Side Story - Chan Seungmin part 1

226 15 5
                                    

~~~~Warning almost 3k word~~~~~~~

600 tahun yang lalu, sebuah daerah di Norwegia

"Celine!, apa kau hendak ke pinggir hutan lagi ? Mau ku temani ? " Tanya Marcus sambil berjalan pincang kearah Celine

"Tidak perlu Marcus, aku bisa sendiri." Jawab Celine sambil tersenyum mencoba ramah, Marcus adalah anak tertua penempa besi di desa. Celine tau Marcus menyukainya, namun tidak dengan orang tua marcus yang kurang menyukainya, orang tua marcus juga sudah menyuruhnya untuk segera menikah.

"Celine, itu berbahaya kau bisa sa-"

"Aku bisa melindungi diriku sendiri, lagi pula aku tidak akan lama." Seru Celine sambil mulai melangkah cepat ke arah hutan, memotong ucapan Marcus. Celine mulai jengkel karena Marcus akhir-akhir ini mulai sering mengunjungi nya, namun dia juga tidak bisa memilih, hanya Marcus yang menemaninya. Sejak Ayahnya meninggal karena binatang buas saat berburu 5 tahun yang lalu, dan ibunya yg tanpa sengaja terjatuh ke jurang 3 tahun kemudian, meninggalkannya sendiri yang kini berusia 18 tahun. Orang-orang di desa mulai menjauhinya, menganggapnya pembawa sial, hanya segelintir orang yang masih ramah kepadanya. Bisa bekerja di ladang kecil milik keluarganya, dan menerima beberapa pekerjaan buruh dari warga desa yang lain sudah cukup untung baginya.

"Sepertinya jamur itu bisa dimakan" Ucapnya sambil berjongkok untuk mengumpulkan jamur di dekat pohon beberapa langkah masuk ke hutan, lumayan untuk tambahan protein pada makan malamnya. Dia menepuk keranjang yang dia bawa dengan puas, sudah banyak berbagai jamur dan tumbuhan yang dia kumpulkan.

"Sepertinya cukup, mari pu-" Celine menghentikan monolognya, melihat di dekat kakinya ada bercak darah, dia pun menunduk, mengambil sedikit darah dengan ujung jarinya, lalu membawa jarinya mendekati hidung. Dia pernah diajari dasar dasar berburu oleh ayahnya saat masih kecil, salah satunya adalah membedakan bau darah manusia dan hewan.

"Manusia ? apakah ada anak nakal yang masuk ke hutan lagi ?" Monolognya sambil berjalan perlahan menyusuri jejak darah di tanah dengan tangan mulai meraih belati yang berada di belakang pinggangnya, berjaga jaga bila ada hewan buas.

Celine terus melangkah hingga mendekati daerah hutan yang berbatasan dengan pinggir jurang, melihat seonggok manusia yang bersandar di pohon besar paling ujung bajunya penuh berlumuran darah. Dilihat dari pakaian dan rambutnya kemungkinan seorang pria. Celine mendekatinya perlahan tanpa suara, mencoba mengamati tubuh pria tersebut. Namun nihil, dari jauh dia tidak mampu melihat pergerakan dada pria tersebut yang menandakan pria itu tidak bernafas. Celine makin mendekat, tiba tiba kepala pria itu mendongak perlahan. Mata pria tersebut juga mulai terbuka, iris berwarna merah menyala menatap balik matanya. Mata Celine membola dan dia membeku di tempat, seperti sedang ditatap oleh hewan buas yang akan mengejarmu ketika kau bergerak sedikit saja. Genggaman tangan Celine pada belati yang masih di pinggangnya mulai berkeringat sama halnya seperti dahinya. Pria tersebut menutup matanya sejenak, dan saat dia membuka mata kembali pendar merah itu tiada. Saat itu juga Celine mundur perlahan hingga terjatuh di tanah. Dirinya membeku, menatap wajah pria tersebut yang kini melunak, membuatnya sempat berfikir bahwa mata dan tatapan yang ia lihat tadi hanyalah sebuah ilusi cahaya hutan menjelang malam.

"Nona muda, aku butuh bantuanmu" Ucap pria tersebut parau dan terbata

Celine berkedip, masih memproses otaknya yang beberapa saat lalu berhenti berfungsi. Ketika sang pria tersebut tersenyum padanya, Celine merangkak mundur beberapa langkah.

"Maafkan aku bila aku membuatmu terkejut, tapi bukankah bila ada orang yang terluka, kau harus menolongnya ? kita harus saling membantu di dunia yang kejam ini bukan ?" Ucap pria itu dengan senyum semakin lebar sampai terlihat lesung pipi. Itu seperti menyadarkan Celine, dia perlahan mendekati pria itu.

Fated || Minsung [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang