Happy reading!
•••
"Oh iya sebentar lagi ada perlombaan cerdas cermat antar sekolah, kan?" Tanya Kun ge datar. Kini diadakannya rapat anggota OSIS untuk membahas perlombaan cerdas cermat. Sebenarnya sih hanya anggota OSIS yang membahas ini, akan tetapi Xiaojun membawa kakaknya itu karena ia tau apapun pendapat Kun itu selalu benar.
"Iya, gege. Sudah banyak yang mendaftar disini, hampir 99% karena mereka hanya melihat hadiahnya. Tetapi kepala sekolah meminta agar hanya 50% saja yang diambil. Jadi menurut gege kami harus bagaimana? Sekolah akan menjadi tuan rumah perlombaan itu nanti, lalu kami harus mempersiapkannya yang bagaimana?" Tanya Xiaojun sambil membenarkan kacamatanya.
"Hm... sebenarnya sih tidak terlalu rumit. Persiapkan saja anak-anak yang pintar nilainya 90 keatas, fasih berbicara dan tidak membuat keributan. Hal ini dilakukan agar tidak mencemari nama baik sekolah ini. Lalu di sela acara ini ada pertunjukan dari ekstrakurikuler, tambah meriah bukan? Disini kan banyak ekstrakurikulernya, ada menyanyi solo, duet, maupun vokal grup, teater seperti sulap, menari balet, bermain piano, atau berdansa? Sepertinya yang terakhir lucu, harus memilih pasangan serasi. Tentang donasi untuk itu semua tenang saja, kampusku dan teman-temanku akan membantu mendonasikannya agar acara ini meriah," jelas Kun sambil mencatat berapa pengeluarannya disebuah buku dan membenarkan kacamatanya.
Yangyang terkagum akan kepintaran Kun gege, lalu ia mengangkat tangan ingin bertanya sesuatu.
"Apakah semua teman gege akan menonton perlombaan ini? Rasanya seperti merayakan hari ulang tahun seseorang daripada memeriahkan perlombaan," kekeh Yangyang."Apa kamu lupa? Berlangsungnya perlombaan cerdas cermat yang akan diadakan pada minggu depan itu bertepatan dengan ulang tahun kepala sekolah yang terhormat!" Seru Ten lalu menjitak kepala Yangyang, memang esmochi-an anak satu ini.
"Yaelah, nggak usah pake kekerasan kan bisa." Gerutu Yangyang sebelum bersembunyi di belakang Kun karena Ten kembali memukulnya. "Gege, lihat sepuluh tuh!" Adunya.
"Kan lo duluan yang mulai!" Bantah Ten tak terima.
"Kan gue lupa cok, apa salahnya sih kalo gue nanya balik daripada lupa sama sekali," gerutu Yangyang kesal, memang seru sih membuat Ten marah karena kelihatan... lucu aja gitu.
"Ya tolol itu namanya!" Sewotnya kesal lalu ingin menjambak rambut Yangyang tapi ditahan oleh Kun.
"Kalian bisa diam? Nanti aku keluarin kalian berdua dari sekolah ini." Tegas Kun karena kesal mendengar keduanya berdebat. Akhirnya mereka berhenti berdebat dan fokus pada pokok pembahasan.
"Tapi... boleh nggak kalo Bulan kita ikut sertakan dalam perlombaan ini? Dia kan pintar, nilainya diatas 90, fasih berbicara, dan tidak membuat keributan... kalo nggak di pancing geng nya Jevano sih," usul Hendery. Akhirnya membuka suara setelah kalem aja karena menyimak pembahasan ini.
"Kalau Jevano ikut juga? Agar dia tau seberapa pintar adiknya itu?" Usul Kun kembali yang membuat mereka bungkam. Pertanyaan apa lagi ini. Mempertemukan kedua saudara yang tidak akur ke dalam perlombaan ini?
"Sepertinya itu mustahil, gege." Jawab Xiaojun pelan setelah terdiam beberapa lama. Kun mengerutkan keningnya. "Kenapa?" Tanyanya lagi.
"Karena... kami tidak pernah memberi Bulan izin mengikuti lomba saat Jevano juga ikut. Kami tidak ingin mereka saling bermusuhan satu sama lain untuk waktu yang lama," jawab Winwin selaku memantau gerak-gerik atau keadaan pada dua saudara itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T LEAVE ME
Teen Fiction"Kami terlahir dari Ibu yang sama, namun memiliki sifat yang berbeda." Andaikan di dunia ini ada kesempatan kedua, apa yang akan kalian lakukan? Tentunya kita akan mengubah kesempatan yang sebelumnya di sia-siakan menjadi berguna. Andaikan saja ke...