15

511 84 21
                                    

Jeongyeon tersenyum sembari memandangi Mina yang tengah memasak. Semenjak malam itu hubungannya dengan Mina semakin membaik, terlebih Jeongyeon sering pulang lebih awal untuk makan malam bersama Mina atau menghabiskan waktu bersama istrinya itu.

"Apa kau butuh bantuan, Minari?" Tawar Jeongyeon ketika melihat istrinya begitu serius memasak.

"Tidak perlu Jeong, kau duduk dan temani saja aku" balas Mina dengan gummy smilenya.

"Baiklah, jika kau butuh bantuan. Aku akan siap" Jeongyeon tak hentinya menawarkan diri untuk membantu Mina.

"Ne.. bagaimana dengan kantor? Apa semua berjalan dengan baik?" Tanya Mina

"Baik, tiga hari lagi setelah ayah pulang dari Swiss, aku akan mulai sibuk dengan persiapan pembuatan produk massal untuk pastry" jawab Jeongyeon

"Oh begitu, apa menurutmu semuanya akan berjalan lancar Jeong?" Tanya Mina kembali

"Aku harap semua berjalan dengan lancar. Beberapa toko lokal, sebagai cabang sudah menandatangani nota kesepahaman. Dan ayah bilang ia akan mengevaluasi setelah mergerisasi secara resmi dengan perusahaan YuJu" jelas Jeongyeon

Mina terdiam sesaat, perusahaan YuJu adalah perusahaan milik ibu Jeongyeon yang Jeongyeon jadikan sebagai kesepakatan untuk menikahinya. "Kau tidak merasa sayang memberikan ayahmu perusahaan itu?" Tanya Mina sembari menghidangkan makanannya.

"Hmmm... Perusahaan itu adalah milik keluarga ibuku, itu perusahaan furniture yang menjanjikan. Tapi perusahaan itu juga memiliki kenangan yang buruk bagiku. Ayahku sudah lama menginginkan perusahaan tersebut, lagipula semua sepadan dengan yang aku dapatkan. Setidaknya aku bisa menikahimu" senyum Jeongyeon mengembang menatap istrinya itu

"........ Bolehkah aku bertanya padamu?" Mina menatap Jeongyeon dengan intens.

"Ne, tentu saja boleh"

"Kau menikahiku karena Jeonghan yang meminta bukan? Kau tidak mencintaiku.." Mina menatap Jeongyeon, menanti jawaban dari pasangannya itu.

"........." Jeongyeon terdiam sesaat, lalu menatap kembali Mina yang menunggu jawabannya.

"Anni... Aku menyukaimu, aku mencintaimu bahkan sebelum kalian bertunangan. Saat itu tahun di mana kepergian ibumu, aku melihatmu berlatih di ruangan ballet. Aku jatuh cinta saat pertama kali melihatmu. Ketika ibumu tiada, aku bertemu kembali denganmu. Dari situ aku tahu siapa namamu, rupa mu dan juga isakan tangismu. Dua tahun setelah itu kita bertemu lagi, ketika ayahku mengatakan bahwa oppa sudah memiliki tunangan. Saat aku tahu jika yang dimaksud oleh ayahku adalah kau, hatiku terasa sangat sesak. Aku tidak mungkin mencoba mendekati calon kakak ku. Terlebih ditahun yang sama aku kehilangan ibuku. Itu sebabnya aku memilih untuk tinggal di luar negeri. Aku mencintaimu Myoui Mina.." Jeongyeon menatap Mina dengan lembut, ucapannya tulus. Akhirnya ia mengungkapkan perasaannya kepada Mina setelah sekian lama.

"................." Mina membisu sesaat, Jeongyeon terlihat sangat tulus tanpa kebohongan dalam ucapannya. Hatinya sedikit tersentuh mendengar pengakuan Jeongyeon. Namun, ia tak bisa membalas pengakuan Jeongyeon saat ini.

"... Oppa pernah memintaku untuk menjagamu, aku pikir yang ia maksud adalah sebagai ipar atau adik perempuan. Aku tidak tahu jika semuanya akan seperti ini. Jadi, maaf Mina... Jika mencintaimu membuatmu menjadi terbebani" lanjut Jeongyeon, tatapannya yang lembut membuat Mina benar-benar terdiam.

"Ne..." Keraguan dalam hati Mina muncul. Ia tidak bisa membalas perasaan tulus Jeongyeon. Terlebih saat ini ia membangun kedekatan dengan Jeongyeon hanya untuk membuat wanita itu semakin terperdaya olehnya. Rasa benci kepada Jeongyeon masih ada di hatinya namun bersamaan dengan kedekatan mereka, Jeongyeon seperti bukan sosok yang pantas untuk dibenci.

SHE ( Replace ; under the Moonlight) [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang