Seoul, Korea
5 bulan kemudian....
Setiap minggu secara bergiliran Limario memberikan materi dan pengarahan langsung kepada setiap divisi perusahaannya yang baru. Karyawan sudah menunjukkan hasil yang melebihi ekspektasi, keuntungan semakin meningkat berlipat ganda. Karyawan tersebut sudah bekerja dengan sangat profesional.
Kini Limario kembali menginjakkan perusahaan utama setelah 5 bulan tidak hadir di perusahaan tersebut.
"Selamat pagi Pak..." sapa semua karyawan tampak berbaris rapi menyambut kedatangan CEO tersebut.
Terlihat dia memperhatikan satu satu karyawannya dan lalu ia tersenyum ke arah salah satu karyawan tersebut.
Semua karyawan mengikuti arah pandangan mata ceo-nya tersebut.
"Jennie, dia tersenyum pada Jennie..." bisik karyawan wanita itu
"Pertama kalinya aku melihat pak Lim tersenyum dan itu pada Jennie...." bisik karyawan lainnya.
Limario terus memperhatikan Jennie dari jauh.
"Hah! Aku merindukannya..." gumamnya dalam hati.
Dia yang tadinya tidak merasakan apa-apa kini mulai menyukai Jennie.
Ya seperti batu yang jika terus terkena tetesan air sekeras apapun batu itu tetesan air akan menghancurkannya secara perlahan.
"Jennie tunggu..."
Jennie menoleh "Jika kau ingin bertanya kenapa pak Lim tersenyum padaku itu tidak penting Irene..." dengusnya tau jika temannya yang satu ini tingkat penasarannya sangat tinggi.
"Semua orang bebas tersenyum pada siapapun!" Sarkasnya lagi ketika Irene ingin berbicara dan melenggang pergi meninggalkan Irene.
⬇️⬇️⬇️
Kini Jennie telah kembali kedalam ruangannya dan mengerjakan dokumen yang akan ia berikan kepada atasannya.
Cklek!
"Jennie..."
Jennie menoleh kearah pintu ruangannya "Iya ada apa pak?"
Limario mempoutkan bibirnya "Kenapa memanggil ku pak?" Ucapnya duduk disofa ruang tersebut.
Jennie memutar jengah bola matanya "Kenapa?"
"Apa agenda aku hari ini?"
"Pukul 10 nanti ada pertemuan dengan pihak Hatway Corp di restoran Mingles.." ucap Jennie
Mingles adalah salah satu restoran kelas atas di Korea Selatan yang menawarkan santapan terbaik. Restoran ini berada di peringkat ke-15 dalam 50 restoran terbaik Asia dan peringkat ke-89 dalam keseluruhan restoran terbaik di dunia.
"Apa ada lagi?"
"Tidak ada..." singkatnya kembali mengerjakan pekerjaannya.
Limario mengangguk dan meraih ponsel genggamnya untuk menghubungi asisten pribadinya itu yang belum kelihatan batang hidungnya dikantor.
"Dimana?"
"Sedang mempersiapkan mobil untuk kita meeting pagi kan?"
"Kita berangkat sekarang, aku akan turun kebawah!"
Sebelum Limario melangkah keluar, ia menoleh ke arah sekertaris itu.
"Nanti siang tunggu aku disini, hm?"
Singkat cerita, Jennie terus menoleh kearah jam dinding tersebut, waktu menunjukkan pukul 12 siang, dimana semua karyawan beristirahat.
"Astaga, kenapa lama sekali!"
Limario mendekat "Maaf,hm? Ada sedikit masalah tadi..." ucapnya lembut dan menarik tangan Jennie.
"Kita akan makan siang dimana?" Tanya lagi.
Jennie membelalakkan matanya "Makan siang?"
Limario mengangguk "Iya kamu makan siang bersama ku!"
"Tidak, aku mau pulang, ibuku sendirian makan siang dirumah..."
"Ya sudah kalo begitu kita makan siang bersama dirumah!"
Jennie menghela nafasnya "Lim, kenapa seperti ini? Lepasin tangan ku!" Ucapnya ketika melihat pasang mata terus memperhatikan keduanya saat keluar dari ruang hingga ke lobby.
Limario melepaskan genggamannya "Baik..."
⬇️⬇️⬇️
15 menit perjalanan kini mereka pun telah sampai ditempat tujuannya yaitu rumah Jennie. Diliriknya Limario yang menatap keluar kaca bahwa ada mobil yang terparkir didepan rumah sekretarisnya itu.
"Ayo keluar, Lim..." ucap Jennie membuyarkan lamunan Limario.
Limario pun mengangguk dan keluar dari mobilnya tersebut.
"Aku pu---"
"JENNIEEE...." Pekik seseorang dari kejauhan.
Keduanya pun menoleh kearah suara itu.
"Kaikai..." antusias Jennie berlari dan memeluk teman kecilnya itu.
Limario yang melihat itu, jantungnya berdebar lebih cepat. Ia pun mengurungkan niatnya untuk ikut makan siang bersama.
"Aku pulang saja..." ucapnya dalam hati.
"Kenapa pulang?" Tahan Jennie.
Limario tersenyum kecil "Tidak apa, kalian sedang berkumpul, kekasihmu pasti menunggu..." lembut Jennie melepaskan genggaman tangan itu.
Jennie menghela nafas "Dia sepupuku, Lim! Nanti kita bicara,hm?" Menarik Limario kearah ibu dan Kai itu berada.
"Bibi, dia siapa?" Bisik Kai pada ibu Jennie yang berdiri disampingnya.
"Bibi juga tidak tau, yang bibi tau hanya atasannya Jennie dikantor, tapi melihat mereka sedekat itu, apakah hanya sebatas atasan dan karyawan?"
"Kurasa tidak bi, bahkan mereka sepanjang jalan berpegangan tangan..."
Keduanya pun menatap satu sama lain dan tersenyum "Baiklah..." kompak mereka tertawa kecil.
Jennie yang melihat keanehan keduanya, menyipitkan matanya menatap bergantian ibu dan Kai tersebut.
"Kenapa? Jangan mikir yang aneh-aneh..."
"Ibu, Kai.... ini Limario, atas---"
"Teman Jennie..." potong Limario menunduk hormat kepada keduanya.
"Kai teman kecilnya Jennie..." ucap Kai
"Limario..." jawabnya menerima jabatan tangan Kai tersebut.
"Bibi... Apa kabar?" Sapa Limario dengan senyuman khasnya yang membuat para atensi disana terpukau.
"Tampan..."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm For You
RomanceKisah seorang pria yang lembut dan penuh kasih sayang. Siapa yang tidak mengenalnya? anak dari konglomerat terkaya di dunia. Fisik dan kastanya mampu menjajah hati para wanita. seseorang yang memiliki reputasi besar seperti ayahnya. Pria tersebut me...