SM 9

2.2K 162 2
                                    

Waktu istirahat karyawan tiba, semua para karyawan sibuk dengan aktivitas istirahat mereka masing-masing. Tapi tidak dengan Jennie sang sekretaris yang masih berkutat di hadapan komputer miliknya.

Cklek!

"Jennie..."

"Kamu belum pulang?"

"Hm..." Jawab Jennie fokus pada layar komputer miliknya.

"Liat aku Jennie!" Tekannya menghela nafas gusar Karna merasa diabaikan.

Jennie mendengus sebal dan menatap ke arah sumber suara tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Temenin aku makan siang mau tidak?"

"Tidak! Aku sibuk..." Tegas Jennie kembali mengerjakan kerjaannya tanpa menghiraukan seseorang dihadapannya itu.

Limario yang mendengar penolakan itu pun menghela nafas berat dan merebahkan dirinya di sofa ruangan milik sekretarisnya itu tanpa mengucapkan kata apapun. Ia menumpukkan kedua tangannya untuk menutup mata dari cahaya lampu ruangan tersebut.

Ting!

Jennie menghela nafas panjangnya setelah menyelesaikan proposal yang ia maksud kepada Bambam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennie menghela nafas panjangnya setelah menyelesaikan proposal yang ia maksud kepada Bambam. Ia pun menatap pada sosok pria yang tertidur di sofa.

"Kemana sifat menyebalkan mu itu,hm..."

"Kau pasti bisa melewati semuanya, Lim..."

Jennie menghampiri Limario yang tengah tertidur itu, benar kata asisten pribadi CEOnya itu wajahnya tampak pucat.

"Berapa lama kamu berdiam diri diguyur hujan semalam, Lim?" Gumamnya tanpa ada jawaban dari Limario.

"Lim..." panggilnya pelan.

"Hm..."

Jennie meraih tangan kekar milik CEOnya itu agar ia bisa melihat wajah pria itu dengan keras "Bangun, kenapa malah tidur?"

"Bukan urusanmu!" Dinginnya berbalik membelakangi Jennie.

"Katanya mau ditemenin makan..." sabar Jennie untuk menahan emosi dengan tingkah CEOnya itu.

Limario menggelengkan kepalanya serta menunjukkan puppy face layaknya anak kecil yang marah pada sang ibu.

"Mau aku buatkan bubur? Atau kita makan diluar,hm?"

Limario kembali menggelengkan kepalanya dan berbalik lagi membelakangi sekretarisnya itu.

"Aku CEO yang tidak becus!"

"Menangani masalah seperti ini saja aku bodoh, tidak tahu harus berbuat apa! Bahkan ayahku saja kecewa padaku!" Ucapnya lagi dengan bahu yang bergetar hebat berusaha menahan tangisannya.

Jennie menggeleng kepala tidak membenarkan ucapan dari ceo-nya itu. Ia merubah posisi duduk dan membawa kepala Limario di pangkuannya, Jennie terus mengusap kepala ceo-nya itu agar pria itu jauh lebih tenang. Isak tangis yang ditahan oleh pria itu membuat hatinya merasakan sakit.

"Kenapa rasanya sakit...." batinnya dengan mata berkaca-kaca.

Limario mengubah posisi menatap gadis yang lembut padanya itu tanpa mengucapkan sepatah katapun. Ia terus memandangi wajah gadis itu, tenang rasanya jika ia berada didekat Jennie.

"Kita cari makan diluar saja mau?" Tawar Jennie lagi.

Sejak semalam memang Limario tak menyentuh sedikitpun makanan yang ia buat, begitu pun hari ini.

"Aku mau pulang saja!" Tolaknya bangkit dari pangkuan gadisnya yang sudah candu baginya.

"Pulang kemana? Kau diusir kalo kau lupa!"

"Aku akan tinggal diapartement! Tidak perlu mengkhawatirkan ku seolah-olah kau kasian padaku!" Ketusnya hendak pergi meninggalkan Jennie.

"LIMARIO MANOBAN!"

Deg!

Limario menelan berat Salivanya kala melihat tatapan tajam dari Jennie. Seolah-olah ia merasa ingin dimakan oleh wanita yang seperti singa betina ini.

"Mengapa mengerikan sekali tatapannya..."

⬇️⬇️⬇️

Drrtt... Drrtt... Drrtt...

"Halo bibi ada yang bisaku bantu?"

"Bambam bagaimana keadaan Limario? Apa anak itu baik-baik saja?"

"Bibi tidak perlu khawatir, kekasihnya telah mengurus anak bibi itu..."

"Apa? Kekasih? Limario memiliki kekasih, kenapa anak itu tidak bercerita pada ibunya sendiri"

"Baru pendekatan saja bibi..."

"Siapa wanita yang bisa menarik hati Limario? Sampai dia bisa menaklukkan hati keras anak itu!"

"Bibi akan tau sendiri, wanita itu sangat cantik, dia bisa membuat seorang Limario tunduk padanya"

"Baiklah kalo begitu, bibi akan sabar menunggu. Hubungi bibi jika terjadi sesuatu padanya,hm?"

"Baik bi..."

Setelah pembicaraan telepon pada ibu Limario berakhir, Bambam fokus pada penyelidikan proyek tersebut. Ia curiga bahwa musuh bebuyutan Limario inilah penyebab dari semua masalah ini.

"Bagaimana? Apa sudah menemukan bukti?"

"Sudah tuan... Benar dugaan kita, dialah yang menyabotase proyek Master Manoban..." singkat salah satu informatika Limario dimarkasnya tersebut.

Bambam mengangguk mengerti, ia langsung meraih ponselnya untuk menghubungi Limario tersebut namun tak ada jawaban dari pria itu.

"Hah! Aku lupa pasti dia sedang bersama Jennie..." gumamnya untuk menghubungi sekretaris pribadi Limario.

" gumamnya untuk menghubungi sekretaris pribadi Limario

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Singkat padat dan jelas..." gumamnya.

" gumamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I'm For You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang