•
~ Happy Reading ~
"Apa rencana kita selanjutnya?" tanya Maverick, menatap Callum.
Mereka berkumpul di ruangan tersembunyi dalam markas Baron, masing-masing memegang gelas minuman.
"Jangan pikirkan itu, kita hanya perlu menikmati ini dulu," kata Gavin sambil meminum minumannya dengan santai.
"Bagaimana jika Damon melakukan sesuatu? Kita tidak harus bersantai sekarang," usul Maverick.
Gavin tertawa geli. "Kakak, apa kau takut dengan Damon?"
"Ck, kau terlalu meremehkannya," balas Maverick.
"Damon bukan apa-apa bagiku."
Maverick mendengus, tak lagi membalas ucapan Gavin yang terus meminum minumannya, meskipun sudah terlihat mabuk.
"Apa kalian sudah mengetahui keberadaan adik Javiel?" tanya Zander tiba-tiba, membuat ketiganya menatapnya.
"Untuk apa? Dia sudah mati, percuma saja mencarinya," balas Callum dengan nada acuh.
"Tapi saat itu kita tidak mendapatkan mayatnya, aku curiga dia masih hidup."
"Kakak ipar itu tidak mungkin, jika dia masih hidup dia tidak akan bertahan lama. Sudah tiga tahun, mungkin saja dia sudah mati diluar sana," seru Gavin, sedikit terhuyung karena sedang mabuk.
"Kau benar."
Zander meminum minumannya lagi sambil menatap Maverick. Lalu, tanpa ada peringatan, mereka berdua berciuman, saling bertukar ludah, tak peduli dengan dua orang lainnya di ruangan itu.
BRAK!!
Zander melepaskan ciuman dan menatap Maverick dengan bingung. Mereka semua saling berpandangan, terkejut oleh suara keras dari luar ruangan.
"Aku akan memeriksanya," ujar Zander sebelum berjalan keluar, meninggalkan mereka bertiga.
"Mungkin itu hanya barang yang terjatuh," kata Callum acuh setelah zander keluar, ia kembali meminum minumannya. "Apa kalian tahu kabar Hagel?" lanjutnya.
"Ck, dia selalu bersama dengan jalang barunya itu, biarkan saja," kata Maverick.
Callum mengangguk, mereka bertiga tidak lagi mengobrol, fokus pada minuman mereka. Namun, Zander masih belum kembali, membuat mereka heran.
Maverick memutuskan untuk melihatnya. "Aku akan melihatnya," ucapnya sembari berdiri. Namun, sebelum dia bisa membuka pintu, tiba-tiba seseorang menendang pintu dengan sangat keras hingga menimpa Maverick dan membuatnya terjatuh.
Callum yang mendengar itu berdiri dan melihat seseorang di ambang pintu dengan senyuman sinis, menatap Callum dan Gavin.
"Alex," gumam Callum, terkejut melihat Alex.
Damon duduk di sisi kasur, memandang Javiel yang terbaring tak sadarkan diri. Wajah Javiel dipenuhi perban kecil yang menyembunyikan bekas goresan dari siksaan Gerald. Sudah seminggu sejak insiden mengerikan itu, namun Javiel belum juga menunjukkan tanda-tanda kesadaran.
Dalam seminggu itu, Damon tidak pernah meninggalkan kamar, selalu berada di sisi Javiel. Ia bahkan memakan makanan di kamar meskipun enggan, karena Jarel mengingatkan bahwa wajahnya akan terlihat jelek jika tidak makan, yang mungkin membuat Javiel takut saat melihatnya.
Damon memegang tangan Javiel, mengelusnya dengan lembut, dan sesekali memberi kecupan di keningnya, berharap Javiel akan segera sadar.
Clek
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruthless Dominion
RastgeleDentuman musik bergema, memenuhi ruangan dengan keharmonisan yang begitu nyaring, disertai sorakan riuh penonton yang memperheboh suasana. Namun, pria yang kejam namanya menjadi terhormat ini hanya duduk santai, mata terfokus pada seorang pria berwa...