Setibanya di perpustakaan, Nesha sedang mendudukan dirinya di salah satu bangku dekat jendela. Lantaran Arwin tidak kunjung datang, Nesha mengatasi kebosanannya dengan membaca buku cerita rakyat yang ia pilih random di rak tadi. Sambil membaca, ia mencoba melawan pikirannya sendiri untuk tidak mengingat kejadian saat bersama Ranza tadi. Benar-benar tidak ingin memikirkannya.Dari ambang pintu, seorang pemuda baru saja menarik tipis senyumannya menatap gadis berambut pendek yang sedang duduk di dekat jendela sambil membaca buku. Dia Agha, ia lantas melangkahkan kakinya masuk mendekati Nesha.
"Hai, Nesha." sapa Agha ramah.
Bukannya membalas, Nesha hanya melirik sekilas Agha dan kembali pada bukunya. Merasa tak diacuhkan, Agha membuang napas beratnya sebelum akhirnya ia mendudukan diri di sebelah Nesha.
"Lo lagi tengkar sama Ranza, ya?" Agha membuka suara. Hanya saja Nesha mencoba tidak terusik dan tetap fokus pada bukunya.
Agha yang sadar jika dirinya dicuekkan pun menolehkan kepalanya ke segala arah, kornea mata yang bergerak ke sana kemari menjelaskan bahwa ia sedang mencari topik pembicaraan lain untuk dibahas. Ia hanya ingin mengobrol dengan gadis di sampingnya.
"Nesha." panggil Agha, yang dipanggil masih bergeming. "kalo lo udah putus sama Ranza bilang, ya." celetuknya tiba-tiba.
"Kenapa putus?" tanya Nesha heran.
"Iya. Gue mau ngajak lo balikan lagi."
"HAH!!" pekik Nesha.
Suara lengkingan tadi langsung mendapat gubrisan dari murid lainnya yang juga sedang ada diperpustakaan. Nesha menanggapinya dengan cengiran kuda sebelum akhirnya kembali menatap Agha dengan mata melotot.
"Lanjutin aja cinta monyet kita. Kayanya kalo kita pacaran lagi seru deh." imbuh Agha.
"Gak mau, moh." tolak Nesha mentah-mentah.
Membayangkan masa lalunya sendiri (saat menduduki sekolah dasar) dimana dulu keduanya saling berbalas surat hingga menyatakan perasaannya. Sungguh naif sekali asmara anak kecil hingga Nesha sendiri merinding mengingatnya.
"Lagian kita putusnya kenapa sih? Sumpah gue gak inget." tanya Agha.
"SD lo tuh suka ejekin SD gue. Kita musuhan, terus putus."
"Siapa yang minta putus?"
"Udahlah, Gha. Kita dulu cuma anak-anak alay yang penasaran. Gak usah ingetin gue lagi. Kita temanan biasa aja." Nesha memperingatkan.
Tentu Agha dibuat mendesah kecewa dengan balasan gadis yang masih disukainya sejak delapan tahun yang lalu. Ketika hubungannya hancur karena dua kubu yang bermusuhan hingga membuatnya terpaksa harus berpisah karena hasutan teman.
"Ucapan lo ingetin sama prinsip yang selama ini gue pegang." celetuk Agha.
Merasa pembicaraannya menarik, Nesha lantas menutup bukunya dan mengarahkan pandangannya pada Agha.
"Lo tau gak kenapa gue bukan gay, dan gak bakal mau jadi salah satunya?" tanya Agha.
Bagi Nesha, pertanyaan itu lucu. Bahkan ia sampai terkekeh pelan mendengarnya.
"Kenapa?" tanya Nesha, meski masih terdengar tawaan pelan dari mulutnya.
"Karena cowok itu kalo udah dapetin pasangannya, dia masih suka lirik yang lain. Bahkan kadang sampe lupa kalo udah punya pacar. Suka terusik kalo diganggu, apalagi kalo lagi main game, nongkrong bareng temen. Bahkan nih, seorang suami bisa mencintai wanita lain, atau bahasa kasarnya selingkuh dari istrinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1.] My Brave Girl ✔
Teen FictionResiana Neshara, seorang gadis tomboy biang onar terpaksa harus dipindahkan sekolahnya karena kesalahan dan masalah yang selalu ia perbuat. Saat berada di sekolah barunya, ia bertemu Alfian Naranza, seorang lelaki kutu buku yang pendiam dan cupu. Ne...