Qian Kun

54 3 0
                                    

Happy reading!

•••

"Kenapa kesini?" Ia heran dengan manusia satu ini, bagaimana bisa tau keberadaannya.

"Ya kan aku cuma jengukin kau, masa gak boleh?" Tanyanya balik. Bulan berdecak kesal mendengar jawaban Arjuna, selalu begitu.

"Darimana kamu tau aku disini?" Gerutunya sambil meminum teh buatan neneknya Arjuna yang berasal dari China itu. Katanya sih kalau orang minum teh asli dari China semua penyakit bisa sembuh. Arjuna hanya membawanya untuk Bulan, tidak percaya dengan mitos itu.

"Dari Haikal," polosnya. Demi apapun! Tolong Bulan saat ini.

"Lo bisa nggak sih nggak polos? Lama-lama gue masukin lo ke karung," ketusnya kesal. Nah kan! Kalo Bulan udah kesel sama Arjuna, bakalan keluar tuh logat lo-gue nya. Sebenarnya Bulan bisa sih ngomong gaul, tapi males aja. Nanti di kira kegaulan banget.

"Eh? Kau ngomong apa barusan? Lo-gue? Udah gaul nih ceritanya?" Tanyanya polos dan mendapat jitakan oleh Bulan.

"Lo tolol atau gimana sih? Mau gue tempeleng pala lo biar inget kapan gue bisa ngomong kek gini?" Teriaknya marah. Oke, sepertinya Arjuna mengerti situasi ini.

"Eh kemarin pas aku jalan-jalan sore ada pembukaan toko es krim baru di sekitar kawasan sungai yang sering kita kunjungi pas masih kecil se-kecil cabai rawit. Kau mau kesana? Kudengar ada diskon bagi pelanggan pertama yang mencobanya," tawarnya. Karena Arjuna tau kalau Bulan suka sekali es krim, kecuali rasa stroberi aja.

"Katamu kemarin kan? Berarti sudah ada pelanggan pertamanya lah!"

"Belum! Belum ada kok! Soalnya kemarin baru aja dikeluarin spanduknya doang!"

"Yaudah, KESANA YUKKK!" Teriaknya histeris karena kesenangan, sampai lupa kalo ia masih sakit. Bahkan sampai mengguncang Arjuna yang sedang mengemasi barang-barang milik Bulan.

Dong Wook masuk ke kamar Bulan karena pemeriksaan kondisi Bulan.
"Eh? Mau kemana?" Tanyanya.

Bulan menoleh lalu tersenyum lebar.
"Mau beli es krim!" Jawabnya sumringah, sampai berloncat-loncat kecil saking senangnya.

"Tau kan kalau lagi sakit tidak boleh apa?" Peringat Dong Wook. Ia paling anti kalau pasiennya mengkonsumsi sesuatu tidak terbatasi saat sedang sakit. Karna dia tau kalo manusia makan tuh gak bisa berhenti!

"Tau... tapi cekaliiiii aja, boyeh yah? Boyeh lah doktel ganteng yang baik hati, yang udah lawat aku dicini," mohonnya dengan suara lucu. Karna kelemahan Dong Wook hanya pada anak-anak.

"Kan kau sudah dewasa," bisik Arjuna.

"Ah, diem lah! Nanti gak jadi gue makan es krim terenak!" Sewotnya pelan.

"Baiklah... sekali saja ya," ujarnya pelan. Banyak sekali tingkah Bulan saat ini. Bulan yang mendengar itu pun menjadi kegirangan. Bahkan saat keluar dari rumah sakit itu, ia lompat-lompat berteriak tak jelas seperti orang gila. Arjuna yang mendengarnya pun geleng-geleng kepala, ada-ada saja tingkah sahabatnya itu.

Trik Arjuna cukup mempan bukan?

"Waaahhh dekorasinya cantik banget! Gue betah kalo nongkrong disini!" Pekiknya histeris saat sampai di tujuan. Jangan lupa bawa kopernya~ hahaha

DON'T LEAVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang