantiasa menatap padanya.
Tidak ada waktu lagi. Jika dia diam saja sekarang, maka dia tidak akan bisa apa-apa sampai semua ini selesai di tangan Lisa.
Langkah mereka berhenti di lantai tiga. Lisa berbalik pada dua anak buahnya serta Jennie dan Taeyeon.
"Han Jennie ...." Senyumnya merekah. "Gantungan itu untukmu."
Dalam kekacauan penuh pemberontakan dan teriakan Taeyeon, pelan-pelan dengan nafas hampir sepenuhnya tertahan, Jisoo menggerakkan tangannya masuk ke dalam saku jaket Lisa.
Jisoo menelan lenguhan merasakan tubuhnya dilempar.
Sebuah dorongan membuat Taeyeon tersungkur di samping kepala Jisoo. Mereka membuat ikatan pada kedua kakinya.
Lisa berjongkok, mengencangkan tali tambang di leher Jennie. Wajahnya tak menunjukkan beragam emosi, hanya tajam dan dingin.
Jennie menerima seluruh nasib yang disiapkan untuknya. Dia tiada henti menatap Lisa yang menurutnya berusaha menyembunyikan rasa lemahnya. Lisa merapatkan tali itu berkali-kali.
"Apa yang kau tunggu?"
Lisa menatap penuh wajah Jennie.
"Kau menunggu Jisoo unnie menyelamatkan kami?" Jennie berujar lirih. "Kau ingin mati di tangannya?"
Lisa mendengus tersenyum tipis. "Saat tali ini menarik lehermu dan tubuhmu menggantung, kau akan kejang-kejang dan lidahmu menjulur keluar. Itu akan sangat menyiksa ibumu. Karena aku cukup berperasaan ...." Lisa berdiri menerima sarung hitam dari bawahannya. "Akan kututupi wajahmu." Memasangkan penutup itu pada kepala Jennie.
Lisa menerima uluran koper kotak berwarna silver dari salah satu bawahannya. "Akan kutangani semua dari sini. Kalian berjaga di luar. Sepertinya mereka sudah mengetahui posisi kita."
Lisa berbalik pada sebuah meja besar dipenuhi layar komputer berjajar rapi, yang setiap layarnya menampilkan berbagai data, peta digital, dan grafik analitik kompleks.
"Jisoo-ya, bertahanlah. Kau harus bertahan. Eomma di sini."
"Jennie-ya ...." Taeyeon dalam posisi terduduk dengan kaki terikat dan tangan terbelenggu di belakang, berusaha keras menyeret tubuhnya sampai pada Jennie.
YOU ARE READING
Incomplete: Part 3. J-key and Lilac
FanfictionPertemuan kami bukan puncaknya, perpisahan di antara kamilah akhirnya. Tekad Jisoo untuk menemukan adiknya yang berponi tidak sia-sia. Tidak pernah sekali pun terbayangkan dalam daya perkiraan Jisoo, dia akan menghadapi Lisa yang telah berseberangan...