19

416 75 10
                                    

Udara sejuk menyapa kulit Jeongyeon, saat ini wanita itu tengah berada di daerah villa yang sangat asri. Jeongyeon memutuskan untuk berjalan sendiri ke rumah orang tua Mingyu. Di lihatnya rumah sederhana dengan halaman yang cukup luas nan hijau. Ia kemudian menekan bel pagar rumah lalu menunggu di depan gerbang pagar rumah tersebut.

"Ne.. cari siapa?" Seorang wanita tua muncul dihadapan Jeongyeon. Wajahnya tampak memandangi Jeongyeon dengan lekat.

"...anda??" Gumamnya.

"Ah.. saya Yoo Jeongyeon, apakah benar ini rumah orang tua Kim Mingyu? Saya temannya" tutur Jeongyeon lembut lalu mengembangkan senyuman.

"Ah.. teman Mingyu, jika begitu silahkan masuk. Pasti anda dari Seoul" balas wanita tersebut

"Ne, terimakasih Bu" sahut Jeongyeon yang berjalan masuk ke pekarangan rumah tersebut.

Jeongyeon sedikit mengamati rumah itu, terlihat jelas jika rumah itu memiliki anjing Husky yang sangat Jeongyeon kenali.

"Tidak usah memanggil Bu, panggil saja halmonie. Nenek... kau pasti dekat sekali dengan Mingyu" ucap sang nenek yang membuat Jeongyeon sedikit bingung.

"Baiklah nenek.. tapi dari mana nenek tau aku dari Seoul?" Tanya Jeongyeon.

"Teman yang sangat dekat dengan cucuku itu pasti berasal dari Seoul dan juga hanya beberapa orang yang tahu alamat rumah ini. Tapi, aku seperti tidak asing dengan wajahmu nona.." jawab nenek Kim yang kemudian mempersilahkan Jeongyeon untuk duduk.

"Jadi begitu.. sebenarnya aku kemari untuk bertemu dengan Mingyu. Aku khawatir  dan ia tak bisa dihubungi"

"Anak itu memang sulit dihubungi sejak beberapa bulan.. ia mengatakan ingin bersamaku dan menghabiskan waktunya untuk ku. Padahal melihatnya di layar kaca saja sudah membuatku bahagia"

"Jika boleh tahu.. apakah Mingyu di rumah?"

"Saat ini Mingyu sedang keluar, ia bilang ingin mengunjungi seseorang. Ah, ya.. dia selalu mengatakan hal yang aneh semenjak mengambil masa istirahatnya"

"Aneh? Seperti apa ne—"

"—tunggu, wajahmu seperti tidak asing" nenek Kim mengamati Jeongyeon kemudian sedikit berpikir.

"............." Jeongyeon hanya terdiam kemudian menatap kembali nenek itu.

"Aku baru ingat! Kau mirip pria muda itu. Ia biasanya selalu mengunjungi dan menginap di sini. Bahkan bamma sangat menyukainya" jelas nenek yang melirik kearah anjingnya itu.

"Bamma? Pria? Maksud nenek.. Yoon Jeonghan?" Tanya Jeongyeon yang semakin penasaran.

"Ne, Jeonghan. Yoon Jeonghan...." Suara nenek melambat kemudian menatap anjingnya.

"Nenek dekat dengan Jeonghan oppa?" Tanya Jeongyeon menggebu.

"Oppa? Jadi dia kakakmu? Pantas saja kalian sedikit mirip. Tidak terlalu dekat, aku beberapa kali melihatnya ketika berkunjung ke rumah ini. Sebenarnya aku baru tinggal bersama cucuku baru-baru ini. Mingyu memintaku untuk tinggal bersama padahal ia biasanya tidak begitu. Sejak kematian kedua orang tuanya, aku hanya sesekali mengunjunginya. Mungkin aku bertemu dan berbicara kepada kakakmu tiga kali dan itu tidak lama. Mingyu bilang itu adalah sahabatnya" jelas nenek Kim, Jeongyeon kemudian mengangguk kecil.

Ia merasa sedikit bersalah sebab ia tidak tahu jika Mingyu merupakan anak yatim piatu padahal ia cukup dekat dengan pria itu.

"Jeonghan oppa adalah sahabat Mingyu, dan aku mengenal Mingyu dari kakak ku itu" tutur Jeongyeon.

"Lalu apa kabar dengan kakak mu? Ia sudah lama tidak main ke sini" balas nenek.

Jeongyeon tersenyum tipis kemudian menatap mata sang nenek, "oppa sudah tidak ada, ia meninggalkan kami semua karena kecelakaan. Rumah peristirahatannya juga tidak jauh dari sini"

SHE ( Replace ; under the Moonlight) [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang