20

2.5K 243 23
                                    

Jangan lupa peringatan 'Tuan depresi' ya!!
.
.
.


Setelah mendapatkan izin dari yibo kalau zhan boleh pergi keluar menggunakan motor, tanpa menunggu lama pemuda manis itu bersiap mandi. Tidak lama pemuda manis itu membersihkan dirinya karna tidak ingin wang yibo berubah pikiran. Kakinya berjalan kesana kemari mengambil pakaian yang akan di gunakan, setelah selesai bersiap zhan buru buru turun kebawah menuju arah garasi. Dibelakangnya sudah ada meymey dan yanzi yang mengekori.
"Tuan muda mau kemana?" Tanya yanzi kepo.
"Aku akan menjelajahi dunia yanzi" seru zhan heboh sembari memakai helm nya.
"Kenapa memakai motor tuan muda? Ini berbahaya" panik yanzi.
"Kau ini tau apa? Aku ini laki laki jadi tergores sedikit tidak masalah. Sudahlah lebih baik kalian berdua bersantai saja di rumah. Bayy" ujar zhan menjalankan kuda besinya dengan semangat tanpa menghiraukan teriakan dari kedua pelayannya.

Pelayan yanzi hanya bisa menepok jidatnya khawatir, sementara meymey tidak tau harus berbuat apa.
"Astaga tuan muda xiao semakin hari semakin berubah" gumam yanzi.
"Memangnya dulu dia tidak seperti itu?" Tanya meymey penasaran.
"Tidak! Sama sekali tidak pernah. Aku saja heran dari mana tuan muda xiao belajar naik motor" keluh yanzi.

Sementara di sini kedua pelayan xiao zhan tengah khawatir akan keselamatan sang majikan, di lain sisi tepatnya di dalam kamar mandi tengah terjadi acara kocok mengocok yang di lakukan oleh wang yibo sembari mendesahkan nama sang pujaan hati. Tetapi entah kenapa miliknya tidak bisa berhenti menegang membuat yibo frustasi.
"Ahhh kenapa sangat susah menidurkannya sial" umpat yibo semakin kencang mengurut miliknya.

Kita tinggalkan bapak yibo yang tengah frustasi dengan kocokannya dan beralih pada mami kita xiao zhan yang tengah berkeliling mengendarai kuda besinya menyusuri jalan dengan wajah berseri seri. Namun saat tengah asik dengan dunianya tiba tiba dari kejauhan mata nya manatap sesi perkelahian sengit, ralat! Tepatnya semacam pengeroyokan. Dan yang lebih menariknya adalah di tengah kerumunan di sana ternyata yang menjadi target adalah orang yang sangat xiao zhan kenal.
'Xiao linyi?' Batin zhan menaikan sebelah alisnya.

Pemuda manis itu menghentikan kuda besinya tidak jauh dari tempat perkelahian, matanya memandai sambil berfikir siapa yang akan memenangkan perkelahian disana. Ingin sekali menolong tetapi mengingat hinaan kasar yang sudah di tudingkan oleh kakak tirinya itu membuat zhan berfikir ulang sembari melipat kedua tangannya di atas perut.
Namun mata zhan melotot saat melihat lengan linyi terluka karna salah satu dari musuh kakak tirinya berhasil menusukkan benda tajam pada pria tersebut, tanpa berfikir zhan berlari kearah kerumunan itu untuk membantu.  Beruntungnya saat di kehidupan pertama dirinya pernah belajar ilmu bela diri walaupun tidak terlalu hebat, tetapi kalau hanya untuk melawan sampah di depannya itu tidak masalah bagi pemuda manis tersebut.
Linyi menoleh untuk melihat siapa sosok yang sudah berbaik hati untuk menolongnya, keadaan pria tersebut sudah babak belur dengan luka sayatan di lengan kokohnya. Tetapi matanya terkesiap saat melihat siapa orang yang sudah menolongnya, tatapan seolah tidak percaya membuat pria tersebut mengucek kedua matanya.
"Sampai kapan kau akan menatapku? Apa sampai darah mu habis dan mati begitu saja?" Tanya zhan saat berhasil melumpuhkan kelima orang yang melukai kakak tirinya.

Linyi tidak menjawab pertanyaan adik tirinya, pria tersebut masih tidak percaya dnegan apa yang terjadi. Orang yang selalu di hina kini malah menyelamatkan nyawanya dari kematian, hatinya sedikit tercubit sekarang.
Zhan menatap jengah kearah kakak tirinya yang tampak seperti orang bodoh, milirik kearah lengan linyi yang terus mengalir darah karna luka sayatan. Tanpa pikir panjang zhan merobek bagian bawah baju putihnya kemudian meraih lengan linyi untuk memperban luka pria tersebut dengan kain bajunya.
"Setidaknya kau tidak akan kehabisan darah! Pergilah kerumah sakit untuk mengobatinya" ujar zhan berjalan meninggalkan kakak tirinya.

Xiao linyi menatap kearah lengan nya yang terluka, melihat lilitan putih tersebut entah apa sebabnya tiba tiba saja hatinya merasa hangat. Kemudian pandangannya beralih menatap kepergian adik tirinya yang sudah menjauh menaiki motor besar. Rasanya pria tersebut snagat malu dengan semua yang terjadi, dirinya tidak pernah sekalipun berprilaku baik pada zhan tetapi hari ini anak kecil itu menolongnya. Bukankah seharusnya anak itu membiarkan dirinya mati? Tetapi kenapa anak itu malah membantunya.
"Terima kasih, adik" lirih linyi menundukkan kepalanya.

TIDAK DI INGINKAN(YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang