Chapter Dua puluh Sembilan

418 22 2
                                    

Sedikit kisah diantara egie dan sahabatnya..

Psikopat johan

"Hega Lo ga muak apa sama kebucinan mereka?." egie menampilkan wajah kesal nya kala melihat adegan mesra di depannya.

"Haha egie egie, mereka kan dari zaman SMP udah begitu maklumin ajalah gie."

"Sirik aja si lagian gie." ucap seorang wanita berparas cantik, namun bagi egie masih cantikan Lala.

"Halah gue juga bisa sama Lala nanti."

"Lala?, yaelah Lo aja sama dia ga satu sekolah palingan di sekolahnya dia dapet pacar ganteng." ucap pria tinggi yang sekarang merangkul pundak egie.

"Lagian emang si Lala mau sama Lo yang bertitit kecil." Lanjutnya

"Monyet Lo Jo, titit Lo tuh yang kecil. Rahel jangan mau sama Johan nanti kalo nununina cuman geli geli menggelitik." Ucapan egie itu membuat Rahel tertawa kecil, pria yang disampingnya pun lantas mengelus rambut Rahel dengan penuh kelembutan.

"Sialan egie, punya gue gede ya."

"Halah boong coba sikirinsut."

"Udah, jangan bahas titit titit lagi gue tau kalian sedih karena sama sama kecil." Sela seseorang yang sendari tadi diam memperhatikan

"Ah Lo heg, seharusnya Lo bela gue. Kan Lo calon Kaka ipar gue." Ucap egie yang tidak dihiraukan

"Mampus di kacangin, mendingan juga hega bela gue kali daripada Lo." Egie menatap orang yang ia panggil Johan tadi dengan tatapan sinisnya

"Berisik Jo sebelum idung Lo gue penyetin." Johan lantas memegangi hidungnya yang mancung.

"Udah Jo jangan ladenin lagi."

"egie Lo masih suka sama Lala?. Lo yakin gamau samperin dia dibanding sama kita?, gue rasa dengan semua potensi yang Lo punya itu Lo masuk ke sekolah yang sama kaya Lala aja." Ucapan hega itu membuat egie tersenyum kecil

"Gue emang suka bahkan cinta sama dia heg, tapi gue rasa lebih baik gue bareng kalian aja, kita berempat udah sama sama sendari TK masa tiba tiba gue pergi karena masalah cinta doang?. Gue egie, bakalan terus sama kalian, lagipula kalo gue sama dia jodoh pasti bakalan ketemu kan?." Penjelasan egie pun membuat teman temannya tersenyum bahkan Johan merangkul pundak egie.

"Yakin Gie?, kita gapapa kalo Lo mau beda sekolah." Ucap Rahel yang disetujui oleh temannya yang lain.

"Kalo Lo ga ngejar Lala, gimana bisa dia bakalan jadi milik Lo?." egie menoleh ke arah Johan

"Ayolah bro, gue pastiin dia bakalan jadi milik gue."

"Pede gila Lo."

"Apasi, sirik Lo Jo."

"Ngapain sirik, jelas jelas gue punya Rahel." Sahut Johan yang membuat egie kembali menatap sinis

"Rahel Lo gamau sama dia kan hel?."

"Jujur sebenarnya gue terpaksa si Gie." Jawaban Rahel itu membuat Johan memasang wajah sedihnya dan egie yang melihat itu menjadi merasa jijik.

"Najis, ga cocok Lo begitu."

"Egie ga boleh gitu sama Johan." Tegur hega yang membuat egie mengerucutkan bibirnya.

"Ah hega ga asik."

Hega lantas tersenyum dan ikut merangkul pundak egie,
"Pundungan amat, kaya bocah." Ucap hega sembari mengacak acak rambut egie.

Keempat sahabatnya itu pun menghabiskan waktu bersama kapan pun dimana pun.










Ga Sengaja JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang