11. The First Movement

249 38 4
                                    

"Aku tidak percaya Han Jisoo bisa dipilih dalam tim ini."

"Yeah, kudengar dia memang ahli menjinakkan peledak. Memangnya dia bisa apa lagi? Dia putri angkat Presiden. Ini pasti juga akan diliput di televisi. Setidaknya dia harus menyumbangkan medali untuk semakin menaikkan nama ayah dan ibu angkatnya. Setidaknya dia harus bisa balas budi dengan itu. Kudengar dia juga dekat dengan Kapten Suho. Kurasa dia memang ahlinya menjerat orang-orang berpengaruh."

Jisoo membalas genggaman erat dari Suho. Hal seperti itu tidak akan melukainya. Jisoo tahu yang sebenarnya. Mereka tidak tahu apa-apa tentang hidup atau keluarganya. Meski tidak seharusnya diwajarkan, Jisoo akan berusaha memaklumi. Lagi pula Jisoo yang sangat tahu, bahwa salah satu tujuannya dan yang paling utama kali ini adalah membawa adiknya pulang.

Rapat dimulai. Jisoo ingin lihat, apakah atasan mereka tetap akan main kucing-kucingan perihal wajah Lee Soohyuk.

"Ledakan pertama pasti terjadi di Goseung."

Jisoo berdiri tegap. Kemudian sedikit membungkuk sebagai izin menginterupsi.

"Meminta izin bertanya, bagaimana Anda dapat sangat yakin, Kolonel? Kenapa Lee Soohyuk harus memilih Goseung?" Jisoo sudah tahu wajah Lee Soohyuk, sekarang ingin tahu kisahnya.

Mereka semua perlu tahu wajah dan sejarah Lee Soohyuk. Jisoo ingin tahu apa yang begitu menahan Sung Chaewon untuk membuka semua itu.

"Kami tidak seharusnya membuang waktu untuk mencari tau seperti apa wajahnya. Lee Soohyuk pernah menjadi bagian dari kita."

Suho menatap Jisoo saksama. Baru pertama kali Suho mendengar itu dari Jisoo.

"Dendam yang Anda katakan, bahwa Lee Soohyuk ingin membalas dendam karena kegagalan terorisme yang pernah dia lakukan dulu, itu sedikit bertolak belakang dengan fakta bahwa dia juga pernah setia pada negaranya. Baiklah, anggap saja itu benar bahwa kali ini dia ingin melakukan percobaan terorisme kedua, namun kenapa seseorang yang pernah begitu setia pada negaranya, bisa berubah ingin menghancurkannya, bahkan dua kali?"

"Kelihatannya Letnan Satu sudah menyimpulkan sendiri jawabannya, kenapa tidak mengatakannya secara lengkap?"

"Saya hanya merasa informasi yang kami terima terlalu minim. Ketika database kita pasti memiliki identitas Lee Soohyuk, kenapa kami tidak mendapat informasi tersebut? Kami tidak pernah diberitahu mengapa Lee Soohyuk melakukan terorisme pertama kalau memang demikian adanya. Terkesan seperti Anda sengaja menutupi sesuatu dari kami."

"Karena benar, Lee Soohyuk pernah menjadi bagian dari kita. Dia sangat tau bagaimana departemen ini berjalan dan di mana kelemahannya. Kami tidak memiliki data apa pun tentangnya. Kita berada di tingkatan tertinggi pertahanan dan keamanan negara, ketika kami mengakui bahwa Lee Soohyuk adalah mantan tentara kita yang berkhianat, dipastikan kita akan kehilangan kepercayaan dari masyarakat."

"Itu mengharuskan Anda memutarbalikkan fakta bahkan kepada kami? Pasti juga ada alasan kenapa dia berkhianat. Mungkin departemen kita pernah melakukan sesuatu yang dianggap tidak adil oleh Lee Soohyuk." Jisoo dapat merasakan tatapan Suho mencoba menghentikannya dari terlalu memojokkan. Namun, Jisoo merasa pertanyaan dan pernyataannya sudah berada di jalur yang benar.

"Baiklah. Silakan duduk dulu, Letnan Satu. Aku senang akhirnya kau menggunakan isi kepalamu daripada mengutamakan emosi. Kau pernah bertemu dengannya?"

"Anda mengirimku ke Praha, aku bertemu dengannya di sana."

Sung Chaewon mengangguk. "Dulu Lee Soohyuk memang tentara kita. Dia salah satu yang terbaik dari yang terbaik. Dalam satu kasus penyanderaan oleh teroris, dia berhasil menyelamatkan semua sandera. Namun, itu tidak berhenti di sana. Para teroris itu bersumpah akan membalas atas apa yang terjadi hari itu. Itu segera terwujud. Lee Soohyuk dan istrinya diculik. Para teroris itu meminta tebusan untuk mereka, tapi kami tidak akan pernah berdiskusi dengan teroris. Kami mengira dia sudah tewas sejak hari itu."

Incomplete: Part 3. J-key and LilacWhere stories live. Discover now