Lee Mark

22 1 0
                                    

Happy reading!

•••

"Lepaskan saya! Saya tidak ingin seperti ini!"

"Diam saja! Berisik sekali!" Pria itu langsung mencambuk yang sedari tadi sangat berisik meminta untuk membebaskannya, tidak tahu apa kalau menjaganya itu sangat menyebalkan? Sejak tadi tidak ingin diam.

"Aduh, kamu banyak sekali bicara nak. Lebih baik kamu diam saja, nak.." kekehnya pelan membuat Jevano ingin merobek mulutnya itu, dasar wanita sombong! Apakah tak lihat bagaimana kondisinya saat ini?!

"Tutup mulutmu, wanita tua sialan!"

"Berani sekali kau berkata begitu pada kakakku!" Seseorang menjambak rambutnya dengan kuat lalu membogem mukanya karena terpancing emosi. Sementara wanita tadi hanya tertawa pelan. "Kamu sangatlah lucu, nak."

"Kakak, kita bunuh saja anak sialan ini agar cucumu kembali dengan selamat, kak.." gerutu adiknya kesal, namun wanita itu hanya menggeleng pelan. "Aku ingin sedikit bermain dengannya."

CTAAARR

CTTAAAARRR

CTAAARRRR

"SIALAN!" Umpatnya tak tertahan saat cambukan itu kembali mengenai tubuhnya, memang sakit namun tak mungkin kan ia harus menangis saat ini? Itu akan membuatnya sangat malu.

"Menangislah, aku tau kau kesakitan!" Kekehnya pelan terkesan mengejek lalu adiknya yang lain mulai memelintir tangannya atau menjambak rambutnya setelah Luna mencambuki Jevano. Ia sangat tertekan karena kesakitan saat ini, namun tak mampu untuk melawan.

DOORRR

DOORRRRR

"NYONYA! SEGERA LARIKAN DIRI!" Teriak salah satu penjaga disana saat sekelompok teroris datang dan mulai menembaki apapun yang ada disana membuat Luna, Jake, dan Melisa harus pergi meninggalkan Jevano yang berusaha melepas rantai itu walau hasilnya nihil karena sekelompok teroris sudah berdiri didepannya.

"Apa kau yang bernama Jevano?" Tanya salah seorang anggota yang memiliki bekas luka di wajahnya yang terlihat sangat mengerikan, mungkin ketua dari para teroris itu? Jevano hanya mengangguk dengan ragu membuat sekelompok teroris itu memecahkan rantai yang mengikat tubuh Jevano dengan mudahnya membuat Jevano terheran, kenapa malah membebaskannya?

"Kami ditugaskan untuk menyelamatkanmu karena keadaan saat ini sangatlah genting. Saudara kamu diancam harus memilih dirinya sendiri ataukah Ayah kalian berdua namun keadaan malah terbalik dan Ayah kalian lah yang terluka, sekarang memerlukan pendonor untuk ginjalnya yang semakin rusak akibat luka tembakan tersebut," Jevano yang mendengarnya tersulut emosi, ia mengepalkan tangannya lalu berterimakasih pada mereka semua sebelum pergi menyusul dimana mereka berada, tak peduli dengan cuaca malam ini dan tentu saja dengan lukanya.

"Tugas sudah kami selesaikan, Tuan. Sedang dalam perjalanan."

"Good job. Aku akan menunggunya," terdengar seperti kesal karena waktu bermain game nya diganggu...?

?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DON'T LEAVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang