18

525 89 23
                                    

Jeongyeon menatap Jihyo sang sekretaris yang tengah membisu. Sejak rumor skandal, wanita itu terlihat dingin kepadanya. Jeongyeon tahu jika skandal itu merugikan dirinya terutama Jihyo sebagai penasehat sekaligus sekretarisnya.

" Apa berita tentang penyangkalan ku sudah rilis? " Tanya Jeongyeon yang mencoba agar sahabatnya itu berbicara.

"Ne, sajangnim" jawab Jihyo singkat.

"Ji.. aku minta maaf, aku tahu kau pasti bertanya mengenai pertemuan ku dengan sana tapi aku memiliki alasan yang tidak bisa ku katakan padamu" terang Jeongyeon.

"Ne, lagi pula itu kehidupanmu" balas Jihyo kembali.

"Huft... Aku menemui Sana untuk menyelidiki tentang Mingyu...jadi—"

-flashback-

Sehari setelah kejadian Sana di galeri yang mencium Jeongyeon. Sana meminta untuk bertemu dengan Jeongyeon, wanita itu awalnya berkata ingin meminta maaf atas kejadian semalam.

"Aku tahu tindakan ku semalam terlalu berlebihan, aku hanya ingin kau mengetahui bahwa aku benar-benar mencintaimu Jeong" tutur Sana, wajahnya tidak bersemangat.

"Ne, dan kau sudah tahu jawabanku kan?" balas Jeongyeon.

"Humm... Oleh itu aku ingin meminta maaf. Namun, aku harap kita masih berteman"

"Jika kau hanya sekedar ingin berteman aku tidak masalah. Tapi, jangan pernah melewati batasanmu. Aku sudah menikah, meskipun aku tahu pernikahan kami tidak saling mencintai. Tapi aku tidak akan main-main dengan pernikahan"

"Ne..." Jawab sana lesu. Setidaknya Jeongyeon masih mau berteman dengannya.

"Aku tahu kau pro—"

//Tes...//

Kedua mata Sana membulat ketika melihat hidung Jeongyeon yang mengalir darah. Wanita didepannya seperti tidak sadar jika ia sedang mimisan.

"Yaah.. Jeongyeon hidungmu!" Seru Sana yang hendak mencari tisu.

Jeongyeon segera menyeka hidungnya dan melihat darah di jarinya. Ia kemudian mengeluarkan sapu tangan dari balik sakunya dan menutup hidungnya.

"Kau tidak apa? Kita ke dokter sekarang!" Mimik Sana terlihat sangat cemas.

"Tidak apa.. aku hanya kelelahan. Nanti akan berhenti" cegah Jeongyeon, ia tak mau jika semuanya akan bereaksi berlebihan.

"Kau yakin??"

"Ne.. tidak apa Sana" Jeongyeon tersenyum tipis.

Sana hendak kembali ke kursinya, ia tak sengaja menginjak sebuah foto yang sepertinya milik Jeongyeon. Sana mengernyitkan dahinya ketika melihat seorang yang ia kenal dalam foto tersebut.

"Ini.... Kim Mingyu-sshi?" ucap Sana pelan.

Jeongyeon yang mendengarnya lalu melihat Sana dan mengambil foto tersebut.

"Kau mengenal Mingyu?"

"Ne.. dia—"

"—ah wajar saja jika kau mengenalnya. Dia idol.. jadi kau sudah pasti mengenalnya"

"Anni.. aku tidak tahu jika ia idol. Terlebih yang aku tahu dia adalah pasien psikolog yang dokternya sama denganku"

"Mwo?! Dimana kau menemuinya?!"

"Di rumah sakitmu. Aku sesekali ke psikolog, lalu aku tak sengaja bertemu dengannya. Dan sesekali kami bertukar cerita"

"Apa boleh kau menceritakan apa yang ia katakan? Ia adalah sahabat terdekat kakak ku. Aku sangat sulit menghubunginya"

SHE ( Replace ; under the Moonlight) [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang