9

498 75 9
                                    

Hening menyelimuti kamar pribadi Jeongyeon dan Mina. Sudah hampir seminggu mereka tidur di ruang yang sama tapi ditempat yang terpisah. Mina di ranjang mereka sedangkan Jeongyeon di sofa mereka. Jeongyeon masih berlarut memikirkan bagaimana Mina dan dirinya berada dalam satu ranjang ketika di hotel.

Namun saat ini mereka kembali tidur terpisah. Jeongyeon mengalihkan pandanganya, ia memandangi wajah cantik istrinya itu. Menikah dengan orang yang Jeongyeon cintai adalah hal yang paling beruntung namun nyatanya tidak dengan keadaan sekarang. Sebagai pengganti sang kakak, Jeongyeon selalu merasa ia tidak pantas dicintai oleh Mina serta ia selalu bekerja keras agar menjaga nama baik keluarganya. Bukan hal mudah, meskipun wanita itu tergolong pintar tapi Jeongyeon bukanlah tipe orang yang cocok dengan ini semua. Selama ini Jeongyeon belajar tidak banyak belajar tentang bisnis dan perusahaan agar tidak menganggu sang kakak. Terlebih status Jeongyeon sebagai anak sah kedua yang mana kakek dari ibu Jeongyeon memberi hak waris penuh kepada Jeongyeon. Oleh sebab itu Jeongyeon lebih suka berkecimpung sebagai relawan selama ia tinggal di luar negeri.

Jeongyeon mengulas senyuman sembari memandangi wajah Mina, ia mengingat kembali bagaimana ia jatuh hati dengan putri keluarga Myoui itu.

****
-flashback-
-tujuh belas tahun lalu-

Musim semi menghiasi pemandangan di rumah bergaya oriental Jepang. Beberapa pohon sakura mulai mengembang dan terlihat sangat cantik di sekitar rumah tersebut. Jeongyeon tengah berlari mencari tempat untuk bersembunyi dari sang kakak, kedua saudara tersebut bermain petak umpet.

"Aku rasa di sini aman" gumam Jeongyeon kecil sembari bersembunyi di dalam sebuah loker berwarna abu-abu.

Wajah Jeongyeon terlihat sangat ceria sembari menyembunyikan diri agar tidak ketahuan oleh sang kakak.

//Ckleeek//

Seorang gadis kecil memasuki ruangan tersebut, Jeongyeon mengintip dari balik lubang loker tersebut. Ia melihat bagaimana gadis itu mengikat rambut panjang dengan balutan dress pendek tipis berwarna merah muda yang senada dengan bunga sakura yang sedang bermekar di dekat ruangan tersebut.

Wajah yang cantik dengan sedikit tahi lalat serta gerakan yang anggun membuat Jeongyeon tidak bisa berhenti menatapnya.
Setiap gerakan tubuh dan hembusan napas gadis itu benar-benar membuat Jeongyeon terpesona. Hampir sepuluh menit Jeongyeon mengamati gadis tersebut. Kesadaran Jeongyeon kembali ketika gadis itu menghentikan gerakannya dan berbicara dengan orang yang nampak seperti asisten rumahnya. Jeongyeon tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh mereka, bisa dibilang saat itu Jeongyeon tidak paham bahasa Jepang. Gadis itupun pergi bersama dengan asistennya meninggalkan ruangan itu kembali.

Sementara Jeongyeon masih bersembunyi di dalam loker hingga larut malam. Ia tersadar ketika sang kakak menemukannya tertidur di dalam loker bersama dengan sekretaris Jang.

"Yaah.. Jeongyeon kau tak apa?" Tanya Jeonghan yang terlihat sangat cemas terhadap adiknya itu.

"Oppa.. kau lama sekali menemukanku aku sampai terti—"

"—syukurlah kau tidak apa-apa" Jeonghan memeluk erat adiknya itu.

Jeongyeon yang sedikit heran dengan sikap kakaknya hanya bisa terdiam.
"... Oppa kenapa pakaianmu serba hitam?" Tanya Jeongyeon yang ditemani oleh sang kakak berjalan ke kamarnya.

"Istri dari tuan rumah ini meninggal tadi siang, jadi kau juga harus memakai pakaian berkabung esok hari. Sebaiknya malam ini kau harus istirahat" jelas Jeonghan kecil.

"Ne, ayah juga?"

"Hu'um, ayah juga. Ayah bilang kita akan kembali ke Korea esok lusa"

"Baiklah.. apa ibu ikut?"

SHE ( Replace ; under the Moonlight) [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang