Chapter Tiga

664 32 2
                                    

Perjalanan pulang diantara dua insan sama jenis beda karakter ini terbilang hening, belum ada yang berani membuka percakapan diantara keduanya. Hingga akhirnya lelah dengan kesunyian agnie pun memberanikan diri terlebih dahulu untuk membuka percakapan.

"Kak soal omongan kakak tadi gimana ?, kepala sekolah nyampein apa ke kakak." tanya agnie dengan nada yang ragu ragu

"Ah itu kepala sekolah suruh kamu buat memperketat pengawasan, soalnya kadang anak osis ngelolosin gitu aja." jawab kak ama yang sesekali melirik ke arah agnie.

Sejenak agnie terdiam, ia berpikir mengapa masih ada anak osis yang meloloskan siswa secara sengaja. Kini ia mempertanyakan kepemimpinan nya ia merasa gagal dengan dirinya.

"Aku bakal mengevaluasi kinerja osis dan mpk kak, maaf aku baru tau hal ini padahal aku udah dateng pagi, mungkin kepemimpinan aku juga harus dipertanyakan ya. Maaf kak ama aku mengecewakan." ucap agnie dengan nada bicara yang terdengar menyesal.

Kak ama tersenyum, ia kagum dengan agnie yang bisa mengakui kesalahannya hal itu dapat menambah poin plus bagi agnie untuk kedepannya.

"Gapapa, kakak tau kamu juga sibuk ngurus anak mpk, kakak harap setelah adanya evaluasi kinerja osis dapat lebih baik." ucap kak ama dengan lembut, ia mengelus kepala agnie.

Kejadian tersebut berhasil membuat jantung agnie berpacu lebih cepat, ini pertama kali ia mendapatkan perilaku seperti itu dari orang lain selain keluarga nya.

"Fakk, atikku gonjang ganjing Iki kak." Batin agnie

Melihat keterdiaman agnie, kak ama pun menghentikan elusan di kepala agnie dan beralih menatap agnie.

"Ah sorry kakak lancang." ucap kak ama masih dengan nada lembut nya.

Agnie bukan nya ngejawab ia malah masih bengong sembari memegangi dadanya.

"Kamu kenapa eg ?." tanya kak ama yang terlebih dahulu menepikan mobilnya dan memeriksa keadaan agnie.

Kini posisi keduanya berdekatan, hanya berjarak 5cm saja. Keduanya malah terhanyut dengan pikiran masing masing.

Agnie fokus memperhatikan mata kak ama hingga tatapan nya jatuh ke bibir merah ranum milik kak ama itu, sadar dengan pikiran nya ia menggeleng kan kepalanya seolah mengusir pemikiran kotor untuk sirna.

"Kak ini kita kapan sampe nya." pertanyaan itu membuat kak ama sadar dan langsung melanjutkan perjalanan nya.

Kini keduanya sampai dirumah agnie dan hujan pun telah berhenti, dengan kebetulan mereka berpas pasan dengan kakak agnie yang hendak menjemput agnie.

"Makasih ya sal udah nganterin agnie, untung ada kamu kalo engga dia bakal ujan ujanan abis itu manja manja gara gara sakit." ucap kakak agnie sembari mengelus kepala adiknya dengan sayang.

"Sama sama kak, tadi sekalian nyampe in amanah kepala sekolah aja. Kalo gitu saya pamit pulang kak." ucap kak ama lalu berpamitan pulang.

Agnie dan sang kakak masih melihat kepergian kak ama dari depan gerbang, setelah mobil kak ama sudah tak terlihat kedua adik kakak itu masuk ke dalam rumah.






Malam harinya agnie tengah sibuk berkutat di depan laptop nya, ia tengah mengecek proposal dari sekretaris MPK sebelum akhirnya diserahkan kepada Kepala Sekolah.

Suara notif yang terus berbunyi dari hp agnie pun membuat kefokusan agnie terganggu, ia mengecek notif tersebut yang ternyata berasal dari grup kelasnya.

Ruang IPS

Alvia
Gais besok beneran ada razia ya ?

Ga Sengaja JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang