Hate

46 4 0
                                    

Happy reading!

•••

Mereka terhenti sejenak saat lelaki itu menyuruhnya diam. Haikal menatap tajam pria itu.
"Mau apa?" Ketusnya kesal. Ia benci sekali tua bangka itu ada disini.

"Ingin membuatmu sadar akan dunia. Kau sudah besar, tetapi bertingkah layaknya masih anak-anak. Cobalah tiru kakakmu itu, bodoh. Kenapa kau harus menggagalkan rencanaku?" Tanyanya datar. Ia sudah menarik kerah baju Haikal, namun Haikal hanya tertawa lalu meludah ke samping.

"Gadak yang bisa bawa sohib gue kemana-mana, langkahi dulu mayatku kalo membawanya!" Teriaknya kesal lalu menodong pistol milik Langit ke hadapan Ayah Tirinya itu.

Sementara Ayah tirinya itu, Bryan, menatap anaknya datar sebelum berbicara sesuatu yang membuat anak buah mafia itu menodongkan pistolnya kearah Haikal.
"Anak tak tau untung. Sudah bodoh, melawan pula. Kenapa aku harus mengadopsimu kalau begini. Kau mau mati kan? Sini biar aku yang membuatmu mati." Ujarnya lalu menyeringai kejam, ia juga sudah menodong pisau tajam yang sudah ia dekatkan dengan leher Haikal.

Tiba-tiba Bulan datang dan menendang Bryan hingga jatuh. Sebenarnya kaki Bulan masih sakit, namun memaksakan untuk jalan agar menyelamatkan sahabatnya. Mukanya memerah menahan marah, lalu tiba-tiba matanya juga berwarna merah. Inilah keistimewaan yang dimaksud oleh Nathan tadi. Jika Bulan sudah sangat marah walau tidak kelihatan dari luar, matanya akan berwarna merah.

Haikal terkejut melihatnya, se-marah itukah sahabatnya? Ia langsung menahan Bulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haikal terkejut melihatnya, se-marah itukah sahabatnya? Ia langsung menahan Bulan.
"Lan, tenang Lan! Udah!!! Nanti lo dibawa sama mereka!" Ia mendekap Bulan sangat erat. Jantungnya hampir saja berhenti berdetak saat itu juga karena suara pistol seperti menembak mereka berdua. Dengan lihai Bulan menghindarinya sampai terjatuh ke lantai. Bulan langsung bangkit dan menatap Bryan tajam.

"Manusia sepertimu tak pantas diberi kesempatan kedua!!!" Teriaknya marah lalu memberi ancang-ancang ingin meninju wajah Bryan, namun hal yang tak di sangka mereka semua terjadi.

DORRR

Oke, Haikal mengamuk pada dirinya sendiri saat ini. Kenapa? Kenapa?! Tadi berhasil lolos, sekarang...?! Aarrggghhh Tuhan, kenapa harus dia?!
Pistol yang ditembakkan oleh anak buah Bryan melesat di dada Bulan, untungnya sebelah kanan. Namun bukannya bahaya juga ya? Kini adu pistol pun semakin menjadi-jadi, dan di menangkan oleh Haikal. Haikal sudah membawa Bulan ke tempat aman, dia mencekik leher Langit dengan kuat.

"KENAPA?! KENAPA HARUS DIA?! KENAPA LO HARUS TURUTI SEMUA PERMINTAANNYA HANYA SEBUAH BUKU?! DASAR MANIAK BUKU!! GUE GAK MAU TAU! KALO DIA NYUSUL BUNDANYA, GUE BAKALAN BAYAR PAKE NYAWA LO JUGA, BIADAB!!" Haikal terus memberi pelajaran pada Langit yang sudah babak belur dan lemas karena ulahnya sendiri. Sementara Bryan melihat itu menyunggingkan seringaiannya, lalu menjatuhkan pistolnya yang membuat Haikal menoleh padanya.

DON'T LEAVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang