•
~ Happy Reading ~
Ada alasan mengapa Alex tampak sangat panik. Tidak sembarang orang tahu keberadaan markas utama Salvatore, yang sangat tersembunyi dan berlokasi jauh dari perkotaan atau pedesaan. Jadi, bagaimana mereka bisa mengetahui markas utama itu dan bahkan berhasil menghancurkannya?
Tak hanya Alex, Jarel juga sangat terkejut. Ia bertanya-tanya, bagaimana pertahanan Markas Utama Salvatore bisa ditembus begitu mudah oleh musuh.
Raut wajah Damon tiba-tiba mengeras mendengar berita dari Alex. Udara pun menjadi tegang akibat aura kemarahan yang terpancar dari dirinya.
Damon lalu menatap Javiel, kemudian beralih pada Jarel.
"Aku akan pergi ke markas. Jagalah mereka di sini," ujar Damon kepada Jarel yang masih terkejut.
Jarel memandang Damon dengan ragu. "Aku akan ikut ke markas."
"Tidak, Alex akan ikut denganku. Kau tetap di sini untuk menjaga Javiel dan pasanganmu," ucap Damon tegas.
Jio, yang mendengar ucapan Damon yang menyebutnya sebagai pasangan Jarel, mengernyit tajam. Sejak kapan dia menjadi pasangan Jarel?
"Kau yakin?" tanya Jarel dengan keraguan. Jika markas utama yang seharusnya sangat aman bisa ditembus musuh, itu berarti musuh kali ini sangat berbahaya, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Damon mengangguk sebagai jawaban. Lalu ia kembali menatap Javiel yang sejak tadi diam.
"Tetaplah bersama mereka, dan jangan berani keluar sendirian," ujar Damon kepada Javiel, suaranya terdengar datar tetapi juga ada sedikit kelembutan di sana.
Javiel mengangguk, merasakan gelisah dalam hatinya. Melihat bagaimana pancaran mata Damon yang terlihat panik membuatnya merasa takut. Ia tidak tahu bagaimana harus menanggapinya.
Damon mencium kening Javiel singkat sebelum ia dan Alex segera keluar dari ruangan. Setelahnya, Jarel bergerak menyusul Damon dari belakang, ada sesuatu yang perlu ia sampaikan kepada Damon sekarang. Begitu Jarel pergi, Jio dan Javiel mulai saling berpandangan. Jio kemudian mendekati Javiel.
"Kau tahu, aku sudah menduga kalau kekasihmu bukan sembarang orang, mengingat dia berteman dengan Jarel, yang mana Jarel adalah seorang mafia. Oh, dan aku baru saja mengingat, orang yang datang secara tiba-tiba tadi adalah orang yang juga memerintahkan agar rumah sakit ini dikosongkan," ucap Jio panjang lebar. Tatapannya penuh kecurigaan saat ia menatap Javiel.
"Jadi, bagaimana bisa kau berkencan dengan orang sepertinya?" tanyanya, masih menatap Javiel dengan tatapan curiga.
Javiel hanya memandang Jio tanpa ekspresi. "Kau sangat penasaran sekali,"
"Hei! Bagaimana aku bisa tidak penasaran? Kau menghilang begitu saja, dan tiba-tiba saja Jarel memberitahuku bahwa kau bersama kekasihmu. Padahal kau tidak pernah menceritakan padaku bahwa kau punya kekasih," balas Jio dengan nada tak terima.
"Aku akan kembali ke kamarku," kata Javiel dengan tenang, lalu ia meninggalkan ruangan tanpa menanggapi omelan Jio.
"Hei, kekasihmu menyuruh kita untuk tetap bersama! Bagaimana jika ada yang menculikmu? Kau adalah pasangan seorang mafia yang sedang diincar oleh musuh, Javiel!" teriak Jio.
Javiel tak menghiraukan ucapan Jio, dan terus saja berjalan, tanpa menggubris kekhawatiran temannya. Jio yang tersisa hanya bisa menghela nafas frustasi.
'Ck, keras kepala,' gumam Jio dalam hatinya.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruthless Dominion
RandomDentuman musik bergema, memenuhi ruangan dengan keharmonisan yang begitu nyaring, disertai sorakan riuh penonton yang memperheboh suasana. Namun, pria yang kejam namanya menjadi terhormat ini hanya duduk santai, mata terfokus pada seorang pria berwa...