25

487 86 17
                                    

-masa kini-
***

"....jika kau masih bersikukuh, aku tidak segan untuk mengurungmu hingga esok" Chaeyoung menghampiri Jihyo serta Jeongyeon.

"Sana sudah melakukan terbaik untukmu, begitu pula dengan orang-orang yang terlibat. Jika kau bertindak sesukamu. Maka kau benar tidak layak atas semuanya" lanjutnya.

" ....aku hanya ingin kebenaran dari ayah" balas Jeongyeon.

"Kau akan mendapatkan jawabannya, dan kau juga harus siap akan semuanya..." sahut Chaeyoung.

"Lagi pula saat ini ayah sedang tidak baik, amarahnya memuncak dan Mina di tawan oleh ayah" imbuh Chaeyoung.

" Apa dia baik-baik saja?" Tanya Jeongyeon.

"Ne" angguk Chaeyoung, "lalu bagaimana dengan Dahyun?" Tanyanya.

"Ia belum mengakui semuanya. Tapi setidaknya, kita sudah mendapatkannya. Dan sekarang tinggal ibumu.." jawab Jihyo

"Huft... Aku mungkin akan menjadi anak durhaka sepanjang hidupku. Diam-diam melawan dan menusuk ibu kandung ku dari belakang.." tutur Chaeyoung, mimik wajahnya terlihat sedih.

Jeongyeon yang mengetahui bagaimana posisi adiknya itu hanya bisa terdiam. Sulit juga baginya untuk bersikap seperti ini.

"Jangan menatapku seperti itu.." ujar Chaeyoung, ia melihat ekspresi wajah Jeongyeon dan Jihyo yang terlihat iba terhadapnya.

"Ini sudah menjadi keputusanku.."

Jeongyeon tersenyum tipis mendengar pernyataan Chaeyoung.

Chaeyoung membantu Jeongyeon dalam rencananya. Pada awalnya ada keraguan pada Jeongyeon karena Chaeyoung akan membuat ibu kandungnya diadili. Namun, Chaeyoung bersedia. Meskipun hubungannya tidak selalu baik dengan Jeongyeon, tetapi Chaeyoung sangat menyayangi kakaknya itu. Tak bisa dipungkiri kepergian Jeonghan membuat Chaeyoung merasa takut bila harus kehilangan saudaranya lagi. Setelah pertemuan mereka secara tak sengaja di makam Jeonghan, Jeongyeon meminta maaf kepada Chaeyoung karena menutupi keadaannya dan meminta Chaeyoung untuk merahasiakannya.  Keduanya bekerjasama untuk menyelidiki serta berencana untuk menangkap nyonya Son dengan Mina sebagai umpannya.

"Sana dan aku sudah menyiapkan semuanya. Aku juga sudah memastikan ibu juga hadir dalam acara tersebut. Lalu untuk Mina, ia akan melihat pengumuman tersebut dari ruangan berbeda. Apa kau benar-benar siap untuk membawa Mina ke pengadilan? Kau bisa saja menutupi semuanya nunna.." kata Chaeyoung, ia merasa sangat iba kepada kakaknya itu.

"Tentu saja aku tak pernah siap,  mengantarkan  seseorang yang ku cintai ke meja hijau tidak pernah terpikirkan olehku sebelumnya. Aku sampai sekarang masih sangat mencintai Mina, yang ku khawatirkan adalah kita dia mengetahui kebenarannya. Aku tidak ingin ia terluka lagi, kepergian oppa sudah membuatnya menderita. Tapi, aku harus melakukannya..." Jeongyeon mengedarkan pandangannya. Sementara Chaeyoung memandangi wajah kakaknya yang terlihat sangat sedih itu.

****


Angin sore terasa cukup kencang, hari ini adalah hari dimana ayah Jeongyeon akan mengumumkan mergerisasi dan juga siapa yang akan menjadi CEO dari Ygroup. Chaeyoung terlihat rapih dengan balutan jas bercengkrama dengan tamu undangan bersama dengan Sana. Mereka memastikan jika semuanya berjalan lancar. Tuan Yoon akan mengumumkan semuanya sepuluh menit lagi, para wartawan serta pakar ahli menghadiri acara tersebut.

Ibu Chaeyoung terlihat sangat antusias dengan para tamu undangan terutama para dewan direksi. Sore itu hari bahagia bagi dirinya karena anaknya kemungkinan akan menjadi penerus keluarga Yoon.

Sementara itu terlihat Jihyo yang ditemani oleh Momo dan Tzuyu tengah berbincang. Jihyo mengawasi setiap gerakan nyonya Son secara diam-diam.

"Aku akan ke kamar mandi dahulu" pamit Tzuyu kepada kedua temannya itu. Ia berjalan ke arah kamar mandi namun ia kemudian berjalan kearah ruangan lainnya.

SHE ( Replace ; under the Moonlight) [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang