Nightmare

48 2 0
                                    

Happy reading!

•••


"Jangan bercanda dokter!!!" Teriaknya tak terima. Bahkan matanya sudah memerah membendung air mata yang kapan saja bisa keluar. Ia hampir saja meninju wajah mulus Kim Bum kalau tak di tahan oleh suster yang berjaga disitu.

"Jangan melakukan tindak kekerasan nak! Ini rumah sakit, bukan rumahmu!"

Napas Haikal memburu, ia menatap Kim Bum nyalang.
"Lo jangan berani bohongin gue ya! Lo nanti gue mutilasi!" Teriaknya kesal. Kim Bum menghela napas lelah, memegang bahu Haikal dan menatapnya serius.

"Kalau kamu tidak percaya ya silahkan saja pada orangnya sendiri. Kalau misalnya saya yang berbohong, kamu boleh memecat saya sebagai dokter spesialis penyakit dalam disini," ujarnya tanpa ragu sebelum pergi diikuti dengan suster tadi. Mereka ingin memeriksa kondisi Bulan lebih lanjut. Walaupun Dong Wook masih di dalam UGD, tapi ia hanya seorang dokter spesialis anak.

Haikal terdiam sejenak sebelum meninju dinding yang tidak bersalah di sampingnya. Ia marah besar sekaligus tak terima dengan kenyataan ini.

Bulan sakit

Bulan sakit

Bulan sakit

"Aaarrrrggghhhhh keluar dari kepalaku!!" Emosinya sambil memukuli kepalanya sendiri. Arjuna yang kebetulan menyusul Haikal langsung menghentikan aksi sahabatnya itu.

"Stop!!! Jangan kayak gini Kal, please. Ingat Bulan yang ada di dalam sana!" Arjuna mendekap Haikal, namun Haikal malah memberontak.

"JUSTRU ITU GUE BENCI DIA DI DALAM SANA!!! TOLONG KELUARIN NAPA?! GUE GAK MAU DIA PERGI DULUAN TAU!!!" Perlahan tangisannya pecah saat itu juga.

"Ke---kenapa dengan Bulan?" Tanya Arjuna ragu. Ia memang tak memahami perkataan Kim Bum tadi.

"Bulan sakit Juna... Bulan sakit," lirihnya lalu menangis se-deras derasnya sambil meneriaki nama Bulan agar cepat keluar dari ruangan maut itu. Arjuna terdiam membatu, kenyataan apa lagi ini? Berarti Kim Bum tidak bercanda? Arjuna mulai menangis sesegukan sambil memapah Haikal yang sudah capek berjalan menuju UGD.

"Itu gak bercanda kan?" Tanyanya tak percaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu gak bercanda kan?" Tanyanya tak percaya. Dia sudah banyak menangis hari ini, mungkin tak terhitung berapa banyak air mata yang keluar. Hyunjin berdecak kesal, kekanakkan sekali sifatnya. Biasanya mah bergaya sok keren dan pura-pura gak peduli.

"Iya, kekanakkan sekali. Biasanya kayak gak ada terjadi apa-apa," cibir Guanlin kesal sambil mengunyah kwetiau goreng lagi. Ini anak satu memang tidak bisa terpisahkan dari kwetiau.

"Oke kalo gitu!" Sewotnya kesal sebelum merubah mukanya menjadi datar lagi. Felix yang melihatnya jadi bergidik ngeri, apakah itu benar Jevano?

"Ya... gak usah se-datar itu juga kali," jawab Guanlin terbata-bata. Ia hampir saja mengumpat karna Mark memberinya laba-laba. Hei! Guanlin geli dengan laba-laba!

DON'T LEAVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang