Happy reading!
•••
Banyak teriakan dimana-mana karena mendengar suara tembakan asal. Korban yang tak bersalah pun semakin banyak berjatuhan akibat peristiwa ini, tak ada satupun pihak keamanan negara yang membantu mencegahnya.
Tolong selamatkan kami!
Kakiku terkilir!
Ayah!
Demi Tuhan, tolong kami!
Ibu!
Kalian jangan lari!
"Lihatlah mahakarya yang kau buat, Taeyong. Sangat tidak manusiawi!"
"Itu terserah saya! Ayah saya saja Anda biarkan melakukan seperti ini, Kakek!"
"Ayahmu tidak sepertimu yang sangat tidak manusiawi! Hentikan ini semua atau aku kembalikan kau ke panti asuhan!"
Tuttt tuttt
"Dasar kakek tua sialan! Beraninya dia memerintahku!" umpatnya kesal lalu membuang ponselnya entah kemana. Ia memandang keluar jendela kemahnya sebelum melukai sendiri tangannya, darahnya ia teteskan pada tisu lalu di simpan pada tasnya... entah untuk apa ia melakukan itu, namun sekarang kegiatannya harus di hentikan saat anak buahnya masuk kedalam memberitahu sebuah informasi.
"Izin melapor, Tuan Muda. Ada sebuah sinyal berbahaya sedang kemari."
"Maksudnya?"
"Sepertinya mereka pasukan bersenjata."
"Baiklah, ternyata keamanan negara tidak mendengarkan perintahku," gumamnya pelan lalu pergi keluar dari kemahnya lalu berkumpul dengan pasukannya mendiskusikan sesuatu.
■•°~°•■
"Sinyal mereka sudah tidak ada di markas, Chan."
"Benarkah? Bagus banget, biasanya Tuan Muda kalau mau pergi tuh kasih sinyal dulu," gumamnya pelan lalu mengobrak-abrik isi tasnya mencari sesuatu, namun jepitan rambut kecil berbentuk kupu-kupu warna hitam menarik perhatian Guanlin kembali. "Itu punya siapa?"
"Apanya?"
"Tuh... jepit rambut," tunjuknya namun tak lama diambil oleh Jevano. "Ini kayak... lo pacaran sama dia?"
"Punya siapa, Jev?"
"Itu lho Alin, punya... punya Annchi! Anaknya buk Bao Yu! Kalian berdua pacaran?" tanya Jevano sekali lagi yang membuat pandangan mata tertuju pada Sungchan.
"Yah begitulah... tapi aku ingin dia menyelesaikan segala pendidikannya dahulu baru kami akan beranjak ke hubungan yang lebih serius."
"Idih, udah om-om lah berarti.." gumam Guanlin pelan yang membuat Sungchan terkekeh pelan. "Aku sebaya dengan Kun kalau kalian mau tau."
"Hah?!" kompak mereka semua. Demi Haikal yang suka maling duit Arjuna, mereka kira Sungchan udah sebaya Johnny yang sudah berumur kepala tiga! Eh ternyata sebaya atau seumuran dengan Kun, berarti berbeda tiga tahun dengan mereka (teman-teman Bulan).
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T LEAVE ME
Teen Fiction"Kami terlahir dari Ibu yang sama, namun memiliki sifat yang berbeda." Andaikan di dunia ini ada kesempatan kedua, apa yang akan kalian lakukan? Tentunya kita akan mengubah kesempatan yang sebelumnya di sia-siakan menjadi berguna. Andaikan saja ke...