Siang cerah tidak dapat mempengaruhi suasana di mansion keluarga Yoon. Rumah itu ramai dengan kehadiran tamu yang berbelasungkawa atas kepergian anak pertama keluarga tersebut. Hari dimana seharusnya menjadi hari yang bahagia, justru menjadi hari paling suram di keluarga tersebut. Sang kepala keluarga memakai badge ditemani anak-anak lainnya sebagai simbolis dan penerima para pelayat. Termasuk Yoo Jeongyeon, ia hanya bisa berdiri membisu dengan wajah yang sudah tidak dapat dibayangkan lagi.
Beberapa orang yang mengobrol diluar membicarakan bagaimana tragisnya hidup sang sulung yang seharusnya menjadi mempelai pria saat ini. Acara pemakaman dibuat tertutup oleh keluarga Yoon dari media dan hanya keluarga atau kolega terdekat yang datang.
"Sayang sekali, padahal ini adalah hari pernikahannya.."
"Ku dengar jika sang adik yang meminta untuk menjemputnya di Airport.."
"Anak itu kebanggaan keluarga ini, apa Yoon Sajangnim bisa menerimanya.."
"Bagaimana dengan mempelai wanita?"
"Mempelai wanita saat ini tengah berada di rumah sakit sejak tadi malam. Ia jatuh pingsan hingga tak sadarkan diri"
"Kasian sekali, ia kehilangan calon suaminya di hari bahagia mereka.."
Nayeon meletakkan bunga Krisan putih didepan foto Jeonghan. Ia kemudian memberikan penghormatan kepada keluarga Yoon. Sekilas ia melihat Jeongyeon yang hanya membungkuk kecil dengan wajah yang ditekuk. Nayeon sangat memahami bagaimana perasaan Jeongyeon saat ini, terlebih dihari yang seharusnya menjadi sebuah awal baik untuk orang yang Jeongyeon sayangi.
Rintik hujan mulai berjatuhan, saat itu akan memasuki malam bersamaan dengan mendung yang sangat gelap. Para pelayat kemudian pulang satu per satu hingga akhirnya tersisa keluarga Yoon dan para pembantu mereka. Ayah Jeongyeon kemudian meninggalkan ruangan tersebut. Ia menghela napas ketika melihat putrinya terduduk memojok di ruangan itu.
Tangis isak Jeongyeon disamarkan oleh suara hujan yang deras serta kilatan suara gemuruh. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana ini bisa terjadi. Jika saja ia memilih untuk menolak sang kakak menjemputnya, jika saja malam itu ia tidak kembali ke Korea, jika saja ia tidak meminta sang kakak berjanji untuk menjemputnya, jika saja...
Pikirin Jeongyeon terus menerus menyalahkan dirinya. Kepergian Jeonghan adalah tanggung jawabnya. Semua yang terjadi adalah merupakan kesalahan dari dirinya. Kembali, Jeongyeon teringat akan kematian sang ibu dua belas tahun lalu. Dua orang yang ia cintai pergi akibat dirinya.
***
Seminggu berlalu begitu saja. Suasana suram terus saja menghiasi mansion keluarga Yoon. Jeongyeon yang selalu berlarut dalam kesedihannya dibiarkan begitu saja oleh sang ayah. Sang putri terus meluapkan semuanya dengan selalu ke club' dan pulang larut malam."Tuan Yoon, keluarga Myoui meminta pembatalan pernikahan. Dan putri mereka akan kembali ke jepang esok lusa" ucap sekretaris Jang, ia adalah sekretaris pribadi sang ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHE ( Replace ; under the Moonlight) [ On Going ]
FanfictionYoo Jeongyeon meneruskan keinginan kakaknya yang menyebabkan ia harus menikah dengan calon kakak iparnya, Myoui Mina. Seiring berjalannya waktu rasa cinta mulai tumbuh diantara Myoui Mina dan Yoo Jeongyeon. Namun, bersamaan dengan hal tersebut Jeon...