Chapter 2 - How they meet [Jisung side]

577 71 3
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Italic = perkataan dalam hati/pikiran

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Han Jisung, pria yang sedang berada di kabin miliknya di tengah-tengah hutan bersalju Alaska yang sedang menguliti dan memotong daging moose yang telah dia buru tadi. 

"Ini aku yang paranoid atau sepertinya memang ada yang memperhatikanku saat aku berburu tadi" Monolognya. "Bagaimana menurutmu Serene ?" Tanya Jisung ke inner wolf nya.

"Menurutku juga begitu, aku merasa ada yang memperhatikanku mulai dari saat aku menerkam moose ini." Jawab Serene yang hanya dapat didengar oleh Jisung. 

"Tapi ada sesuatu yang mengangguku. Bukan perasaan terancam atau sesuatu yang mengganggu lain nya. Perasaan aneh ini, lebih seperti....." Serene mengantung perkataannya

"Apa yang coba kau sampaikan Serene, perasan apa maksudmu ?" Tanya Jisung kembali, kecepatan memotongnya menurun. Memfokuskan pada apapun yang akan Serene katakan beikutnya. 

"Perasaan rindu ini, seperti yang pernah aku rasakan sebelumnya. Aku merasa tarikan dari mate bond kita." kalimat itu membuat Jisung menghentikan aktifitasnya.

 "Apa maksud mu Serene ? apa tidak memiliki mate membuat jiwamu tidak stabil ? Apa kau lupa aku membunuh mate kita dengan tanganku sendiri ?" Jawab Jisung sambil perlahan melanjutkan memotong daging menjadi beberapa bagian yang hampir selesai. 

"Maka dari itu aku merasa aneh, tapi aku tidak salah mengenai mate bond. Dan aku tidak gila, jangan berfikir untuk memaksaku tidur ke alam bawah sadarmu hanya karna aku mengungkit tentang mate" Seru serene yang diakhiri dengan ancaman. Tanpa sadar Jisung mengeluarkan suara geraman, jelas itu berasal dari Serene. 

"Wow wow wow, slow down Serene. Aku tidak menuduhmu gila atau apapun. Aku tau mate bond lebih berpengaruh padamu dari pada ke egoku. Hanya saja kenapa mom tidak memberitahu kita tentang ini. Apa ini alasan mengapa mom tidak mengatakan apapun saat aku pamit kepadanya untuk membunuh mate kita ? Jadi menurutmu mate kita disekitar sini atau bagaimana ?" Tanya Jisung, meskipun dia juga paham Serene tidak memiliki jawaban atas pertanyaannya. Lalu dia mulai merapikan pekerjaannya dan bersiap untuk membuat makan malam. 

"Aku juga tidak paham, aku tidak paham apa yang aku rasakan saat ini. Dan perkara mom, bukankah dia selalu begitu. Sepertinya dia tau sesuatu dari Aunt Dahyun, tapi dia tidak pernah memberitahu kita." Jisung menghembuskan nafas setelah pernyataan dari Serene. Tangannya berhenti bergerak.

"Aku menyayangi mom, tapi sifat mom yang itu membuatku sedikit kecewa padanya. Dia menyuruh kita menjalani takdir, seperti takdir itu milik kita. Tapi sebenarnya tidak. Bukan berarti aku membenci moon goddess, tapi ini sedikit tidak adil dengan kemampuan clairvoyance Aunt Dahyun. Bukan juga aku membenci kemampuannya, hanya saja Aunt Dahyun terlalu sering dengan tidak sengaja menceritakannya."Seru Jisung yang diakhiri dengan helaan nafas 

"Well, apa yang bisa kita lakukan juga dengan itu. Kita pernah ingin merubah takdir tapi kau tau apa yang terjadi. Kita tidak bisa merubah apa yang sudah di takdirkan" Seru Serene membuat suasana bertambah suram. Jisung meng hela nafas kembali. 

"Mari lupakan masalah itu, dan beritahu aku jika - " 

Tok Tok Tok

Perkataan Jisung terpotong oleh suara ketukan pintu, sepertinya dia terlalu hanyut dalam obrolannya dengan serene. Karna bersamaan dengan ketukan pintu, dia dapat merasakannya. Indra nya juga membenarkan prasangkanya bahwa yang dibalik pintu bukanlah manusia. Dan rengekan dari serene membuatnya sedikit terkejut. Karna tidak merasakan hawa permusuhan, Jisung berjalan menuju pintu kabinnya dan membuka pintu tersebut.

Fated || Minsung [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang