•
~ Happy Reading ~
Damon dan Alex kembali ke rumah sakit dengan cepat, pakaian mereka masih berlumuran darah. Mereka langsung bergegas kembali setelah mendapatkan kabar dari Jarel. Sesampainya di sana, Damon melihat Jarel berdiri di koridor, wajahnya penuh dengan kepanikan. Tatapan tajam Damon segera menyapu ke arahnya, membuat Jarel merasa kehilangan kata-kata.
Jarel mencoba membuka mulut untuk berbicara, tetapi kata-kata terasa seperti terjepit di tenggorokannya. Dia tahu bahwa dia telah melakukan kesalahan besar dengan membiarkan Javiel sendirian. Keringat dingin mengalir di punggungnya.
"Damon, maafkan aku, aku tidak ada di sana saat Javiel menghilang," ucap Jarel dengan suara penuh penyesalan. "Aku tidak seharusnya meninggalkannya sendirian. Aku tidak tahu apa yang terjadi."
Namun, tidak ada respon dari Damon. Ia tetap diam, matanya menatap tajam Jarel, menuntut penjelasan.
Tiba-tiba, langkah kaki terdengar, mereka bertiga menoleh ke arah suara itu. Jio tiba di sana dengan langkah tertatih-tatih, wajahnya penuh dengan kemarahan yang tidak biasanya terlihat saat menatap Jarel, bahkan wajahnya terlihat sedikit memerah. Damon segera menyadari alasan di balik perubahan sikap Jio dan penyebab hilangnya Javiel.
"Ada apa?" tanya Jio dengan kebingungan jelas tergambar di wajahnya ketika melihat Jarel yang terlihat panik.
"Javiel menghilang," jawab Jarel.
Mata Jio langsung terbelalak kaget mendengar berita itu. "Bagaimana bisa?!"
"Aku tidak tahu persis, tapi saat aku sampai di depan ruangannya, lima pengawal yang mengawalnya sudah terkapar tak berdaya." jelas Jarel.
"Kau!" seru Jio, sambil menunjuk Jarel. "Jika saja kau tidak melakukan hal menjijikkan itu, Javiel tidak akan hilang!"
Jarel hanya diam, membiarkan Jio melepaskan kemarahannya.
"Ck, temanku jadi kena dampaknya karena kalian, mafia sialan!" geram Jio.
"Hentikan," Damon akhirnya bersuara. Suaranya terdengar dingin, menatap keduanya dengan tatapan tajam.
"Apa, hentikan? Bagaimana jika temanku dilukai oleh musuhmu itu?!" balas Jio, matanya masih menatap Damon dengan marah.
"Kalian berdua harusnya menjaga Javiel, bukan melakukan hal-hal yang tidak pantas di sini." ucap Damon dengan nada dingin, menahan kekesalan. Jio sedikit ketakutan oleh kemarahan Damon, meskipun matanya masih terus menatapnya dengan marah.
"Tuan, sebaiknya kita segera mencari Tuan Javiel," kata Alex yang selama ini diam, mencoba mengalihkan perhatian mereka dari pertengkaran.
Damon menahan amarahnya. Ia menyadari bahwa situasi ini seharusnya tidak pernah terjadi jika mereka semua berhati-hati.
"Tidak perlu," jawab Damon, dan itu membuat Jio semakin marah.
"Kau membiarkan Javiel ditangkap oleh musuhmu?" bentak Jio.
"Bawa dia pergi dari hadapanku," Damon memerintah Jarel, mengabaikan ucapan Jio. "Setelah itu, datanglah ke kediamanku."
Setelah berkata demikian, Damon berbalik dan pergi meninggalkan rumah sakit bersama dengan Alex yang setia menunggunya. Ada hal penting yang harus mereka bahas, tentang perlawanan secara terang-terangan dari Mafia kecil seperti Baron.
Sementara Jio dan Jarel tersisa di koridor, dengan perasaan yang berkecamuk, marah, menyesal, dan khawatir tentang nasib Javiel yang masih belum diketahui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruthless Dominion
RandomDentuman musik bergema, memenuhi ruangan dengan keharmonisan yang begitu nyaring, disertai sorakan riuh penonton yang memperheboh suasana. Namun, pria yang kejam namanya menjadi terhormat ini hanya duduk santai, mata terfokus pada seorang pria berwa...