Cahaya mentari mulai masuk melalui celah-celah ventilasi jendela.
"Uggh" seorang wanita mencoba meraih kesadarannya. Kepalanya terasa begitu berat, terpaan cahaya matahari sudah menyentuh kulitnya.Mina membuka matanya perlahan, dilihatnya ruang kamar bernuansa abu. Ia lantas mencoba bangkit namun kakinya sulit bergerak. Mina melihat kedua kakinya terbogol dengan sebuah rantai yang cukup panjang. Wajahnya panik seketika mengetahui jika ia berada dalam situasi berbahaya.
"Yaaak!" Pekiknya, berharap jika ada yang mendengar. Namun sayangnya tidak ada satupun yang datang. Mina menghela napasnya, saat tahu mustahil untuk membuka borgol tersebut.
"Jeongyeon.." kecemasannya bertambah ketika mengingat pasangannya itu. Mina mencoba memberontak, ia bisa berjalan namun tidak bisa menjangkau jendela maupun pintu.
//Cklekk//
Seorang pria masuk kemudian tersenyum tipis, "ah.. kau sudah bangun" ucapnya sembari duduk di sofa yang tak jauh dari Mina.
"Kau..Son Chaeyoung.." mata Mina menatap tajam ke arah pria itu. Ia tidak menyangka jika pria itu berani melakukan hal seperti ini.
"Dimana Jeongyeon?!" Tanya Mina menggebu.
"Ck, kau tidak mengkhawatirkan dirimu sendiri? Dan sekarang lebih mengkhawatirkan orang yang tidak kau cintai?" Jawab Chaeyoung seolah mengejek wanita didepannya.
"Jika kau melukainya. Aku akan-"
"-akan apa? Bukankah selama ini yang menyakitinya dan melukai Jeongyeon dirimu sendiri? Kau juga menikmati kesengsaraan Jeongyeon"
"................." Mina mengeratkan giginya. Tidak ada yang salah dengan ucapan Chaeyoung. Namun, saat ini situasi sudah berubah dan Mina menyukai Jeongyeon.
"Harusnya aku tetap waspada padamu dan tidak mempercayai kata-katamu. Jika kau menyakiti Jeongyeon, aku benar-benar akan membunuhmu Son Chaeyoung"
"Tidak usah repot Mina, karena kau akan mewujudkan keinginan terbesarmu, yakni membunuh Jeongyeon. Jadi, tunggulah di sini sembari menikmati semua permainan" Chaeyoung kemudian berjalan keluar dan segera menutup pintu kamar Mina kembali.
"Aissh!! Sial!!" Umpat Mina, ia merutuki dirinya sendiri saat ini. Mimik wajah Mina terlihat sangat kacau, rasa ingin menangis sekaligus takut akan keadaan Jeongyeon menjadi satu.
*****
Pencarian terus dilakukan oleh Jihyo dan kawan-kawannya untuk mencari keberadaan atasannya itu. Tidak ada jejak lagi setelah penemuan mobil tersebut.
"Bagaimana ji?" Tanya Dahyun yang selalu menemani Jihyo sejak malam hingga siang hari ini.
"Nihil.." jawab Jihyo, Jihyo belum mengerahkan dan meminta bantuan kepolisian. Hal ini disebabkan ia tak mau mengambil resiko. Ia hanya meminta pada beberapa broker informan dan detektif swasta untuk mencari keberadaan Jeongyeon.
"Bu, anda dipanggil ke kantor oleh Tuan Yoon" tutur salah satu pegawai Jihyo.
"Baiklah" Jihyo lantas segera kembali ke kantor.
"Dahyun, jika ada kemajuan segera hubungi aku" pesan Jihyo.
"Ne.."
Jihyo mencoba menelpon Sana selama diperjalanan. Sayangnya, tidak ada jawaban dari wanita itu. Jihyo bermaksud meminta tolong Sana untuk memperluas pencarian hingga ke Jepang.
Sesampainya di kantor, Jihyo melihat tuan Yoon yang duduk di kursi kerja Jeongyeon serta beberapa pengawal dan nyonya Son yang duduk di sofa.
"Jihyo, anak ku menghilang dari semalam.. dan kau tidak segera menghubungi ku!" bentak sang ayah. Jihyo yang mendengarnya sedikit memundurkan langkahnya, baru kali ini dia melihat tuan Yoon begitu marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHE ( Replace ; under the Moonlight) [ On Going ]
FanfictionYoo Jeongyeon meneruskan keinginan kakaknya yang menyebabkan ia harus menikah dengan calon kakak iparnya, Myoui Mina. Seiring berjalannya waktu rasa cinta mulai tumbuh diantara Myoui Mina dan Yoo Jeongyeon. Namun, bersamaan dengan hal tersebut Jeon...