Disease

60 5 2
                                    

Happy Reading!

•••

Damn!

DAMN IT!

YOU DAMN!

Ingin rasanya kita mengamuk pada dunia yang penuh tipu-tipu ini saat mendengar orang yang kita sayang pergi ke pangkuan Tuhan? Mungkin sebagian orang begitu, dan sebagian orang tidak begitu.

Jevano meminum banyak bersama antek-anteknya dirumahnya sendiri. Hyunjin bingung kok tumbenan ketuanya minum-minum, mana banyak lagi.

"Woy, lo udah minum 5 botol anjir, kok tahan banget. Nanti lo mabuk pas nyetir di jalan!" Peringat Felix menghentikan Jevano yang hendak meminum botol ke 6 nya. Jevano tak mempedulikannya, ia tertawa terbahak-bahak sampai terbatuk-batuk.

"Si sialan itu mau mati cokkk, gue senang banget! Tapi gue sedih pas dengar kalo gue gak bakal dapat warisan sepeser pun. Aaaarrrggghhh gue muak!!" Teriaknya kesal lalu memecahkan botolnya.

"Kok bisa?" Tanya Guanlin polos.

"Gue harus dapatin ide buat bunuh tuh si sialan, gak apa gak dapat warisan hahahahahaha." Tawa Jevano keras saat ia mulai mabuk. Mark berdecak kesal lalu memukul tengkuk Jevano sampai ia pingsan. Guanlin yang melihatnya pun menganga tak percaya.

"Berisik banget dari tadi, kesel gue lama-lama dengernya." Ketus Mark lalu mencomot tempe goreng yang Hyunjin beli. Hyunjin yang melihatnya hanya membiarkannya, karna kalo di lawan bakalan kiamat dunia ini.

"Weh ni bokapnya nelpon, gimana nih?" Tanya Felix saat menemukan ponsel Jevano yang berbunyi karna ada panggilan masuk.

"Coba angkat aja, manatau penting." Ujar Hyunjin sambil ngemil kentang goreng.

"Halo om, kenapa nelpon?" Tanya Mark saat mengangkat telpon Nathan. Dapat Mark dengar kalo suara Nathan serak seperti habis menangis.

"Kemana Jevano?"

"Eum... dia pingsan habis minum-minum tadi."

"Dia minum banyak?"

"Ya begitulah, sangat banyak. Ada perlu apa ya? Nanti saya sampaikan padanya."

"Kalian semua ke rumah sakit sekarang juga."

Haikal memasuki kamar Bulan dengan wajah sedih, bagaimana tidak? Ia sangat syok saat Nathan memberitahu kalau kondisi Bulan makin melemah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haikal memasuki kamar Bulan dengan wajah sedih, bagaimana tidak? Ia sangat syok saat Nathan memberitahu kalau kondisi Bulan makin melemah.

"Lan... gue kangen banget sama lo. Ayo cepat bangun, bentar lagi ujian tengah semester lho. Kalo lo nggak bangun, lo bakalan ketinggalan pelajaran dan nggak bisa tamat sekolah." Lirih Haikal sedih lalu menggenggam tangan Bulan dengan erat.

Sebenarnya Haikal tadi nggak diperbolehkan masuk, tapi Haikal tetep ngotot pengen masuk. Kalo nggak boleh juga, ia bakalan nutup rumah sakit ini buat selamanya.

DON'T LEAVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang