Ketika melewati pintu keluar kasino, Jisoo melihat sebuah mobil berhenti tepat di pelataran depan pintu. Ketika kaca pintu bagian depannya semakin turun, Jisoo menemukan Lisa di dalamnya.
Lisa masih menatapnya penuh rasa sayang. Meminta kakaknya agar masuk ke dalam mobil.
Begitu Jisoo masuk, Lisa melajukan mobil itu dalam kecepatan mendekati maksimal yang bisa dia kendalikan.
Lisa tidak turut merasakan kekhawatiran yang Jisoo rasakan. Selain karena Lisa sangat memahami cara berpikir Soohyuk, Lisa juga tidak punya ikatan apa-apa dengan Jennie kecuali kebencian.
Mata Jisoo tidak berhenti menatap pada layar tablet dari Soohyuk. Kenapa Jennie masih saja di sana? Padahal sudah jelas dari tadi Jennie tidak menemukannya, seharusnya dia pergi.
Jisoo hanya perlu sampai di sana sebelum sepuluh menit tadi berakhir. Ada banyak orang lain di sana.
"Kita tidak akan bisa sampai tepat waktu, meski bisa, pasti perlu waktu untuk menonaktifkan bomnya."
Jisoo tidak mempermasalahkan suara Lisa yang terasa datar, Jisoo hanya merasa tidak mengenali nada dinginnya. Lisa yang dulu ingin menjadi jurnalis selalu penuh simpati dan perasaannya yang bekerja lebih utama.
"Vero, butuh waktu berapa lama kita sampai ke Jennie?"
Orang itu benar. Ini sudah rute terdekat menggunakan kendaraan.
"Lisa, hentikan mobilnya."
Bibir Lisa memang bungkam, tetapi mobil itu melaju lebih cepat.
"Lisa." Jisoo otomatis memandang adiknya. "Ini tentang nyawa banyak orang. Kau sendiri yang bilang kita tidak akan bisa sampai tepat waktu. Aku bisa menemukan rute lebih cepat dengan berlari."
"Tepat sekali, ini tentang nyawa banyak orang."
Jisoo tidak bisa menebak yang Lisa pikir atau rasakan ketika Lisa hanya menjawab dengan ekspresi rata begitu kemudian tidak ada reaksi lanjutan. Lisa hanya kukuh menyetir dengan kecepatan tinggi.
Jisoo meremas layar lebar di tangannya. Lisa tidak akan menghentikan mobil ini dengan cara apa pun Jisoo meminta. Jisoo tidak mungkin membiarkan kepanikan dan amarah menyebabkan lidahnya lebih membakar kebencian Lisa.
"Kau harus berhenti, Lisa."
Lisa menghentikan mobil dengan emosi, terwujud pada kesengajaannya menginjak ketat rem mobilnya.
Jisoo tidak punya waktu untuk mempermasalahkan itu. Sekarang yang penting mobilnya sudah berhenti dan mungkin Jisoo bisa sampai di rumah sakit lebih cepat.
"Apa Unnie tidak percaya padaku?"
"Kita akan bicara lagi, pasti."
Ketika Jisoo membuka pintu mobil dan pergi, itu berarti ketidakpercayaan bagi Lisa. Artinya Jisoo menilai Lisa sebagai orang yang benar-benar jahat. Jisoo sama sekali tidak percaya kalau Lisa pun tidak mungkin membiarkan bom itu meledak.
Jisoo membuang tablet pemberian Soohyuk, berlari mengikuti arahan Veronica. Terlalu berpaku pada tablet itu hanya akan membuatnya semakin tidak tenang dan memperburuk kepanikan.
"Berapa lama lagi kita sampai?"
Sedikit lagi. Kita akan sampai ke pintu samping yang mengarah langsung ke taman. Namun, kau sedang tidak dalam mode siap untuk menjinakkan bom. Kau tidak membawa apa pun.
"Aku pasti bisa. Selama ini aku tidak pernah gagal. Apalagi sekarang ada adikku di sana."
Jisoo melewati gerbang kecil yang Vero maksud. Dia sudah sampai di taman.
YOU ARE READING
Incomplete: Part 3. J-key and Lilac
FanfictionPertemuan kami bukan puncaknya, perpisahan di antara kamilah akhirnya. Tekad Jisoo untuk menemukan adiknya yang berponi tidak sia-sia. Tidak pernah sekali pun terbayangkan dalam daya perkiraan Jisoo, dia akan menghadapi Lisa yang telah berseberangan...