"Semua sudah selesai?!" Di ruang bawah tanah gedung yang sudah berhiaskan garis polisi, Tae-soo meneriakkan itu di sana.
"Mereka siap, Master."
Tae-soo melihat label nama yang menempel pada jas pria itu. "Jelaskan kemajuannya, Kim Jaejun-ssi."
"Mereka memiliki akses ke seluruh kamera pengawas."
Wajah Tae-soo kembali memanas. Matanya menusuk meminta lebih. "Aku membawakan 12 narapidana itu hanya untuk ini?" Suaranya lemah, tapi cukup untuk meyakinkan Jaejun bahwa ada ancaman di balik suara besar itu.
"Lalu, pembaruan perdana yang kukembangkan sendiri, chip itu memang memungkinkan mereka mempelajari hal baru dengan cepat. Selama datanya tersedia, mereka bisa mempelajari cara menggunakan senjata apa pun dan menjadi penembak jitu yang mustahil meleset, kali ini tanpa memerlukan pelatihan reflek. Kita hampir sampai pada tahap mengendalikan mereka sepenuhnya, saya hanya butuh formula Tuan Taehyun."
"Lalu apa yang kau tunggu? Temukan formulanya!"
"Saya kira Tuan Sung Chaewon sedang melakukannya."
"Kirim saja beberapa hasil eksperimen itu untuk menemukan Jisoo. Sisanya akan ke rumah sakit dan mengakhiri permainan kekanak-kanakan Lee Soohyuk. Ini akan menjadi uji coba yang sempurna. Kita bisa melihat langsung hasilnya."
"Namun, saya dengar Lee Soohyuk terkena serangan jantung."
"Oh, apa negara ini dipenuhi orang-orang bodoh? Lakukan sesuai perintahku. Jisoo masih menggunakan chipnya, pasti mudah bagimu melacak keberadaannya."
"Sebenarnya ... aku sudah tidak memiliki akses ke server chip milik Jisoo. Tuan Taehyun ayahnya, jadi dia memisahkan server milik Jisoo, memelihara, dan mengelola server itu secara pribadi. Ketika Tuan Taehyun tiada, maka tinggal menunggu waktu untuk chip yang Jisoo gunakan pelan-pelan kehilangan fungsi optimalnya. Tetapi kita bisa menggunakan kamera pengawas dan beberapa narapidana itu untuk menemukannya lebih cepat."
_______________________
Jennie mengingatnya dengan baik. "K-kau polisi itu?"
"Taeyeon-ssi, sudah waktunya bertemu putrimu."
"Blokir semua jalur keluar masuk!"
Mereka bertiga mencari arah suara itu berasal. Bahkan Jaehyun tidak merencanakan menutup semua jalur atau menetap di sini.
Jaehyun memegang bahu Taeyeon.
Saat itu salah satu rekan Jaehyun menghampiri.
"Tuan Jaehyun, ada tamu tidak diundang. Kurasa mereka berencana membajak rumah sakit ini."
"Peringatkan yang lain. Amankan Tuan Soohyuk." Jaehyun mengembalikan tatapan pada Taeyeon dan Jennie. "Di mana Dokter Park? Kudengar dia bekerja di sini."
"Kau mengenal Rosé?"
"Tidak ada waktu. Kalian harus keluar dari sini." Jaehyun menggiring mereka menuju pintu belakang.
Kepanikan Jaehyun tertuju pada dia bisa kehilangan kesempatan mengirimkan Taeyeon dan Jennie bahkan Rosé pada Lisa. Sementara Taeyeon dan Jennie memahami itu sebagai usaha penyelamatan Jaehyun atas mereka dari orang-orang yang mungkin memang ingin menyandera semua orang di rumah sakit.
"Bagaimana dengan Rosé? Kita harus mengajaknya."
"Teruskan ke pintu belakang. Kalian akan bertemu seseorang. Ikut masuk ke mobil mereka. Dokter Park akan menyusul."
"Terima kasih, Tuan. Berhati-hatilah."
Jaehyun berlari ke arah berlawanan untuk Rosé. Dia mengambil HT dari saku dadanya. "Pintu Belakang, target menuju perangkap, tapi kurang satu. Tidak perlu menunggu yang satu jika lebih dari 15 menit."
YOU ARE READING
Incomplete: Part 3. J-key and Lilac
أدب الهواةPertemuan kami bukan puncaknya, perpisahan di antara kamilah akhirnya. Tekad Jisoo untuk menemukan adiknya yang berponi tidak sia-sia. Tidak pernah sekali pun terbayangkan dalam daya perkiraan Jisoo, dia akan menghadapi Lisa yang telah berseberangan...