27

463 72 3
                                    


Mina membisu setelah keluar dari ruangan Tzuyu, matanya terlihat kosong. Ia kemudian memilih untuk duduk di kursi yang kosong. Bulir bening mulai berjatuhan dari mata indahnya itu.

Ia tidak tahu haru berbuat apa, kemungkinan yang ia inginkan adalah memutar kembali waktu. Nampak dari kejauhan dua orang wanita sedang menatap Mina yang menyembunyikan wajahnya.

"Apa menurutmu tidak ada yang bisa kita lakukan San?" Tanyanya, rasanya pilu melihat istri Jeongyeon seperti itu.

"..... Jika ada, kau tahu sendiri Jeongyeon tidak mengizinkannya" balas Sana, wajahnya terlihat iba melihat Mina, kerabat jauhnya itu sedang menangis.

" Aku tidak mengerti mengapa Jeongyeon tidak mau melakukannya.." sahut Momo kembali

"...." Sana hanya menatap Momo tersenyum tipis.

.
.
.
.
.
.
.
.
Sementara di ruang rawat Jeongyeon nampak Chaeyoung dan Jihyo sedang menunggu Jeongyeon yang masih belum sadar. Mereka berdua terlihat sedih sembari menatap wanita yang tengah terbaring tersebut.

"Aku tidak tahu jika nunna juga mempunyai penyakit itu. Maksudku, ia terlihat selalu sehat" ujar Chaeyoung.

"Aku seharusnya lebih mengawasi dan menjaga kesehatan sahabat sekaligus atasanku.." tutur Jihyo.

"Itu bukan salah kalian, kita sebagai manusia tidak bisa mencegah apa yang dikehendaki oleh-Nya" sahut Tzuyu, yang kemudian mengecek keadaan Jeongyeon.

"Apa tidak ada jalan untuk menyelamatkannya?" Tanya Chaeyoung.

"Hmmm....." Tzuyu sejenak berpikir lalu menatap Chaeyoung dan Jihyo.

"Sebenarnya, operasi bisa dilakukan—"

"—kalau begitu lakukan!" Potong Chaeyoung.

"Efek samping dari operasi yakni kehilangan memori. Jeongyeon sudah ku beritahu hal ini.. dan ia menolaknya" jelas Tzuyu.

"Wae? Mengapa Jeongyeon menolaknya?" Tanya Chaeyoung kembali.

"Itu—"

"—karena Mina" sela Jihyo.

Chaeyoung yang tak mengerti hanya bisa mengernyitkan keningnya, ia tak paham dengan yang dikatakan oleh sekretaris kakaknya itu.

"Kalian tahu, jika Jeongyeon sangat mencintai Mina. Kejadian kemarin membuatnya harus melepaskan Mina. Namun, aku tahu ia bisa kehilangan Mina tapi tidak dengan memori indah bersama Mina" terang Jihyo, matanya nanar menatap Jeongyeon yang masih tak sadarkan diri.

"Ne, Jeongyeon menderita penyakit yang sama dari keluarga ibunya, penyakit Neuro gen yang sangat jarang ditemui. Sebenarnya Jeongyeon mempunyai kesembuhan tinggi atas penyakit gennya. Hanya saja, kecelakaan tempo lalu memperburuk keadaan Jeongyeon.  Bagian lobus temporal Jeongyeon sangat dekat dengan yang harus kami angkat saat operasi, jadi efek operasi kemungkinan Jeongyeon akan kehilangan memori atau amnesia" ujar Tzuyu panjang lebar.

"Aku sudah mencoba membujuk Jeongyeon sebagai dokternya. Namun, ia menolaknya. Terlebih ia meminta ku untuk merahasiakan dari kalian terutama Mina. Tapi, ku rasa kalian berhak mengetahui keadaan Jeongyeon" imbuhnya.

"Apa kau memberitahu Mina?" Tanya Jihyo.

"Tidak, aku tidak memberitahu mengenai efek jika Jeongyeon di operasi" jawab Tzuyu.

"Apa ayah mengetahuinya juga?" Kali ini Chaeyoung yang bertanya.

"Hu'um, Tuan Yoon mengetahui hal ini pada hari yang sama ketika Jeongyeon kembali ke publik" balas Tzuyu.

"Itu sebabnya ayahku memilihku dan memberiku sahamnya. Ia mengatakan bahwa itu bukan keputusannya namun itu pasti permintaan nunna..." gumam Chaeyoung.

"Satu-satunya hal yang bisa dilakukan ialah kemoterapi. Tapi, tidak bisa menjamin kesembuhan dan kepanjangan umur Jeongyeon" sahut Tzuyu.

SHE ( Replace ; under the Moonlight) [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang