21

464 75 10
                                    

Mina menyeka tubuh Jeongyeon, wanita itu terlihat telaten dengan apa yang ia lakukan sekarang. Sejak Jeongyeon di rumah sakit, ia yang menyeka tubuh pasangannya itu. Menurutnya tidak ada yang boleh melihat tubuh Jeongyeon, bahkan itu perawat sekalipun. Mina juga yang mengganti pakaian Jeongyeon setiap hari.

Kedua mata Mina menatap nanar ke tangan Jeongyeon. Ia mengenggami tangan pasangannya itu. Sesaat Mina kembali ke ucapan Jeongyeon ketika malam sebelum Jeongyeon pergi ke Jeju. Ucapan Jeongyeon begitu tulus, bahkan Mina merasa lebih tulus daripada ucapan Jeonghan selama ini.

Perasaan Mina sebenarnya semakin berubah ketika ia semakin dekat dengan Jeongyeon. Namun, ketika ia mengingat kembali Jeonghan ia merasakan kemarahan. Melihat Jeongyeon terbaring tak berdaya seperti ini membuatnya sangat sakit. Apalagi ketika ia tidak tahu siapa dalang dibalik kecelakaan Jeongyeon.

Hati Mina hancur ketik melihat Jeongyeon didalam ruang UGD bersimbah darah. Ia membeku, otaknya memberikan ingatan sekilas bagaimana ia melihat Jeonghan malam itu. Bulir bening menetes kecil dari  mata Mina. Tidak dapat dipungkiri, ia begitu sakit melihat Jeongyeon saat ini.

"Apa ia masih belum sadar?" Ucap seorang pria dengan membawa sebuah buket makanan.

"Ne.. tapi Tzuyu bilang tanda vitalnya baik" jawab Mina yang kemudian menatap pria itu.

".....aku membawakan beberapa Snack kesukaannya" tutur pria itu.

"Jika kau mau ambil lah, aku rasa ia tidak akan keberatan" imbuhnya.

"Terimakasih Chaeyoung.."

"Aku ke sini ingin mengabarkan, jika ayah akan mengadakan mergerisasi dua hari lagi" kata Chaeyoung.

"............" Tidak ada tanggapan dari Mina.

"Para pemegang saham dan dewan direksi mendesaknya dan ibuku juga" jelas Chaeyoung lagi.

"Kau bisa mengabari ku melalu chat tidak perlu kemari" balas Mina sedikit ketus.

"Kau masih tidak percaya dengan yang aku katakan?" Tanya Chaeyoung yang kemudian membuat Mina berdiri.

"Kau masih bertanya?"

"Mina, kau tahu aku tidak melakukannya bukankah selama ini yang berambisi untuk membunuhnya kau? Kau berulang kali mengatakan ingin membunuhnya kan?!" Cecar Chaeyoung.

"Ne, aku ingin membunuhnya" sahut Mina.

"Aku sangat-sangat ingin membunuhnya!" Mina meninggikan suaranya.

"......" Chaeyoung menatap lekat ke mata Mina. Tidak ada keraguan di dalamnya namun terlihat begitu menyakitkan. Mata Mina yang Chaeyoung lihat sama seperti ketika malam setelah kecelakaan Jeongyeon.

-flashback-

Operasi Jeongyeon berjalan cukup lama, Mina menunggu kedatangan sang ayah dan juga Jihyo. Mina datang terlebih dahulu sebab saat itu ia tengah berada di Jeju, lebih tepatnya ia berada tak jauh dari rumah sakit dimana tempat Jeongyeon dibawa.

Wajahnya terlihat sangat cemas setelah melihat pasangannya tak sadarkan diri bersimbah darah serta berita di televisi menyiarkan kecelakaan maut dan mobil Jeongyeon yang cukup hancur. Sejam lebih Mina menunggu kedatangan kolega sert operasi Jeongyeon. Kolega Jeongyeon datang bertepatan dengan keluarnya dokter yang telah selesai mengoperasi Jeongyeon.

"Pendarahan sudah berhenti, pasien sudah mendapat pertolongan. Namun, saya sarankan untuk ke rumah sakit yang lebih besar untuk perawatan intensif dan terutama dokter specialis saraf dan bedah. Karena di sini sebenarnya kekurangan dokter, jadi kami tidak bisa terus berjaga" jelas dokter tersebut.

"Terimakasih dokter, lalu apakah kami bisa membawanya sekarang ke rumah sakit Ygroup?"tanya tuan Yoon.

"Rumah sakit Ygroup? Bukankah itu cukup jauh?"

SHE ( Replace ; under the Moonlight) [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang