Limario pulang ke mansion dalam keadaan yang benar-benar sedang dalam mood yang begitu buruk. Tubuhnya sudah minta untuk diistirahatkan, tetapi selalu ada saja yang membuatnya tidak bisa menahan emosinya.
Setelah menyelesaikan perdebatannya dengan sang ayah, Limario langsung pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun pada sang ayah.
"Maafkan aku tuan putri, kau pasti menungguku..." batinnya menatap layar ponsel untuk menghubungi sang kekasih, namun ia urungkan.
Malam ini, ia pergi mengendarai mobilnya hendak menuju rumah sang kekasih.
Dipertengahan jalan, ia dihadang lebih dari 30 orang menghadang jalannya.
"Bilang pada tuan kalian untuk berhenti mengirim orang yang lemah seperti kalian!" Ujarnya sudah jengah, masalah satu selesai, muncul lagi masalah lain yang kini entah siapa lagi.
Tetapi anak buah itu tetap menyerangnya, limario yang memang masih diselimuti sisa-sisa emosinya, jelas mereka akan menjadi sasaran empuk untuk pelampiasannya.
"Ingin mati rupanya!" Limario menyeringai.
Suara baku hantam yang saling bersahutan itu memenuhi jalanan tersebut.
Melayangkan pukulan demi pukulan dengan membabi buta, tidak butuh waktu lama para pecundang itu sudah terkapar tak berdaya.
Bambam yang baru saja datang bersama anak buahnya terpaku melihat adegan sadis yang baru saja terjadi, beringasnya Limario menghabisi 30 orang lawannya tanpa ampun.
Bambam hanya mendesis ngeri, "Memang gen psikopat hinggap ditubuh Limario."
Setelah ia selesai melawan sendirian para musuhnya, limario mengacak rambutnya yang basah karena keringatnya sendiri. Ia menatap lawannya yang sudah terkapar dengan kondisi mengenaskan.
"Lemah!"
Limario berjongkok melihat salah satu lawannya yang masih hidup, "Harusnya tuan kalian mengirim orang lebih banyak lagi!"
"Aku tidak akan bertanya siapa tuan kalian, dia akan muncul dengan sendirinya..." Ucapnya menepuk-nepuk pipi lawannya itu.
Limario berdiri dengan tegasnya, "Ini sebagai sentuhan terakhir untukmu!" Ia menendang rahang salah satu orang itu yang masih tersadar.
Krek!
Bunyi itu adalah pertanda bahwa leher orang itu telah patah.
ARRRGHHHH!!!!
Teriak Limario, "Aku butuh lebih banyak lagi, Bam!!"
"Stop! Dengan segini saja kau sudah mengibar bendera perang kemereka, Lim!" Seru Bambam jengkel.
"Mereka duluan yang mulai!" Desis Limario dengan kedua tangan terkepal.
Bambam menatap orang-orang yang telah terkapar di jalanan dengan cucuran darah memenuhi muka mereka.
"Ini mati semua?" Tanya Bambam sembari meneliti 30 orang dengan menendang-nendang satu persatu.
Bambam menghela nafas kasarnya dan menatap tajam Limario, "Terus mayat ini harus diapain?"
"Terserah, kasih saja mereka menjadi santapan singa dan buaya peliharaan dikandang!" Ujar Limario datar.
"Terus kau ingin kemana? Menemui Jennie dengan luka lebam diwajahmu itu? Dia akan khawatir!" Sarkas Bambam sinis.
Mendengar pertanyaan sarkas dari sepupunya itu membuat Limario terdiam dan membenarkan hal itu. Jennie akan merasa khawatir dengan luka diwajahnya saat ini.
"Dia pasti menungguku, bam! Dia akan marah padaku tidak menepatkan janjiku padanya"
Bambam sangat ingin membenturkan kepala Limario ke aspal sekarang, lalu mencabik-cabik otaknya hingga tidak berbentuk lagi. Bisa-bisanya sekarang Masternya itu menjadi budak cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm For You
RomanceKisah seorang pria yang lembut dan penuh kasih sayang. Siapa yang tidak mengenalnya? anak dari konglomerat terkaya di dunia. Fisik dan kastanya mampu menjajah hati para wanita. seseorang yang memiliki reputasi besar seperti ayahnya. Pria tersebut me...