28

875 83 20
                                    

Detak jam analog terdengar cukup jelas, suasana di dalam ruangan tersebut begitu hening. Mina tengah mengenggam tangan Jeongyeon dengan keadaan matanya yang sembab. Mimik wajah Mina terlihat sangat lesu. Tidak ada tanda akan kesadaran dari wanita didepannya itu.

//Cklek//

Suara daun pintu terbuka, Mina lantas menoleh kearah sumber suara tersebut. Dilihatnya tuan Yoon yang masuk bersama pak Jang.

"Aku akan memberikan anda ruang" kata Mina. Ia sebenarnya tak mau melihat tuan Yoon mengingat apa yang dikatakan oleh Mingyu.

"Aku kemari untuk menemui mu Mina" balas Tuan Yoon yang kemudian memberi isyarat kepada pak Jang untuk meninggalkan mereka.

Mina hanya membisu, tatapannya terlihat dingin menatap ayah mertuanya itu. Tuan Yoon menatap putrinya yang tengah terbaring sesaat kemudian ia berlutut didepan Mina. Tindakan tuan Yoon membuat Mina bingung, ia sedikit memundurkan langkahnya.

"Aku tahu aku tak pantas menerima maaf darimu atas semuanya. Namun, aku mohon Mina.. selamatkan Jeongyeon. Kau boleh menghukumku tapi aku mohon untuk selamatkan putriku. Aku tak mau kehilangan anak-anak ku lagi, aku tak mau melihat orang yang ku sayangi menderita. Aku akan memberikan semuanya apapun itu. Tapi aku mohon selamatkan Jeongyeon, putriku" lirih tuan Yoon. Wajahnya menunduk penuh penyesalan dan juga harapan.

".........." Mina hanya membisu. Ia tahu apa maksud tuan Yoon.

Mina masih menjadi wali Jeongyeon karena perceraian mereka belum terdaftar dan secara resmi mereka masih menikah. Satu-satunya yang bisa mengambil keputusan atas hidup Jeongyeon adalah Mina. Namun, Mina memikirkan permintaan Jeongyeon yang tak mau di operasi.

"Berdiri ayah, aku tidak bisa memenuhi permohonanmu. Sejujurnya aku sangat marah atas apa yang anda lakukan. Namun, aku rasa tidak ada gunanya melampiaskan marahku pada anda. Jadi, aku tidak bisa membantu banyak" jawab Mina yang kemudian meninggalkan ruangan Jeongyeon. Berada di ruangan Jeongyeon hanya akan membuatnya kembali dalam keadaan kacau. Terutama tuan Yoon yang membuat semuanya menjadi seperti ini.

Mina menenangkan dirinya dengan secangkir kopi americano. Saat ini ia tengah berada di taman rooftop.

"Tanda tangani persetujuan operasi untuk Jeongyeon, Mina-sshi" sela seseorang dari arah belakang Mina.

"Waktu Jeongyeon tidak banyak. Terlebih jika efek amnesia benar terjadi, bukankah lebih baik untuk Jeongyeon? Ia bisa melupakan semua kejadian yang pahit akibat dirimu" imbuhnya yang membuat Mina terdiam.

"Tapi permintaan Jeongyeon—" potong Mina

"—persetan dengan permintaan Jeongyeon. Pada dasarnya kenangan manis kalian berdua hanya sebentar dan tidak banyak. Membuat Jeongyeon melupakan segalanya adalah hal yang terbaik yang bisa kau lakukan"  tegas Jihyo.

"............" Mina hanya terdiam memikirkan ucapan Jihyo.

Jihyo melirik kearah Mina lalu menyunggingkan senyuman "wae? Kau tidak ingin Jeongyeon melupakanmu? Dan kau ragu?"

"Bukankah lebih baik ia melupakanmu? Karena kau tau sendiri siapa yang membuatnya berada di keadaan seperti itu serta bagaimana kau memperlakukannya. Setujuilah operasi Jeongyeon, maka kalian bisa hidup masing-masing terutama Jeongyeon tidak akan mengingat kenangan buruk akibat ulahmu" jelas Jihyo. Wanita itu bersikap keras kepada Mina.

"Hmmm... Baiklah, aku akan memikirkannya" jawab Mina yang meragu.

"Jeongyeon tak punya banyak waktu. Aku harap kau segera menyetujuinya" tegas Jihyo.

Mina termenung, ia sedang memikirkan keadaan Jeongyeon, meskipun ia masih marah kepada ayah mertuanya. Namun, wanita itu merasa iba melihat sang ayah memohon atas kelanjutan hidup putrinya. Pernyataan Jihyo juga mulai mempengaruhinya, pilihan yang diberi Jihyo adalah pilihan terbaik. Hanya saja Mina memang harus siap untuk melupakan dan tidak bertemu Jeongyeon selamanya. Semua tentang dirinya akan hilang begitu saja. Jauh di lubuk hatinya, ia tidak tahu harus melanjutkan hidup bagaimana jika Jeongyeon tidak ada.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Di lain tempat Sana melihat Jihyo yang terduduk di ruang tunggu setelah perdebatannya dengan Mina atau lebih tepatnya setelah mengungkapkan keinginannya. Wajahnya terlihat sangat sedih dengan mata yang menatap kosong.

SHE ( Replace ; under the Moonlight) [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang