10

664 88 11
                                    

//tak..tak..tak//

Suara denting jarum jam yang terdengar jelas di ruangan itu. Tiga orang wanita dengan satu pria tengah terdiam sambil menikmati makanan mereka. Seorang wanita melirik ke arah wanita didepannya kemudian beralih melirik ke arah wanita di sampingnya. Jihyo menahan napasnya melihat ketegangan antara ketiga orang tersebut.

Harusnya ia tidak menerima ajakan Jeongyeon tadi siang. Jeongyeon meminta Jihyo memajukan pertemuan dengan dewan daerah dan bergegas untuk ke hotel dengan alasan bertemu dengan Sana untuk membahas pekerjaan. Namun, saat ini Jihyo terjebak diantara anak-anak dan menantu keluarga Yoon itu.

Mina dengan tatapan dinginnya mengunyah makanannya, sementara Chaeyoung yang duduk di hadapan Mina mengunyah makanannya dengan santai. Dan atasannya Yoo Jeongyeon nampak sesekali mencuri pandang ke arah Mina.

"Jihyo nunna apa pekerjaanmu lancar sebagai sekretaris nunnaku?" Tanya Chaeyoung yang memecah keheningan itu.

"Ne, sejauh ini lancar. Lagi pula kami sudah terbiasa berdua bekerja bersama" jawab Jihyo dengan mengembangkan senyuman manisnya.

"Benar, hanya kau saja yang bisa menangani Jeongyeon nunna. Mengingat bagaimana sikap keras kepalanya seperti—"

"—tidak usah memanggilku dengan embel nunna, Jeongyeon saja seperti yang biasa kau lakukan. Di sini tidak ada ayah atau orang asing lainnya" sela Jeongyeon dengan ketusnya

"Ah.. ne, baiklah. Yoo Jeongyeon" 

"Bukankah Jeongyeon, kau punya janji untuk makan siang dengan klien?" tanya Chaeyoung

"Kami memajukan jadwal rapat lebih awal, dan aku ke sini untuk bertemu kliennya sesudah makan siang" balas Jeongyeon yang masih memotong dagingnya itu.

"Klien? Di sini? Siapa? Kenapa tidak makan di ruang khusus pertemuan kalau begitu?" Cecar Chaeyoung, pria itu seolah ingin menyulut Jeongyeon.

"Minatozaki Sana. Kamu akan membahas mengenai kerjasama selanjutnya nanti"

"Hoo.. grup Aori, keluarga Minatozaki. Ku kira dia sudah kembali ke Jepang. Mina apa dia tinggal di hotel ini?" Tanya Chaeyoung kepada kakak iparnya itu. Jeongyeon yang mendengar Chaeyoung hanya memanggil nama Mina tanpa embel nunna/nunnim/-sshi memicingkan matanya. Wanita itu seolah terusik dengan sapaan Chaeyoung kepada istrinya.

"Hu'um, ia tinggal di sini. Untuk sementara waktu" angguk Mina yang masih mengunyah makanannya.

"Wahh.. padahal ia bisa kembali. Apa di sini dia benar memiliki urusan atau... hanya ingin lebih dekat dengan Jeongyeon. Atau—"

"—uhuk!" Sela Jihyo yang tersedak oleh makanannya. Pernyataan Chaeyoung tidak salah, Sana memang memiliki alibi yang kuat atas ketertarikannya dengan Jeongyeon.

"Mian..." Senyum Jihyo ketika semua orang melihatnya cemas.

Jihyo memalingkan wajahnya, ia sedikit bergumam bagaimana omongan adik sang atasan itu membuat kedua sejoli itu nampak makin menegang.

"Ah, berarti kau akan menemuinya di kamar pribadinya bukan?" Ujar Chaeyoung yang membuat Jeongyeon kali ini tersedak "uhukk..uhuk!" Jeongyeon melirik kearah Mina yang masih tidak bergeming.

"Aku bukan dirimu  Son Chaeyoung. Yang mengajak klienmu untuk membahas pekerjaan di kamar mereka" balas Jeongyeon.

"Wae? Aku rasa itu tak masalah. Jihyo nunnim bisa menemani mu"

"Ne, tapi kami akan bertemu di luar"

"Yah, Jihyo nunnim.. apa putri Minatozaki itu sangat seksi? Apa dia sangat menarik? Jika iya aku ingin mendekati nya" tutur Chaeyoung. Adik bungsu Jeongyeon ini tidak hentinya membuat orang kesal.

SHE ( Replace ; under the Moonlight) [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang